Breaking News

BTP PEMANIS BUATAN

Definisi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.

Yang dimaksud dengan BTP Pemanis Buatan adalah BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada produk pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori. Bahan ini hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu. Pemanis buatan  pada awalnya diproduksi komersial untuk memenuhi ketersediaan produk makanan dan minuman bagi penderita Diabetes mellitus yang harus mengontrol kalori makanannya. Dalam perkembangannya, pemanis buatan juga digunakan untuk meningkatkan rasa manis dan citarasa produk-produk yang mengharuskan rasa manis dan di dalamnya sudah terkandung gula. Ketentuan terkait pemanis buatan dikeluarkan BPOM berupa SK Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor : HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan.


Peraturan Teknis ini terdiri dari :
a) Ketentuan Umum berisi definisi dan informasi yang perlu diketahui.
b) Penggunaan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan.
  • Penggunaan Umum Pemanis Buatan.
  • Penggunaan Pemanis Buatan Golongan Poliol.
  • Persetujuan Penggunaan Pemanis Buatan.
  • Larangan Penggunaan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan.
c) Ketentuan Label.
d) Pengawasan dan Pembinaan.
e) Sanksi.
f) Ketentuan Peralihan.

Selanjutnya Peraturan Teknis ini dituangkan dalam bentuk SNI 01-6993-2004.

Jenis Pemanis Buatan

SNI 01-6993-2004 mengatur 13 jenis
pemanis buatan.  Dalam hal ini, batas maksimum
penggunaan pemanis buatan dibuat per katagori pangan
Tabel 1. Jenis BTP Pemanis Buatan beserta Nilai Kalori dan ADI

No


Jenis BTP Pemanis Buatan
Nilai Kalori
ADI*
Mg/kg BB
Kkal/g
KJ/g
1
2
3
4


5

6

7

8
9
10
11

12

13
Alitam
Asesulfam-K
Aspartam
Isomalt


Laktitol

Maltitol

Manitol

Neotam
Sakarin
Siklamat
Silitol

Sorbitol

Sukralosa

1,4
0
0,4
≥2


2

2,1

1,6

0
0
0
2,4

2,6

0

5,85
0
1,67
≥8,36


8,36

8,78

6,69

0
0
0
10,03

10,87

0

0,34
15
50
tidak dinyatakan karena termasuk Generally Recognized as Safe (GRAS)
tidak dinyatakan karena termasuk GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk GRAS
2
5
11
tidak dinyatakan karena termasuk GRAS
tidak dinyatakan karena termasuk GRAS
15

* ADI : Acceptable Daily Intake (Asupan harian yang dapat diterima) yaitu istilah untuk menentukan jumlah maksimum suatu pemanis buatan yang dinyatakan dengan mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.


Pemanis Non Kalori

Pemanis non kalori umumnya dibuat dari bahan sintetis atau bahan kimia. Pemanis non kalori mempunyai kadar manis yang kuat, jauh lebih kuat dari manis gula alami atau sukrosa. Beberapa pemanis buatan yang masuk pada pemanis non kalori adalah :
a) Alitam (INS 956)
·         Memiliki rumus kimia (C14H25N3O4S.2.5H2O.)
·            Dibuat dari sintesis asam amino L-asam aspartat dan Alanin.
·         Kadar manis 2.000 kali tingkat sukrosa.
b) Asesulfam-K (INS 950)
·               Memiliki rumus kimia C4H4KNO4S.
·            Kadar manis 200 kali tingkat sukrosa
c) Aspartam (INS 951)
·         Memiliki rumus kimia C14H18N2O5.
·         Kadar manis 220 kali tingkat sukrosa

d) Siklamat (INS 952)
·         Memiliki rumus kimia C6H13NO3S.
·         Kadar manis 30 kali tingkat sukrosa.
e) Sakarin (INS 954)
·         Memiliki rumus kimia C14H8CaN2O6S2. 3H2O atau C7H4KNO3S. 2H2O atau C7H4NaNO3S. 2H2O
·         Kadar manis 300 sampai 500 kali tingkat sukrosa
f) Neotam (INS 961)
·         Memiliki rumus kimia C20H30N2O5
·         Kadar manis 7.000 sampai 13.000 kali tingkat sukrosa.
g) Manitol (INS 421)
·   Memiliki rumus kimia C6H14O6.
·         Dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati.
·   Kadar manis 0,7 kali tingkat sukrosa.
  • Dapat menimbulkan efek laksatif jika dikonsumsi lebih dari 20 g/hari.
h) Sorbitol (INS 420)
  • Memiliki rumus kimia C6H14O6.
  • Kadar manis 0,5-0,7 kali tingkat sukrosa.
  • Dapat menimbulkan efek laksatif, jika dikonsumsi lebih dari 50 g/hari.
i) Silitol (INS 967)
  • Memiliki rumus kimia C5H12O5.
  • Umum terdapat pada buah dan sayur.
  • Kadar manis sama dengan sukrosa.
j) Laktitol (INS 966)
  • Memiliki rumus kimia C12H24O11.
  • Dibuat dari proses reduksi glukosa yang berasal dari disakarida laktosa.
  • Kadar manis 0,3-0,4 kali tingkat sukrosa.
  • Dapat menimbulkan efek laksatif jika dikonsumsi lebih dari 20 g/hari.
k) Isomalt (INS 953)
  • Dibuat dari sukrosa melalui dua tahap proses enzimatik, mengandung gluko-manitol dan gluko-sorbitol.
  • Kadar manis 0,45-0,65 kali tingkat sukrosa.
l) Maltitol (INS 965)
  • Memiliki rumus kimia C12H14C11.
  • Dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati.
  • Kadar manis 0,9 kali tingkat sukrosa.
m) Sukralosa (INS 955)
  • Memiliki rumus kimia C12H19Cl3O8.
  • Kadar manis 600 kali tingkat sukrosa.

No comments