Breaking News

Keanekaragaman dan luas tutupan terumbu karang di Pulau Melinjo, Taman Nasional Kepulauan Seribu

Keanekaragaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal atau keadaan yang beranekaragam. Keanekaragaman adalah kumpulan seluruh penghuni biosfer yang berhubungan antara satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ingginya keanekaragaman hayati ini di tunjang dengan tingginya keanekaragaman ekosistem di Indonesia. Tingginya keanekaragaman ekosistem, mencerminkan beranekaragamnya spesies tumbuhan dan hewan yang menghuni wilayah ini (Salman, 2004).
Keanekaragaman dalam kajiannya dibidang biologi di sebut dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragamann hayati secara luas di pergunakan untuk tiga tingkatan dari organisasi biologi, yaitu keanekaragaman ekosistem, spesies dan keanekaragaman genetic. Menurut Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) didefinisikan sebagai variabilitas makluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya ekosistem daratan ,lautan dan ekosistem perairan lain, serta kompleks-kompleks ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya. Keanekaragaman spesies di laut sangat bervariasi berdasarkan lokasi. Bringgs dalam Norse (1993)  menyatakan bahwa variasi keanekaragaman spesies ditentukan oleh gradien geografi. Gradien geografi di tentukan oleh posisi geografis dan posisi perairan. Posisi geografis bervariasi mulai dari perairan tropis dan perairan dingin. Pada ekosistem laut tropis padang lamun dan terumbu karang keanekaragamannya sangat bervariasi, berbeda dengan perairan dingin yang yang jenis bintang laut dan alga coklat yang lebih bervariasi.
Keanekaragaman pada suatu ekosistem berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi keanekaragaman menurut Krebs (1978), adalah:
1.      Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang belum berkembang. Waktu dapat berjalan dalam ekologi lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi.
2.      Heterogenitas ruang, semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebar dan semakin tinggi keragaman jenisnya.
3.      Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme menggunakan sumber yang sama yang ketersediannya kurang, atau walaupun ketersediannya cukup, namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
4.      Pemangsaan, untuk mempertahankan komunitas populasi dari jenis persaingan yang berbeda di bawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemunginan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman. Apabila intensitas dari pemangsaan terlalu tinggi atau rendah dapat menurunkan keragaman jenis.
5.      Kestabilan iklim, makin stabil, suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu lingkungan tersebut. Lingkungan yang stabil, lebih memungkinkan keberlangsungan evolusi.
6.      Produktifitas, juga dapat menjadi syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi.
Keenam faktor ini saling berinteraksi untuk menetapkan keanekaragaman jenis dalam komunitas yang berbeda. Keanekaragaman spesies sangatlah penting dalam menentukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam akibat turut campur tangan manusia (Michael, 1995).
Hambatan lingkungan merupakan faktor biotik dan abiotik di ekosistem yang cendrung menurunkan fertilitas dan kelangsungan hidup individu-individu dalam populsi organisme. Faktor tersebut menghalangi suatu organisme untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi biotiknya. Foktor-faktor ligkungan tersebut ada dua yaitu faktor yang berasal dari luar populasi (faktor ekstrinsik) terdiri dari faktor biotik seperti makanan, peredasi dan kompetisi dan faktor abiotik seperti iklim, tanah, air dan faktor yang berasal dari dalam populasi (faktor intrinsik) seperti persaingan intrasfesifik dalam bentuk teritorialitas dalam tekanan sosial (Untung, 1996).
Untuk faktor posisi perairan, daerah yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia adalah perairan Indo-Pasifik Barat yang meliputi perairan Philipina, Indonesia, Australia Barat Laut. Daerah Pasifik Barat dan Atlantik Barat memiliki keanekaragaman yang lebih sedikit di banding perairan Indo-Pasifik Barat.

No comments