Breaking News

Alelopati

Alelopati adalah interaksi antar populasi bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya di sektor pohon walnut (juglang) jarang ditumbuhi tumbuhan  lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat  toksin (http://bebas.vista.org., 2009).
            Sebagai alelopati substansi kimia itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya alelopati tersebut setelah bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusukan, pencucian ataupun setelah dikeluarkan eksudat maupun penguapan (Moenadir,1983 ).
Tumbuh-tumbuhan menghasilkan berbagai jenis metabolit yangtidak diketahui kegunaannya dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu, adanya dugaan bahwa tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan senyawa yang beracun baik untuk dirinya sendiri maupun jenis-jenis tumbuhan yang lainnya adalah sangat wajar. Berdasarkan sifat-sifat kimia yang dimilikinya senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji yang berada di sekitarnya atau tumbuhannya sendiri baik sewaktu masih kecambah atau dewasa jika konsentrasinya cukup tinggi. Disamping itu telah lama diketahui oleh penelitian adanya pengaruh-pengaruh yang merugikan  yang ditimbulkan oleh suatu jenis tumbuhan terhadap jenis yang lainnya yang tidak dapat dijelaskan oleh adanya kompetisi (Sastroutomo, 1990).
Alelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau bagi mikroba. Demonstrasi yang paling jelas mengenai alelopati adalah karya Muller pada tanaman Chaparral califiria. Vegetasi ini berada pada wilayah rumput-rumput semusim (annual) dan rumput belukar beraroma ekstensil, terutama Salvia leucophylla dan Artemisia californica. Sekitar perdu/belukar terjadi zona kosong selebar satu sampai dua meter dan diluar itu zona pertumbuhan Stunted 3-8 meter lebarnya. Muller mendemonstrasikan bahwa berbagai terpen dihasilkan oleh belukar, meliputi, £- pinene, ß- pinene, cinecole, dan camphor, dan semua mampu menghambat secara serius pertumbuhan pada bibit rumput Festuca megalura, Bromus spp dan Stipa pulchra, lebih dari pada hambatan terhdap mentimun sebagai tanaman standar pengujian. Akhirnya,  mereka memperhatikan bahwa terpen diabsorbsi oleh tanah, tetap toksik setelah paling sedikitnya dua bulan didalam tanah dan dapat larut dalam lilin kutikula. (Fitter dan Hay, 1991).

No comments