Breaking News

Tinjauan Biologis Tanaman Jagung

AKAR

          Ada empat macam akar tanaman jagung, yaitu akar utama (primer), akar tunjang, akar lateral, dan akar rambut. Akar utama yang keluar dari pangkal batang berjumlah antara 20 - 30, sedangkan akar lateral yang tumbuh dari sini tumbuh secara lateral lagi. Bulu-bulu akar terdiri dari satu sel dengan jumlah yang tidak terhingga, tumbuh dari ujung akar lateral.

          Akar rambut berfungsi untuk absorpsi air,  larutan serta pengeluaran zat. Bulu-bulu akar ini berhubungan langsung dengan partikel-partikel tanah. Setiap partikel tanah di bagian luarnya dilapisi oleh film air yang mengandung mineral yang larut di dalamnya dan berasal dari tanah. Air tanah ini dihisap oleh  bulu-bulu akar tersebut. Pengeluaran zat-zat dari bulu-bulu akar membantu membebaskan mineral-mineral yang agak sukar larut di dalam partikel tanah. Proses absorpsi ini terjadi dengan jalan osmose (Effendi, 1985).

BATANG

          Batang jagung solid (padat), terisi oleh teras. Pada teras ini terdapat berkas-berkas pembuluh yang tidak beraturan. Jumlah berkas pembuluh di bagian luar lebih banyak sehingga dapat menguatkan batang. Batang jagung beruas-ruas yang berjumlah antara 8 - 21 ruas, pada umumnya 14 ruas. Tinggi tanaman jagung pada umumnya 1,5 – 3 meter. Pada bagian batang yang paling luar dilapisi jaringan kulit yang keras dan tipis. Diameter batang antara 3 –   4 cm.

          Pada setiap buku terdapat satu daun. Kelopak daun membungkus sebagian atau seluruh bagian ruas batang yang terdapat di atas buku tersebut. Tangkai tongkol beruas dengan jumlah ruas sama dengan batang induk di atas tongkol. Dengan demikian tongkol dapat dianggap sebagai cabang yang memendek, sehingga tumpukan ruas-ruas memendek pula, daunnya saling membungkus sehinggga membungkus bunga betina (Effendi, 1985).

DAUN

          Jumlah daun pada tanaman jagung antara 8 – 48 helai, rata-rata 12 – 18 helai. Jagung berumur genjah pada umumnya berdaun sedikit, sedangkan jagung yang berumur panjang berdaun lebih banyak .

          Panjang daunjagung  antara 30 – 150 cm dengan lebar dapat mencapai 15 cm. Pertumbuhan daun  jagung tercepat adalah pada saat daun masih menggulung. Luas permukaan daun jagung tidak banyak berbeda antara daun yang masih menggulung dan yang sudah mencapai pertumbuhan maksimum.

          Daun terdapat pada buku-buku batang tanaman jagung. Bagian-bagian daun jagung  terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun (ligula) dan helaian daun. Duduk daun berselang-seling dalam dua barisan batang. Kedudukan daun tersebut sering tidak tampak, karena kadang-kadang kelopak daun merubah letak helaian daun terhadap batangnya.

          Kelopak daun pada umumnya membungkus batang tanaman jagung secara keseluruhan atau sebagian, sehingga buku-bukunya tidak tampak. Kelopak daun jagung pada umumnya saling menutupi.

          Lidah daunjagung terletak antara kelopak dan helaian daun, berbulu dan berlemak. Fungsi lidah daun untuk mencegah air masuk ke dalam antara kelopak daun dan batang.

          Lima sampai tujuh daun pertama biasanya tidak besar dan sering sudah rusak sehingga ketika tanaman berbunga tidak terhitung lagi sebagai daun. Daun yang mempunyai permukaan terluas adalah daun yang terletak pada di pertengahan tinggi batang atau dekat terbentuknya tongkol atau bunga betina (Koswara, 1982).

          Di tengah-tengah helaian daun terdapat ibu tulang daun yang memanjang, diikuti oleh tulang-tulang daun lainnya dengan arah yang sejajar (Effendi, 1985).

BUNGA

          Bunga  jantan (staminate) berbentuk malai (tasel) yang terletak di ujung batang tanaman bagian atas, dengan banyak  anak bunga (spikelet) yang berpasangan. Kepala sari (antera) berjumlah tiga buah dan terbungkus oleh sekam kelopak (glumae), sekam tajuk atas (pelea), sekam tajuk bawah (lemma). Malai ada yang bercabang banyak dan ada yang tidak bercabang.

          Bunga betina terdapat pada buku-buku batang dan merupakan cabang dari batang. Biasanya pada buku ke enam atau ke delapan dari atas dan pada

setiap buku di bawahnya. Yang berkembang umumnya hanya tongkol yang teratas atau yang nomor dua. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat apical dominant pada jagung. Pada jagung tertentu (prolifik) pada satu ruas mungkin terdapat tongkol yang bercabang sehingga mempunyai anak tongkol (Koswara, 1982). Panjang tongkol antara 8 – 42cm, tetapi ada yang dapat mencapai 2 –50 cm. Diameter tongkol terbesar 7,5 cm, pada umumnya 3 – 5 cm (Effendi, 1985).

BIJI

          Susunan biji pada tongkol berbentuk spiral. Biji selalu terdapat berpasangan dan sebenarnya  merupakan anak-anak bunga berpasangan yang bertangkai sangat pendek (bunga duduk) menempel pada dasar bunga yang tebal yaitu janggel. Anak bunga selalu berpasangan sehingga jumlah baris biji jagung selalu genap.

          Setiap bakal biji mempunyai tangkai yang sangat panjang, disebut rambut. Rambut ini mempunyai cabang-cabang yang halus sehingga tepung sari dapat menempel dan segera berkecambah dan terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, pertumbuhan rambut terhenti dan menjadi kering (Koswara, 1982).

TAKSONOMI JAGUNG

          Taksonomi tanaman jagung bila ditinjau dari sistematika lengkap penggolongan jagung menurut Tjitrosoepomo (1991), adalah sebagai berikut:

 

Divisi

:

Spermatophyta

Anak Divisi

:

Angiospermae

Kelas

:

Monocotyledoneae

Bangsa

:

Poales (Glumiflorae atau Graminales)

Suku

:

Poaceae atau Gramineae

Marga

:

Zea

Jenis

:

Zea  mays L.

 

JENIS-JENIS JAGUNG

          Tanaman jagung dapat dibagi menjadi  dua golongan besar yaitu  jagung komposit dan jagung hibrida. Setiap golongan memiliki beberapa varietas. Jika jagung digolongkan berdasarkan endospermamya, maka jagung dapat digolongkan sebagai berikut:

a.    Jagung Mutiara ( Zea mays var. indurata)

b.    Jagung Lekuk ( Zea mays var. inderata)

c.    Jagung Manis ( Zea mays var. saccharata)

d.    Jagung Brondong ( Zea mays var. everta)

e.    Jagung Tepung ( Zea mays var. amylaceae)

f.    Jagung Ketan ( Zea mays var. ceratina)

g.    Jagung Pod ( Zea mays  var. tunicata)

Jagung juga dapat digolongkan berdasarkan umur tanamnya. Berdasarkan umur tanamnya, jagung dibedakan menjadi 3 (Purwono dan Hartono, 2005), yaitu:

a.    Jagung berumur dalam atau panjang, adalah jagung dengan umur tanam 120 hari. Contoh varietas-varietas jagung berumur dalam yaitu  Kania putih, Bastar Kuning, Bima, dan Harapan.

b.    Jagung berumur sedang atau tengahan, adalah jagung dengan umur tanam 80 – 90 hari. Contoh varietas-varietas jagung berumur sedang atau tengahan yaitu hibrida C-1, hibrida CP-1hibrida CP-2hibrida IPB-4,  dan hibrida Pioneer-2.

c.    Jagung berumur pendek atau genjah, adalah dengan umur tanam 75 -90 hari. Contoh varietas-varietas jagung berumur pendek atau genjah yaitu Genjah Warangan, Genjah KertasAbimanyudan Arjuna.

 Sejak Pelita I (Pembangunan Lima Tahun Pertama) sampai dengan tahun 2004 telah dilepas beberapa varietas unggul, baik hibrida dan non hibrida. Beberapa varietas unggul tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Beberapa Varietas Jagung Unggul

 

No.

Nama Varietas

Umur (hari)

Hasil Rata-rata (ton/ha)

1.

Hibrida C-1

100

5,0 – 6,0

2.

Hibrida C-2

97

5,0 – 8,0

3.

Hibrida Pioneer 1

100

5,0 – 6,0

4.

Hibrida Pioneer 2

100

5,0 – 7,0

5.

Hibrida IPB 4

100 - 105

6,6

6.

Hibrida CPI-1

97

6,0 – 7,0

7.

Kalingga

97

5,0 – 6,0

8.

Wiyasa

96

5,0 – 7,0

9.

Arjuna

85

5,0 – 6,0

10.

Bastar Kuning

130

3,3

11.

Kania Putih

150

3,3

12.

Metro

110

3,2

13.

Harapan

105

3,3

14.

Bima

140

3,7

15.

Permadi

96

3,3

16.

Bogor Composite

105

3,6

17.

Parikesit

105

3,8

18.

Sadewa

86

3,7

19.

Nakula

85

3,6

20.

Hibrida CPI-2

97

6,0 – 8,0

Sumber: Direktorat Bina Perbenihan, 1995;

Balai Penelitian Tanaman Pangan, 1992. 

Pada saat ini banyak dikenal varietas baru, baik hibrida maupun bersari bebas, seperti Hibrida BISI-2, P-5, C-3, dan Semar 2. Potensi hasilnya rata-rata tinggi, yaitu antara 6 – 7 ton/ ha (Purwono dan Hartono, 2005).

PENYEBARAN TANAMAN JAGUNG

Jagung berasal dari Amerika Selatan, diperkenalkan ke pulau Jawa pada abad ke 16 oleh Portugis. Tujuan Portugis membawa jagung adalah untuk meningkatkan keadaan ekonomi berdasarkan pada budaya pertanian  di pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya. Jagung tumbuh tidak tergantung  musim. Di  daerah bermusim jagung memberikan hasil panen yang baik di daerah Timur Jawa dan Timur Bali. Produksi jagung selama satu dekade stabil, mengalami peningkatan setelah dilakukan program hibridisasi (Written et al., 2000).

          Tanaman jagung memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, tetapi agar tanaman jagung tumbuh dengan optimal ada beberapa faktor lingkungan yang sebaiknya diperhatikan. Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang kering. Jagung dapat tumbuh pada jenis tanah Andosol ( berasal dari gunung berapi), Latosol, dan Grumosol. Keasaman (pH) tanah yang sesuai dengan jagung adalah 5,6 – 7,5. Pada tanah dengan dengan keasaman kurang dari 5,5, jagung tidak dapat tumbuh maksimal karena keracunan ion aluminium. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari pada kondisi panas dan berangin. Hasil penenilitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan air pada saat 3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%. Sedangkan kekurangan air selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk. Kemiringan tanah optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. Pada daerah dengan kemiringan 5 – 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras. Tanah dengan kemiringan lebih dari 8%, kurang sesuai untuk tanaman jagung.

          Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah beriklim sedang sampai daerah beriklim subtropis/ tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 500 LU – 400 LS. Pada lahan tanpa irigasi, tanaman jagung memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/ bulan selama masa pertumbuhan (Purwono dan Hartono, 2005).

          Intensitas sinar matahari yang sangat penting  bagi pertumbuhan tanaman, terutama dalam masa pertumbuhan. Tanaman jagung sebaiknya mendapatkan sinar matahari langsung. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat. Produksi biji yang dihasilkan kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah. Suhu terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung antara 270 – 320C. Pada proses perkecambahan benih, jagung memerlukan suhu sekitar 300C (Purwono dan Hartono, 2005).

No comments