Breaking News

PEMBENTUKAN EMBRIO

Embrio yang terdapat dalam biji merupakan hasil akhir dari suatu siklus generative pada tanaman yang prosesnya terjadi dalam wadah bunga.
McKay (1961) dalam Sutopo (2002), mengemukakan bahwa ada 6 (enam) fase dalam perkembangan struktur reproduksi tanaman yang menuju kearah pembentukan biji yaitu :
1.   Pembentukan benangsari (stamen) dan Putik (Pistil) didalam kuncup bunga.
2.   Mekarnya bungayang merupakan tanda bahwa organ ini telah siap.
3.   Persarian (pollination) yaitu perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik, perkecambahan serbuksari dan pembentukan tabung sari.
4.   Pembuahan (Fertilization) sel telur dan inti kutub oleh inti sperma dari tabung sari.
5.   Pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi dan proses pembagian diri menjadi embrio dan kulit pelindung.
6.  Pemasakan biji yang umumnya beresamaan dengan pengumpulan bahan cadangan makanan.
Serbuk sari akan berkecambah pada permukaan kepala putik dan membentuk suatu tabungsari. Tabung sari ini akan tumbuh melalui jaringan tangkai putik (Style) menuju kebakal biji (ovule). Didalam kantong embrio (embryo sac) akan terjadi pembuahan ganda (double fertilization) yaitu suatu gamet jantan (sperma) dari tabung sari akan bergabung dengan sel telur  membentuk embrio dan satunya lagi akan bergabung dengan dua inti kutub membentuk jaringan endosperm.
Pada kebanyakan tanaman dapat kita jumpai tiga tingkat perkembangan embrio. Pertama tingkat proembrio dimana embrio masih sangat kecil dan berbentuk bulat, kemudian akan berubah bentuk menjadi menyerupai hati pada saat kotiledon mulai perkembangannya. pada umumnya, periode ini terjadi pada hari ke 1 s.d 4. Pada tingkat kedua kotiledon terus bertambah besar dan embrio membentuk menyerupai torpedo/lonjong yang panjangnya hampir memnuhi biji. Periode ini umumnya terjadi pada hari ke 5 s.d 8. Dan tingkat ketiga ialah dimana morfologi embrio telah terbentuk lengkap dan telah terjadi pertambahan berat embrio.
Akan tetapi, rangkaian pembentukan embrio tersebut diatas, tidak multak sama pada semua jenis tanaman. Khusus perkembangan biji pada jenis Gymnospermae agak sedikit berbeda, bakal biji tidak terletak didalam bakal buah tetapi diluar yaitu pada ovularcone. Dan embrio mendapatkan zat-zat makanan dari gamethopyte betina yang haploid dan tidak tergantung pada endosperm yang triploid.
Pada beberapa keadaan sering terjadi buah tanpa biji atau biji yang berkeriput atau biji tanpa embrio. Hal ini dapat disebabkan antara lain oleh peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
a.   Partenokarpi yaitu terjadinya buah tanpa melalui proses pembuahan sehingga buah yang terbentuk tanpa berisi biji didalamnya. Contohnya : pisang (Musa sp) dan nanas (Ananas comosus).
b.   Ketidakmampuan embrio dalam mengumpulkan cadangan makanan sehingga menyebabkan biji yang berkeriput.
c.   Aborsi embrio, yaitu embrio mati pada saat pembentukan atau perkembangannya menyebabkan biji tanpa embrio atau biji yang kosong.
d.   Pertumbuhan tabung sari yang tidak sempurna atau gagalnya serbuksari untuk berkecambah juga dapat menyebabkan terjadinya biji tanpa embrio.

No comments