Breaking News

Kopi, Kafein dan Kesehatan

Bagi penikmat kopi, kafein sebenarnya bukan hal yang baru. Dalam tubuh seseorang yang telah mengkonsumsi kopi dalam jangka waktu yang lama, kafein telah menyatu dengan system metabolisme tubuhnya, telah beredar dalam aliran darahnya.   Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh National Coffe Association of the USA, dalam secangkir kopi seduhan terkandung 110-150 mg kafein dan dala, kopi instant 40-108 mg kafein. Dengan demikian dalam tubuh seorang yang biasa minum kopi seduhan minimal 3 cangkir sehari, terdapat sekitar 330-450 mg kafein. Lantas apakah jumlah tersebut sudah melampaui ambang batas yang membahayakan ?
Bila dikonsumsi 6 cangkir per hari selama dua minggu berturut-turut, kafein dalam kopi dapat menimbulkan ketagihan. Kafein dapat menjadi racun dan berakibat fatal kalau tingkat konsumsinya mencapai 150 mg per kg berat badan. Misalnya seorang yang memiliki berat badan 70 kg, akan mengalami keracunan yang mematikan (LD50) bila mengkonsumsi kafein 10.500 mg (150 mg/kg  x 70 kg ) atau setara dengan 70-95 cangkir kopi seduhan.

Efek Kafein
Sebagaimana nikotin, kina, morfin, kokain, risinin dan striknin, kafein termasuk kelompok senyawa alkaloid. Selain terdapat pada biji kopi, kafein juga dapat diisolasi dari daun tehh. Dalam secangkir teh terdapat 9-50 mg kafein, tergantung pada lamanya seduhan dan  suhu air, salah satu sifat kafein ialah mudah larut dalam air. Kafein pun terdapat dalam coklat, kola dan obat-obatan.
Pada beberapa obat sakit kepala, kandungan kafein mencapai 35 mg atau lebih. Digunakan karena menimbulkan efek stimulasi sentral, menghilangkan rasa lesu dan menimbulkan rasa nyaman, sekaligus dapat memperkuat daya kerja senyawa paracetamol (N-acetyl-p-aminophenol). Kafein dan paracetamol bersinergi sebagai analgesik (pereda rasa sakit) dan antipiretik (penurun panas). Selain itu, kafein juga merupakan senyawa kimia yang bersifat diuretic (memperlancar buang air kecil) dan banyak digunakan sebagai stimulan (obat yang merangsang aktivitas fungsi organ).

Kafein di Dalam Tubuh
Dalam tubuh manusia senyawa kafein dapat memacu hormon adrenalin, yang berpengaruh terhadap peningkatan  tekanan darah dan detak jantung, sekresi asam lambung, senyawa gula pada aliran darah dan otot dalam kondisi siap beraktivitas. Hal itu yang menyebabkan pada sebagian orang, kopi menjadi minuman pengusir kantuk dan penambah gairah. Dalam kondisi normal, organ hati selalu mengatur kadar gula darah sekitar 0,1 persen. Jika terjadi kelebihan glukosa maka hormon insulin akan merubahnya menjadi glikogen. Sebaliknya jika kekurangan glukosa, hormon adrenalin akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Karena berpengaruh terhadap keseimbangan hormon insulin-adrenalin, maka penderita diabetes melitus (DM) perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi kopi.
Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi (tekanan darah melebihi 140/90) perlu waspada terhadap kopi. Tekanan darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan ginjal (uremia), jantung, pendarahan pada retina dan pecahnya pembuluh darah otak (stroke). Pada sebagian orang, minum kopi dapat menimbulkan jantung berdebar-debar, denyutnya bisa melebihi 80 kali per menit. Hal itu disebabkan efek stimulan kopi. Mengkonsumsi kopi secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang berpotensi mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Otot jantung mendapat makanan dari pembuluh darah nadi korona kiri dan kanan, bila pembuluh darah korona tersumbat terjadilah PJK.
Pada peminum kopi “kelas berat”, penyerapan gula dalam darahnya berlangsung lebih cepat, sehingga keinginan untuk  untuk menambah konsumsi gula terus meningkat. Ternyata hal tersebut memicu terjadinya penumpukan kolesterol, yang berdampak terhadap penebalan, penyempitan dan kekakuan dinding pembuluh darah, dengan demikian PJK pun menjadi sulit dihindari. Selain kop, berbagai bahan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah ialah zat pengawet, pil KB, gula yang dimurnikan, lemak padat, serta obat-obtan seperti anabolic steroida, disopyramide, trimeprazine, chenodiol, dan diuretika thiazide. Kebiasaan merokok dan stress juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Bagi penderita gangguan maag (sakit lambung) mengkonsumsi kopi juga perlu hati-hati, atau sebaiknya dihindari. Konsentrasi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat menimbulkan tukak di selaput lendir, padahal kopi merangsang pengeluaran asam lambung. Dengan makin tingginya konsentrasi asam lambung ada kemungkinan tukaknya mengeluarkan darah.
Penderita penyakit diabetes, jantung, hipertensi dan maag perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi kopi dan minuman lain yang mengandung kafein. Kalaupun mau mencoba aroma kopi, ada baiknya dipilih jenis kopi decaffeinated (dengan kandungan kafein di bawah 5 mg per cangkir). Kemungkinan hal itulah yang menyebabkan Badan  Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Departemen Kesehatan (Depkes) begitu ketat dalam memantau standar kandungan kafein minuman suplemen. Tahun 2001 lalu Badan POM menarik beberapa jenis minuman suplemen dari pasaran, karena rata-rata mengandung 80 mg kafein per botol.  Kandungan kafein yang diijinkan hanya 50 mg kafein per botol.. Sebagian orang memang belum  teliti memperhatikan komposisi berbagai bahan kimia dalam minuman suplemen. Bagaimana jadinya jika seorang pengidap diabetes mellitus atau penderita hipertensi, secara ceroboh mengkonsumi produk minuman suplemen tertentu yang memiliki kadar kafein 80 mg.
Masukan kafein dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi pada proses kehamilan, bahkan dapat menyebabkan keracunan pada janin. Pertumbuhan janin tergantung pada pola konsumsi ibunya yang disalurkan melalui plasenta. Jika si ibu minum kopi secara berlebihan, maka kafein pun diserap oleh janin, hal itu dapat menimbulkan gangguan fisik pada bayi, bahkan bisa lahir dalam keadaan meninggal.

Penutup
Di balik manfaat minum kopi, ternyata ada juga bahayanya. Dengan demikian minum kopi harus secara bijaksana. Terutama  bagi yang mengidap penyakit-penyakit tertentu, minum kopi perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain memilih kopi yang kadar kafeinnya paling rendah (decaffeinated), frekuensinya di batasi, dan benar-benar memperhatikan kondisi tubuh, atau kalau perlu dihindari sampai kondisi tubuh benar-benar sehat. Sedangkan bagi orang yang sehat, minum kopi seduhan atau kopi instant  cukup positif untuk meningkatkan stamina, namun jangan sampai  melampaui batas.  

No comments