Breaking News

Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di perairan dangkal daerah tropis, dengan produktivitas primer dnegan keanekaragaman yang tinggi. Meskipun terumbu karang dapat di temukan di berbagai tempat di seluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah  tropis saja terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga menjadikannya sebagai spawning ground dan nursery ground bagi berbagai biota laut (Nybakken, 1988).
Luas tutupan karang di Indonesia sekitar 14 % dari total penutupan terumbu karang dunia. Namun demikin ssekitar 60 – 70 % telah mengalami kerusakan yang sangat erius dan  hanya 50 % saja yang masih dalam  kondisi baik (Tomaseik et al, 1997).
Ekosistem terumbu karang merupakan suatu kumpulan dari tumbuhan dan hewan dan saling bersimbiosis serta berada didaerah perairan laut dangkal. Kumpulan tersebut menghasilkan zat kapur yang diendapkan melalui proses ratusan tahun yang membentuk struktur terumbu karang. Komponen terpenting suatu terumbu karang adalah hewan karang yang termasuk kedalam filum Cnidaria, kelas Anthozoa, ordo Scleractina dan family Scleractinae (Kimball, 1999).
Terumbu karang (coral reef) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme organisme yang dominan yang hidup pada terumbu karang adalah binatang binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan alga yang banyak diantaranya juga mengandung kapur. Berkaitan dengan hal diatas. Terumbu karang di bedakan antara ­binatang karang atau karang sebagai individu organisme atau komponen dari masyarakat dan terumbu karang sebagai suatu ekosistem (Suharsono, 1996).
Supriharyono (2000) mengatakan bahwa terumbu karang hidup dengan baik di daeerah tropis.ekosistem terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara diseluruh dunia, namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami kerusakan. Namun, pada kedalaman sekitar 15 m sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.  
Fungsi bangunan terumbu sebagian besar dibentuk  oleh karang pembangun terumbu (hermatypic), yang membentuk endapan kapur (aragonit) massif. Kelompok karang hermatypic diwakili sebagian besar oleh ordo Scleractinia (Subklas Hexacorallia). Dua spesies dalam kelompok ini termasuk dalam ordo Octocorallia (Tubipora musica dan Heliopora coerulea), dan beberapa spesies kedalam kelas Hydrozoa (hydrocoral Millepora sp. dan Stylaster roseus). Karang hermatypik mengandung alga simbion zooxanthellae yang sangat mempercepat proses calsifikasi, dengan demikian memungkinkan karang inangnya membangun koloni massif.
Menurut Ongkosongo (1988) terdapat enam bentuk pertumbuhan karang batu yaitu (1) Tipe bercabang (branching), (2) tipe padat (massive), (3)tipe kerak (encrusting), (4) tipe meja (tabulate), (5) tipe daun (foliose), dan (6) tipe jamur (mushroom). Sesuai dengan fungsinya dalam membangunan karang (hermatypik-ahermatypik) dan, kepemilikannya atas alga simbion (symbiotic-asymbiotic), kerang dapat dibagi lagi dalam kelompok berikut: (Sorokin, 1993)
1.      Hermatype-symbiont. Kelompok ini meliputi sebagian besar karang scleractinia pembangun terumbu.
2.      Hermatype-asymbiont. Karang-karang yang tumbuh lambat ini dapat membangun skeleton kapur massif tanpa pertolongan zooxanthellae, dimana mereka dapat hidup pada lingkungan gelap, dalam gua, terowongan, dan bagian yang dalam dari kontinental solpe. Diantara mereka adalah slceractinia asymbiotic Tubastrea dan Dendrophyllia, dan hydrocoral Stylaster rosacea.
3.      Ahermatype-symbionts. Diantara Scleractinian ada yang termasuk dalam kelompok fungiid kecil ini, seperti Heteropsammia dan Diaseris, dan juga karang Leptoseris (family Agaricidae), yang ada sebagai polyp tunggal atau sebagai koloni kecil, dan karenanya tidak dapat dimasukkan dalam pembangun terumbu. Kelompok ini juga hampir seluruhnya merupakan octocoral-alcyonaceans dan gorgonacean yang memiliki alga simbion tetapi tidak membangun koloni kapur massif.
4.      Ahermatypes-asymbionts. Untuk kelompok ini ada diantara beberapa spesies scleractinia dari genera Dendrophylla dan Tubastrea yang memiliki polyp kecil. Termasuk juga hexacoral dari ordo Antipatharia dan Corallimorpharia, dan asymbiotic octocoral. 
          Komunitas karang terdiri dari karang pembuat terumbu (hermatypic) maupun karang yang tidak membuat terumbu (ahermatypic). Sebagian besar karang pembuat terumbu yang paling dominan adalah ordo Scleractinia. Komunitas scleractinian yang menempati terumbu karang laut dunia sangat beragam. Jumah total dari taxa-nya mendekati 800 spesies yang masuk dalam 110 genera (Sorokin 1993). Komunitas tersebut hidup dalam perairan hangat pada daerah dimana suhu air tidak kurang dari 18-19 0C pada musim dingin dan pada kedalaman 80- 100m, dibatasi oleh cahaya yang mereka butuhkan sebagai hewan simbiosis. Komposisi fauna scleractinia dan juga tingkat diversitasnya bervariasi dalam area dan wilayah yang berbeda.
         Total jumlah generanya mencapai maksimum pada wilayah Indonesia,Philipina-Australia Utara, dimana lebih dari 70, dengan total jumlah spesies 250-350. Dahuri (2003) menyebutkan bahwa sampai tahun 1998 jumlah spesies karang Scleractinian yang telah tercatat di seluruh perairan Indonesia diperkirakan sebanyak 364 spesies dari 76 genera. Sedangkan menurut Borel-Best dkk (1989) dalam Supriharyono (2000) jenis terumbu karang yang di temukan di perairan Indonesia Timur hasil Ekspedisi Snellius pada tahun 1984 adalah 76 genera dengan 362 spesies. Ada lebih dari 480 spesies kerang batu (Scleractinian) yang telah di data di Indonesia timur merupakan 60% spesies scleractinian dunia (Burke et al, 2002).
         Veron (2002b) menyatakan bahwa sebanyak 490 spesies telah diketahui dari perairan timur Indonesia dan sebanyak 581 spesies tercatat berada diseluruh Indonesia. Veron (2002a)menyatakan bahwa sebanyak 456 spesies dari 77 genera berhasil ditemukan selama survai RAP di Kepulauan Raja Ampat Papua. Selain itu terdapat 9 spesies yang belum diketahui nama spesiesnya..Menurut Tomascik dkk. (1997a) jumlah genera karang pembuat terumbu berjumlah 80 dengan jenis spesies 45.
       Diantara varietas besar dari taxa modern scleractinian hermatypic, dapat dibedakan tiga kelompok. Dua yang pertama memiliki strategi hidup yang berlawanan yaitu r-strategy dan k-strategy. Dan kelompok ketiga adalah di tengah-tengah antara kedua keolmpok itu. Kelompok pertama adalah karang (r-strategy) yang hidup oportunistik (mengembara) dalam ukuran koloni kecil atau sedang, memiliki pertumbuhan terbatas, mencapai kematangan seksual lebih awal, dan menghabiskan sebagian besar energinya untuk breeding (menambah keturunan). Sebagian besar dari kelompok ini memiliki siklus pembelahan seksual setiap bulan. Mereka mempunyai durasi hidup yang pendek dan laju pertumbuhan yang tinggi.
        Keberhasilan kelangsungan hidupnya ditingkatkan melalui fertilisasi yang intensif dengan persyaratan untuk hidup berkompetisi dalam substrat yang keras. Untuk mkasud itu mereka juga mengembangkan perkembangbiakan vegetatif melalui pembentukan tunas (membentuk cabang). Karang oportunistik dapat hidup pada berbagai jenis tekanan seperti eksposure (terbuka), tekanan salinitas rendah, polusi, dan perairan panas dan keruh pada perairan terumbu yang dangkal.
        Diantara karang oportunistik yang umum di terumbu Indo-pasifik adalah Stylopohra pistillata, Psammocora contigua, Pocillopora damicornis, Seriatipora histrix, dan beberapa spesies dari genera Montipora, Acropora, dan Pavona. Kelompok karang konservatif (k-strategy) menggunakan sebagian besar energinya untuk pertumbuhan dan metabolisme. Pertumbuhannya tak terbatas. Koloni yang tua dapat mencapai diameter 1-3 m. Sehubungan dengan itu mereka menggunakan sebagian kecil energi untuk perkembangbiakan dan mengatasi kerasnya substrat yang ada pada seluruh formasi koloni besar dan memiliki umur yang panjang. Mereka dapat hidup selama puluhan atau ratusan tahun. Secara fenotif, terumbu karang terbentuk dalam berbagai lingkungan dengan adaptasi ecomorfologi yang banyak. Diantaranya adalah terumbu karang dari sebagian besar spesies dengan genus Acropora. Sebagaian besar  genus Acropora dari Pavona, Hydronophora, Galaxea, dan Goniopora. Selain ordo Scleractinian terdapat famili lain yang menghasilkan terumbu yaitu Alcyoniina.

No comments