Breaking News

SUGARCANE INTEGRATED PEST MANAGEMENT

Pengelolaan Hama-Penyakit Terpadu pada tanaman tebu meliputi: karantina tanaman, control bubidaya, control fisik, control biologis, control kimiawi dan teknik-teknik sex-pheromone. Semua metode ini harus diintegrasikan secara organik, control budidaya ditetapkan sebagai basisnya, musuh alami digunakan dan dilindungi, control biologi dan control kimia dikoordinasikan secara baik, kondisi lingkungan yang cocok diciptakan bagi pertumbuhan tebu tetapi tidak bagi hama-penyakit; dalam rangka mengendalikan hama-penyakit pada ambang ekonomis dan memungkinkan tanaman tebu menghasilkan gula dengan baik.
Integrated pest management can be understood as a systematic ecological approach,wherein biological and synthetic materials and means are used to achieve minimal economic damage to the crops by any natural pest/s.
Pengendalian hama terpadu (IPM) melibatkan semua keenam mekanisme proteksi tanaman, yaitu:

1.      Sarana Kimia: Application of chemical materials onto plants, soils or seeds.fungicides, nematicides, insecticides, herbicides, bio-regulators etc.
2.      Sarana Biologis: Beneficial arthropods, pathogens (viruses, bacteria, fungi), use ofantagonists, resistant cultivars, induced resistance, organicfertilizers etc.
3.      Sarana Bio-technical: Physical and/or chemical attractants, use of pheromones, insecthormones for fertility an growth, sterile male techniques, etc.
4.      Praktek Agronomis: Location and melioration, cultivation, crop rotation, elimination ofinoculums sources, or alternative and intermediate hosts, properseeding and planting, etc.
5.      Prosedur Fisika: Mekanik, termal, eksklusi (jarring-prangkap dll), radiasi.
6.      Karantina Tanaman: pengendalian impor-ekspor, karantina antara, karantina pasca impor dll.

Dengan dilengkapi mekanisme protekni tanaman ini,  prinsip-prinsip IPM adalah:
1.     Ambang batas: a point at which either the pest population or the environmental factors indicate the need for action, it is imperative to understand that pests and plants belong to thesame system and each sustains the other, so action is only necessary if the pest population can cause large damage to the plantation i.e. economically or in production. So one must determine the threshold level, at which action is to be taken, based on the knowledge of local pest life cycles and their interaction with the environment
2.     Monitoring dan Identifikasi Hama: it is absolutely crucial to identify the pests and the right kind of pesticide or bio-control to deal with it. Especially when it comes to bio-control mechanism, one must take additional care to understand the all behavioural aspect of the control species, mistakes can be quiet expensive and at times disastrous for the native flora and fauna. More over many of the weeds, insects or pests are harmless and do not require any control.
1.       Pencegahan: there are several simple cultural methods that can be used to effectively and cost-efficiently deal with preventing the spread of disease or pests. Hence IPM causes leastor no hazards to people, property and environment.
2.       Pengendalian: when the preventative methods are rendered ineffective, with information from theabove steps IPM evaluates the best control mechanism and the risks of using it. In IPM the emphasis is on control and not eradication of the pest population, which most often is impossible to achieve additionally it may have unpredictable consequences for the natural environment.  Control of the disease or pest can be achieved with one or more bio-control orchemical agents, such as pheromones or chemical pesticides or combinations of them. Depending on the situation, initially less risky control mechanisms are used, if the problem persists then the scale and strength of the materials used is increased. More often than not, several crop protection mechanisms are put into practice simultaneously that the comprehensive effectiveness is guaranteed or achieved with ease.


Pengendalian hama-penyakit tanaman tebu sesuai dengan pendekatan IPM (integrated pest management) karena sedikit gangguan hama-penyakit masih dapat ditoleransi. Berbagai kultivar, agen pengendalian hayati, praktek budidaya, dan  pesticide semuanya diterapkan dalam pertanaman tebu. Program IPM yang efektif dapat melindungi lingkungan dan hemat biaya bagi petani tebu.

Karat coklat pada tebu - Puccinia melanocephala

The two major rust fungi on sugarcane are brown rust caused by Puccinia melanocephala and orange rust caused by P. kuehnii. Brown rust is relatively common, found everywhere sugarcane is grown, whereas orange rust has only recently been found in the Western Hemisphere.


Karat-Orange Tebu
Karena kemampuan penyebarannya sangat luas, penyakit ini dapat menyebar ke seluruh daerah tebu. Jenis tebu yang resisten sudah tersedia, tetapi tidak stabil resistensinya karena adanya varian-varian pathogen karat.  Pada kondisi optimumnya, karat-orange ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil sebesar 50%.  Temperatur yang optimum bagi perkembangannya adalah 20-25oC. Data suhu ini dapat digunakan untuk menetapkan “risk zones” untuk pengendalian penyakit.
Fungisida, terutama strobilurins dan triazoles, telah diuji coba efikasinya.  Akan tetapi pengendalian secara kimiawi harus dipandang sebagai sarana dalam program “multi-pronged management”.


Karat-coklat Tebu
Karat-coklat, yang disebabkan oleh Puccinia melanocephala, dapat menimbulkan epidemic parah pada kultivar tebu yang “peka”. Aplikasi dua-mingguan campuran tiga jenis fungisida—azoxystrobin, propiconazole, dan tebuconazole— selama periode epidemic awal musim tanam dapat menekan gangguan karat-coklat , dan tanaman tebu dapat terlindungi dan menghasilkan tebu setara dengan tanaman yang terinfeksi karat secara alamiah.

Aplikasi campuran tiga macam fungisida dua-mingguan dapat mereduksi keparahan gangguan karat-coklat selama periode epidemic tanpa menimbulkan gejala fito-toksisitas. In all three years, rust severity was lower for treatments receiving full-season and late-season protection with fungicides compared with the treatment receiving early-epidemic protection only and the nontreated control. Rust severity in the treatment with only early-season protection was similar to severity when there was no fungicide applied.

 

Praktek Budidaya untuk meminimumkan dampak Penyakit Karat-Coklat Tanaman Tebu


            Menanam Jenis Tebu yang Tahan

Ini merupakan sarana utama untuk mengendalikan gangguan penyakit karat daun tebu. Apan tetapi pada kenyataannya tidak cukup tersedia jenis-jenis tebu yang tahan penyakit ini.  Jenis Tanaman tebu yang sangat peka harus digantikan dengan menanam jenis-jenis tebu yang agak tahan terhadap gangguan penyakit ini.

Use of resistant varieties will always be the most economical option for farmers, but fungicides might allow the recovery of some of the losses caused by rust at those times when this cyclical disease problem has found a way to successfully attack current varieties.


Menanam beragam Jenis Tebu

Menanam jenis-jenis tebu yang “peka” pada areal yang luas dapat mendorong terjadinya ledakan penyakit karat, dan berdampak buruk terhadap jenis-jenis tebu yang tahan penyakit. Adaptabilitas penyakit karat-coklat  memungkinkan mengatasi daya tahan jenis tebu yang resisten, sehingga penyakit ini sulit dikendalikan.  Menanam campuran varietas tebu pada suatu hamparan usahatani tebu dapat membantu mereduksi tingkat keparahan penyakit pada jenis tebu yang agak tahan dan dapat meningkatkan ketahanan jenis-jenis tebu yang resisten.

Menghindari Kesuburan yang Berlebihan
Aplikasi pupuk N dan P secara berlebihan dapat memacu terjadinya gangguan penyakit karat daun. Pemupukan harus didasarkan pada hasil uji tanah, supaya aplikasi pupuk tidak berlebihan. Gangguan penyakit karat-coklat pertama kali terjadi pada tanaman yang paling subur pada saat awal musim pertumbuhan tanaman.  Penyakit karat biasanya menyerang lebih dulu varietas yang “peka” dan tidak resisten.  Keparahan gangguan penyakit biasanya lebih berat pada tanaman tebu pada tanah yang teksturnya ringan.

                Menyingkirkan Seresah daun-daun hijau dari permukaan tanah
            Pembersihan dan pembuangan seresah material daun-daun hijau dari permukaan lahan dapat menghilangkan pathogen yang bertahan pada seresah daun hijau tersebut.


Aplikasi Fungisida untuk Karat-Coklat

Aplikasi fungisida dapat mereduksi perkembangan penyakit karat dan meminimumkan kehilangan hasil varietas tebu yang peka.  Gangguan penyakit karat-coklat dapat mereduksi hasil tebu hingga 4-8 tons tergantung pada lamanya waktu pathogen mempengaruhi tanaman tebu. Aplikasi fungisida pada waktu yang tepat dapat mencegah kehilangan hasil tebu.  Kondisi berikut disarankan untuk aplikasi fungisida untuk meminimumkan kehilangan hasil tebu.

Kondisi yang memacu gangguan karat-coklat, memerlukan perhatian:

  • Penanaman jenis tebu yang “peka” memacu gangguan penyakit.
  • Berbagai factor mengakibatkan pertumbuhan awal tebu yang subur. 
    • Plant cane (grows more rapidly and often develops rust before stubble crops
    • Tekstur tanah ringan
    • Tanah subur
    • Tidak adanya cuaca ekstrim yang mematikan “above ground growth”
  • Rust infection is evident on older leaves and beginning on younger leaves of plants with most advanced growth. These plants may be along a tree-line or ditch-bank.
  • Rust infection becomes evident from late March until early June. The earlier the disease begins and longer it lasts, the more yield loss it will cause, and the more economic benefit will result from fungicide application.


Rekomendasi aplikasi Fungisida:
               
                Fungisida harus diaplikasikan paling tidak dengan 15 gallons air per acre lahan tebu, dengan surfaktan supaya dapat membasahi seluruh permukaan daun. Pembasahan muka daun secara menyeluruh ini sangat penting.  Fungisida tipe protektan akan dapat bekerja dengan baik kalau diaplikasikan sebelum gangguan penyakit berkembang parah pada daun-daun tanaman tebu muda. Fungisida sepeerti ini hanya dapat melindungi gangguan infeksi karat-coklat selama sekitar tiga minggu. Oleh karena itu, kalau epidemic karat-coklat terjadi selama April, maka diperlukan aplikasi fungisida dua kali. Gangguan penyakit karat-coklat secara alamiah akan menurun selama musim kemarau panas.

Empat fungisida triazole, yaitu cyproconazole (50 ppm), propiconazole (250 ppm), triadimefon (750 ppm) dan triadimenol (250 ppm) disemprotkan ke daun dengan interval 14  hari secara signifikan mengurangi infeksi alami karat daun tebu.


Penyakit karat-coklat pada tebu disebabkan oleh fungi, Puccinia melanocephala.  Gangguan penyakit yang parah dapat terjadi pada saat awal musim hujan. Spora di udara yang diterbangkan angin dapat menginfeksi daun-daun muda tanaman tebu. Setelah jamur mengkoloni jaringan daun tebu, akan berkembang jaringan yang rusak berwarna coklat kemerahan. Pustula yang mengandung spora coklat-kemerahan akan pecah dari permukaan bawah daun tebu. Spora baru kemudian  disebar-luaskan melalui udara dan menyebabkan  infeksi baru. Spores pathogen karat-coklat tidak berumur panjang, dan organism ini hanya dapat hidup dalam jaringan daun hijau. Oleh karena itu cuaca dingin dan panas yang hebat dapat mereduksi gangguan penyakit karat ini. Kondisi cuaca yang hangat akan menghasilkan epidemik yang parah pada tanaman tebu yang tidak tahan (peka).

Perkembangan penyakit karat-coklat pada daun-daun muda tanaman tebu akan mereduksi fotosintesis dan pertumbuhan tanaman tebu. Besarnya kehilangan hasil berhubungan dengan lamnya waktu karat-daun ada di daun muda Selama fase penyakit karat ini,  pertanaman tebu tampak coklat-kemerahan kalau dilihat dari jauh.

 

PENCEGAHAN  & PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT


Cara terbaik mengendalikan gangguan penyakit karat pada tanaman tebu ialah menanam jenis tebu yang tahan penyakit karat. Akan tetapi, resistensi tidak stabil atau tidak kekal pada varietas tertentu, mungkin karena munculnya varian-varian karat. Karena alas an ini, maka disarankan kepada para petani untuk menanam beragam jenis tebu. In this way, they will not have a predominance of one variety, should a rust variant develop that is capable of infecting that particular variety. Varietal diversification may play an important role in holding down the overall area-wide disease pressure, thereby reducing the natural selection pressure for one particular rust variant. It is believed that this may assist in preserving the durability of host plant resistance in current resistant varieties.

Meskipun sejumlah bahan kimia dapat digunakan untuk semprotan daun mengendalikan penyakit karat tebu, termasuk sulfur dan phosphonics, namun pengendalian cara kimia ini tidak layak secara ekonomis.


Karena tanah telah diketahui berhubungan dengan tingkat infeksi penyakit karat tanaman tebu, hindari menanam jenis tebu yang peka di lahan-lahan masam dan / atau tanah yang kaya hara P dan K. 

No comments