Breaking News

DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP FLORA DAN FAUNA

        Disamping dampak positif atau yang disebut dengan manfaat pembangunan, disisi lain timbul dampak negatif (atau yang disebut dengan efek samping pembangunan ) yakni  timbulnya pencemaran lingkungan, atau timbulnya kerusakan lingkungan yang dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan, resistensi hama dan vektor, punahnya beberapa flora dan fauna, gangguan terhadap kesehatan manusia dan lain sebagainya.
            Gangguan lingkungan sebagai akibat adanya aktivitas manusia akhir-akhir ini telah mendapat perhatian yang serius bukan saja terhadap kesehatan manusia, tetapi juga terhadap komponen-komponen biologi lainnya.  Hal ini nampak juga di Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang kemudian diperbaiki pada Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997. Demikian juga telah ditetapkan  jenis-jenis flora dan fauna yang dilindungi oleh Undang-Undang.  Lingkungan hayati sangat penting  bagi kehidupan kita, karena sulit dipisahkan dengan kegiatan manusia.  Adanya gangguan terhadap komponen lain di dalam sistem ekologi akhirnya akan  merugikan manusia sebagai bagian dari sistem ekologi tersebut.
Berikut beberapa contoh Dampak Kegiatan Pembangunan Terhadap beberapa Komponen Hayati.

PEMBANGUNAN  DI BIDANG PERTANIAN
            Dengan berkembangnya kemajuan teknologi menyebabkan kemajuan yang sangat pesat dalam bidang pertanian. Dalam menyelenggarakan Panca Usaha Tani dilaksanakan usaha pemberantasan hama secara intensif dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida tersebut tidak terbatas pada padi-padian tetapi juga sayur-sayuran serta tanaman buah-buahan.  Keadaan ini cukup menggembirakan karena petani telah maju selangkah dalam penggunaan teknologi baru.  Pemakaian pestisida setiap tahun terus meningkat, terbukti makin banyaknya jenis-jenis pestisida yang digunakan petani. Diperkirakan lebih dari 286 jenis pestisida telah beredar di Indonesia.  Pertambahan penggunaan pestisida masih dimungkinkan meningkat terus selaras dengan perkembangan usaha pertanian dan permintaan masyarakat. Ada kecenderungan petani untuk memperbanyak dosis pemakaian pestisida, terutama saat menjelang panen.  Akibatnya adalah tingginya nilai residu pestisida yang terdapat pada tanaman, air, hewan, tanah serta komponen lingkungan lainnya yang terkontaminasi oleh pestisida secara langsung ataupun tidak langsung.
            Penyebaran pestisida di lingkungan dapat secara fisik misalnya melalui arus air dan angin serta secara biologis misalnya oleh serangga penyerbuk dan melalui organisme yang masuk kedalam rantai makanan dalam ssuatu ekosistem. Sumber pencemaran pesti-sida disebabkan selain adanya deposit pestisida yang dipergunakan dalam sektor pertanian dan pemberantasan vektor penyakit dari bidang kesehatan masyarakat, juga oleh sumber lain yaitu peng- gunaan pestisida oleh perorangan, limbah industri, tumpukan-tumpukan yang terjadi pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan penjualan.
            Nilai ekologi pestisida sangat mempengaruhi oleh panjang waktu yang diperlukan untuk menjadi senyawa kimia yang tidak aktif.
            Setiap jenis pestisida mempunyai waktu paruh (half life) tertentu. Pestisida yang tergolong dalam organoklorin merupakan pestisida yang resisten ada yang masih aktif walaupun telah berusia 20 tahun. Yang termasuk dalam organoklorin adalah dieldrin, aldrin, toxaphene, endrin, DDT dan lain-lain. Pestisida ini juga dapat terakumulasi, dan bersifat kumulatif.
            Pestisida organophospor memerlukan waktu yang pendek jika dibandingkan pestisida organoklorin (atrzine bertahan sampai 18 minggu). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sapi yang makan rumput yang terkontaminasi pestisida diel drin setelah 100 hari susu sapi tersebut tercemar oleh pestisida tersebut. Pestisida dapat menimbulkan pengaruh sampingan terhadap lingkungan antara lain :
- Tumbuhnya resistensi hama.
- Musnahnya predator hama.
- Hilangnya organisme yang bermanfaat.
- Kepunahan sumber daya nutfah.
- Peledakan kembali hama.
- Peledakan hama sekunder, dan yang lain-lain.
            Telah diketahui bahwa pestisida disamping menguntungkan tetapi juga menimbulkan kerugian bagi manusia sendiri. Untuk menekan serendah-rendahnya akibat yang merugikan dan penggunaan pestisida maka harus terus menerus dilakukan usaha antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara yang tepat dan benar dalam menggunakan pestisida dan pengawasan peredaran dan penyimpanan jenis pestisida terutama jenis organoklorin.

No comments