Breaking News

GAMETOSIS BAB 4

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan Spermatogenesis
Gambar literatur
Keterangan
Preparat testis marmut



1.      Membran basalis
2.      Spermatogonium
3.      Spermatosit I
4.      Spermatosit II
5.      Spermatozoid
6.      Lumen

(Preparat histologis ovarium marmut)
Folikel primordial

1.      Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2.      Folikel utama yang terdapat sebelum lahir.
Folikel primer

(Iqbal, 2007)

1.      Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel berbentuk kubus.
2.      Dipisahkan oleh zona pelusida.
Folikel sekunder

1.      Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh beberapa lapis sel granulosa.
2.      Oosit mencapai besar maksimal.
3.      Sel folikuler berbentuk kubus.
Folikel tersier (folikel sedang tumbuh)
1.      Volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar.
2.      Terdapat beberapa antrum di antara sel-sel   granulosa.
3.      Jaringan ikat stroma membentuk teka interna dan eksterna.
Folikel de Graaf (folikel matang atau mature)








1.      Berukuran paling besar.
2.      Antrum menjadi sebuah rongga besar.
3.      Rongga terisi oleh cairan liquor folliculi
4.      Oosit dikelilingi oleh corona radiata.
5.      Oosit yang diselaputi beberapa lapis sel granulosa berada dalam suatu jorokan ke dalam antrum yang disebut cumulus oophorus.
Corpus luteum


1.      Berasal dari folikel de Graaf yang ovumnya telah berovulasi.
2.      Disebut juga badan kuning.
3.      Ada 2 macam yaitu : corpus luteum spurium dan corpus luteum verum.
Spermatogenesis

1.   Spermatogonia
2.   Spermatosit primer
3.   Spermatosid Sekunder
4.   Spermatid
5.   Sperma
6.   Lamina Basalis
7.   Lumen


4.2  Pembahasan
4.2.1  Proses Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus. Pada pengamatan preparat histologi testis marmut kemarin nampak terlihat spermatogonium terletak di daerah dekat membran basalis. Ukuran dari spermatogonium relatif kecil dan berbentuk agak oval. Setelah spermatogonium nampak spermatosit I yang berukuran paling besar dan berbentuk bulat, letaknya agak menjauh dari membran basalis. Pada bagian selanjutnya terlihat adanya spermatosit II yang ukurannya setengah dari spermatosit I. Bentuknya sama seperti pada spermatosit I yaitu berbentuk bulat dan letaknya mendekati lumen. Kemudian pada daerah lumen nampak adanya spermatozoid yang bergerombol di dalam sel sertoli. Pada preparat kemarin terlihat sel sertoli terleta1k di antara spermatogonium.
           Spermatogonium berukuran relatif kecil, berbentuk agak oval, intinya berwarna kurang terang, terletak berderet didekat atau melekat membrana basalis. Spermatosit I berukuran paling besar, berbentuk bulat, intinya berwarna kuat, dan letaknya agak menjauh dengan membrana basalis. Spermatosit II berukuran agak kecil atau setengah dari spermatosit I, berbentuk bulat, warna intinya lebih kuat, dan terletak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen). Spermatid berukuran kecil, berbentuk agak oval, warna intinya kuat, kadang-kadang piknotis,dan  terletak di dekat lumen. Spermatozoid merupakan spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen (Kholil, 2009).
Sel germinatif disebut spermatogonia. Sel-sel ini berada di dasar tubulus, selapis. Dengan jaringan interstitial dibatasi oleh lamina basalis. Lamina basalis terdiri dari lapisan tipis di dasar epitel germinal, mengandung butiran halus dan jalinan serat halus. Spermatogonia berproliferasi terus menerus membentuk sel spermatogenik : spermatosit, spermatid, spermatozoa. Spermatogonia adalah sel induk gamet, spermatozoa adalah gamet matang (Yatim, 1990).
Spermatogonia itu bermitosis membentuk spermatogonia. Spermatogonia akan bermitosis lagi berulang-ulang akan membentuk sel-sel anak, disebut spermatosit primer I. Spermatosit primer menempuh meiosis I, terbentuk 2 spermatosit sekunder II. Setiap spermatosit sekunder menempuh meiosis II, terbentuk 2 spermatid. Spermatid kemudian mengalami transformasi (berubah bentuk) menjadi spermatozoon (Partodihardjo, 1992).
Sel sertoli terletak di antara spermatogonia, tegak pada lamina basalis dan puncaknya mencapai lumen. Sel sertoli berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi sel-sel spermatogenik, memakan sel-sel spermatogenik yang abnormal atau sisa spermatid, menggetahkan lendir yang ikut membina plasma semen, menggetahkan hormon estrogen, dan menggetahkan ABP untuk mengikat androgen dari sel leydig. Sel leydig berbentuk bundar atau polygonal dan inti berada ditengah dan sitoplasma banyak mengandung butiran lemak. Di dalam sel itu dihasilkan hormon kejantanan, androgen atau testosteron (Yatim, 1990).
Jika di amati di bawah mikroskop elektron, sel Sertoli memiliki banyak tonjolan sitoplasma. Tiap tonjolan merangkul sel spermatogenik sekitar dan mendorongnya makin dekat ke lumen sesuai dengan pertumbuhannya yang makin sempurna makin dekat ke lumen (Yatim, 1996).
4.2.2     Proses Oogenesis
Pada pengamatan preparat histologis ovarium marmut kemarin tampak terlihat beberapa folikel di dalam stroma. Disini ada tiga tahap pertumbuhan folikel yaitu : folikel primordial, folikel tumbuh dan folikel de Graaf. Folikel primordial berada di paling pinggir cortex, folikel yang tumbuh dan yang matang berada di kedalaman cortex itu.
Folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih. Folikel primer terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh zona pelusida. Folikel sekunder terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa. Folikel tersier volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) di antara sel-sel granulosa. Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna. Folikel matang (folikel Graaf) berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar, berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata, dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut kumulus ooforus.
Pada folikel primordial terdiri dari satu oosit (primer) yang diselaputi oleh selapis sel folikel yang gepeng. Oosit I tumbuh dari mitosis oogonium, disusul dengan meiosis I sampai tingkat profase saja, lalu berhenti dan folikel itupun jadi dormant. Ia akan tumbuh jika dapat giliran nanti setelah wanita pemiliknya dewasa (Yatim, 1996).
Folikel tumbuh terdiri dari tiga tahap yaitu folikel primer, folikel sekunder dan folikel tersier. Folikel primer oosit diselaputi selapis sel folikel bentuk kubus. Terbentuk selaput oosit dibawah lapisan folikel, disebut zona pellucida. Folikel sekunder oosit diselaputi 3-5 lapis sel folikel bentuk kubus disebut stratum granulosum. Folikel tersier volume stratum granulosum jadi lebih besar daripada folikel sekunder karena terbentuk celah pada beberapa tempat, celah itu berisi cairan disebut antrum.sel jaringan ikat stroma yang melingkup menyusun diri membentuk lapisan di sebelah luar stratum granulosa, sebelah dalam techa interna dan sebelah luar theca eksterna (Yatim, 1996).
                Folikel de Graaf disebut juga folikel matang, oosit di selaputi oleh sel folikel yang terdiri dari beberapa lapis berada dalam cumulus oophorus, satu tonjolan stratum granulosum ke arah antrum. Antrum kini jadi satu dan lebih luas daripada folikel tersier, rongganya berisi cairan liquor folliculi. Lapisan sel folikel yang menyelaputi oosit disebut dengan corona radiata (Yatim, 1996).
Corpus luteum atau badan kuning berasal dari folikel de Graaf yang ovumnya telah berovulasi. Badan itu berwarna kuning karena sel granulosanya yang mengandung pigmen lipokrom yang berwarna kuning. Corpus luteum ada dua macam yaitu corpus luteum spurium dan corpus luteum verum. Strukturnya tak beda hanya saja hadirnya dalam ovarium yang berbeda (Partodihardjo, 1992).
Seperti halnya pada jantan, oogenesis pun mempunyai tiga tahap yaitu : proliferasi, meiosis dan transformasi atau pematangan. Yang sangat menyolok antara kedua jenis kelamin adalah spermatogenesis berlangsung setelah akil baligh sedangkan oogenesis sudah mulai semasa embrio awal, terhenti sebagian waktu lahir dan dilanjutkan setelah akil baligh. Bedanya lagi ini terutama pada orang dan Mammalia piara, jantan tidak memiliki daur pembiakan yang jelas sedang betina ada memiliki daur itu. Daur itu berlangsung 28 hari rata-rata pada orang dan ditandai dengan terjadinya secara berkala menstruasi (Partodihardjo, 1992).

No comments