Breaking News

Sumber Senyawa Alelopati

        Meskipun banyak data yang menunjang  adanya peranan senyawa alelopati dalam pertumbuhan gulma dan tanamn pangan di daerah–daerah pertumbuhan tetapi peranannya terhadap perkecanbahan belumlah diketahui secara mendalam. Kebanyakan senyawa – senyawa alelopati adalah senyawa fenol. Mekanisme fisiologis dari penghambatan oleh senyawa ini terhadap perkecambahan belumlah banyak diketahui. Penghambatan perkecambahan oleh senyawa oleh asam p-kumarat dan turunannya kemungkinan dihasilkan dari pelepasan ion k yang menyebabkan sel – sel lembaga tidak mampu berkembang  dan memberikan tekanan yang  menimbulkan perluasan sel – sel kumarin yang pengruhnya berbeda  tetapi mekanismenya belum diketahui. (http://library.gunadarma.ac.id., 2009).
Senyawa-senyawa yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan pada semua jaringan tumbuh-tumbuhan termasuk daun, batang, akar, rizoma, bunga, buah dan biji. Senyawa-senyawa alelopati dapat dilepaskan dari jaringan tumbuh-tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan bagian-bagian organ yang mati. Pengetahuan tentang jumlah senyawa alelopati sangatlah penting dalam kaitannya dengan pemanfaatannya sebagai bioherbisida. Rice (1974 dan 1979) mengemukakan bahwa produksi senyawa-senyawa ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan termasuk diantaranya adalah:
1)      Kualitas, intensitas dan lamanya penyinaran cahaya dapat mempengaruhi produksi . Yang sangat penting untuk diketahui adalah senyawa alelopati lebih banyak dihasilkan dengan  kondisi cahaya ultraviolet dan periode penyinaran yang panjang. Oleh karena itu tumbuh-tumbuhan yang berada di bawah naungan tumbuh-tumbuhan lainnya  akan menghasilkan senyawa alelopati dalam jumlah yang kecil karena sebagian besar sinar ultraviolet telah diserap oleh tumbuhan yang menaunginya.Tumbuhan yang sedang berada pada keadaan optimum, pertumbuhannya dapat menghasilkan senyawa alelopati dalam jumlah yang cukup tinggi dibandingkan tumbuh-tumbuhan yang masih muda (dalam periode awal pertumbuhan ) atau sebaliknya yang telah tua.
2)      Jumlah senyawa alelopati akan lebih banyak dihasilkan pada keadaan dengan kondisi yang kekurangan hara. Perbedaannya dapat beberapa kali lipat. Contohnya: Asam klorogenat merupakan senyawa alelopati yang ditemukan pada bunga matahari.
3)      Senyawa alelopati lebih banyak dihasilkan dalam keadaan yang mengalami kekeringan.
4)      Senyawa alelopati jumlahnya lebih besar dalam keadaan dengan suhu yang lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu normal bagi pertumbuhannya.
5)      Penggunaan hormon seperti hidrasit maleat dapat meningkatkan produksi senyawa alelopati.
(Sastroutomo, 1990).

No comments