Breaking News

RUMPUT LAUT DI PERAIRAN JEPARA BAB 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Morfologi
            Morfologi dari rumput laut ini tidak mempunyai perbedaan antara akar, batang dan daun. Keseluruhan dari tumbuhan ini dikenal dengan thallus. Bentuk thalus bermacam-macam, ada yang berbentuk bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, seperti rambut dan lain – lain. Susunan thallus ada yang terusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun dari banyak sel (multiseluler).
            Bentuk percabangan thalus bermacam-macam ada yang dichotomous (dua-dua terus menerus), pinnate (dua-dua berlawanan sepanjang thalus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi thalus utama), verticillate (berpusat melingkari aksis atau batang utama) dan ada juga yang tidak bercabang (lihat gambar 1).
            Sifat substansi thallus beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious).
               Pigmen yang terkandung dapat digunakan untuk menentukan rumput laut masuk ke dalam masing-masing divisinya. Rhodophyta atau algae merah mempunyai  pigmen assesoris / pigmen yang dominan berupa fikoerithrin dan fikosianin, Chlorophyta atau algae hijau mempunyai pigmen klorofil b dan Phaeophyta mempunyai pigmen fukosantin. Tetapi secara penampakan sulit untuk untuk membedakan rumput laut dalam masing-masing divisinya, hal ini disebabkan karena algae merah kadang-kadang berwarna coklat kekuningan atau bahkan coklat kehitaman. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang berubah dan kejadian ini merupakan proses modifikasi yaitu perubahan bentuk dan sifat luar (fenotif) yang tidak kekal sebagai akibat dari pengaruh lingkungan antara lain iklim, dan oseanografi yang cukup besar (Soegiarto dkk, 1978). Untuk mengetahui bahwa algae itu merah indikasinya adalah kalau algae tersebut mengalami kekeringan maka warnanya akan berubah menjadi merah atau keungu-unguan.
2. Taksonomi
            Rumput laut atau seaweed dalam klasifikasinya termasuk dalam divisi tersendiri yaitu Thallophyta (tumbuhan berthalus) yaitu suatu tumbuhan yang mempunyai struktur kerangka tubuh yang tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak berbatang atau keseluruhan tubuhnya berbentuk thalus. Dengan perkembangan dan kemajuan alat, maka rumput laut dibagi berdasarkan komposisi pigmen yang dominan, komposisi dinding sel, siklus hidup, ada tidaknya flagella dan persediaan karbohidratnya atau cadangan makanan.
3. Tempat tumbuh
            Rumput laut dapat tumbuh hampir disebagian besar hidrosfir sampai batas kedalaman kurang lebih 200m, yang mana batas-batas untuk syarat hidupnya masih memungkinkan.
            Rumput laut sebagai fitobenthos dengan menancapkan atau melekatkan dirinya pada substrat lumpur, pasir, karang, pecahan karang mati, kulit kerang, batu ataupun kayu.          
4. Faktor lingkungan yang berpengaruh
              Pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik lingkungan abiotik seperti cahaya, salinitas, temperatur, gerakan air dan ketersediaan zat hara. Sedangkan faktor biotik berupa organisme laut. Pertumbuhan rumput laut yang terkait dengan faktor tersebut penting artinya dalam budidaya.
            Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut diantaranya adalah :
- Cahaya.
            Cahaya merupakan syarat mutlak bagi kehidupan rumput laut (Adey & Lovellankd, 1991; Lalli & Parson, 1993). Cahaya yang berfungsi untuk pertumbuhan dalam bentuk intensitas cahaya, panjang gelombang dan lama penyinaran (Lobban & Harrison, 1997).
- Salinitas.
            Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh pada pertumbuhan rumput laut. Salinitas adalah jumlah garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter larutan (Lalli & Parson, 1993). Sifat osmotik air laut berasal dari seluruh garam yang terlarut di dalamnya. Semakin besar garam yang terlarut di dalam air, tingkat salinitas akan semakin tinggi (Adey  & Lovelland, 1991). Dinyatakan juga bahwa ion yang dominan akan menentukan posensial osmotik air laut adalah Natrium (Na+) dan Chlorida (Cl-) masing-masing sebesar 30,61% dan 55,04 % dari seluruh ion terlarut.
Peran zat hara bagi kehidupan rumput laut.
            Zat hara terutama nitrat dan fosfat merupakan faktor penting bagi pertumbuhan rumput laut. Nitrogen diserap dalam bentuk NO3- (Zottoli & Mc. Connaughey, 1983). Pada algae merah kekurangan unsur nitrat akan menghambat pertumbuhan. Hal ini karena nitrogen merupakan unsur utama penyusun asam amino, asam nukleat, protein dan hormon (Braga & Yoneshigue – Valentine, 1994). Sousa – Pinto et al. (1996) menyatakan bahwa nitrogen berperan pada kandungan agar algae merah. Apabila nitrat yang tersedia sedikit akan menyebabkan terjadinya penurunan kandungan agar.
            Unsur fosfor diserap dalam bentuk H2PO4 (Zottoli & Mc. Connaughey, 1983). Fosfor yang diserap alga, berfungsi sebagai penyusun membran plasma, asam nukleat dan senyawa berenergi tinggi (Adenosin Tri Fosfat – ATP). Pada alga merah pertumbuhan akan lebih baik jika dipupuk dengan fosfat (Colina, 1976). Sedangkan Chopin et al.  (Sousa – Pinto et al., 1996) menyatakan bahwa fosfat berperan pada kualitas agar pada Agardiella subulata.
            Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan dalam jumlah kecil (Boney, 1976). Dinyatakan juga bahwa tumbuhan akan tumbuh lebih cepat dan memberi hasil lebih banyak jika diberi tambahan vitamin, khususnya vitamin B yang berfungsi sebagai biokatalisator / koenzim.

No comments