Breaking News

Ciri-Ciri Umum Ikan Tulang Rawan

1.     Kulit tegar dan diliputi oleh sisik pelacoid dengan banyak kelenjar mukosa. Pada kedua bagian median sisinya terdapat sirip yang disokong oleh jari-jari pina pelvicus, membentuk beberapa bagiannya menjadi claspers pada hewan jantan.

2.     mulut terletak sebelah ventral dari kepala, dengan gigi beremail; memiliki lubang nestril satu atau dua yang tidak mempunyai hubungan dengan cavumoris; memiliki rahang bawah dan atas pada intestinumnya terdapat klep spiral.

3.     skeletonnya berupa tulang rawan tanpa tulang keras, tulang cranium bergabung dengan capsula semsoris; terdapat notochord dengan banyak vertebrae yang sempurna dan terpisah satu sama lain.

4.     Coer terdiri atas satu ruang ventriculum dan satu auriculum dengan sinus venosus, conus arteriousus, hanya berisi darah vena terdapat beberapa pasang archus aorticus, erythrocyte berbentuk oval dan berinti.

5.     respirasi dilakukan oval dengan 5, 6 ,7 pasang insang yang masing-masing terdapat celah yang terpisah.

6.     Memiliki sepuluh pasang nervi oranialis.

7.     Suhu tubuh tergantung pada lingkingannya (poikilothernis).

8.     Seks terpisah; fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh; ovipar dan ovivipar


2.2 Morfologi

            Bentuk tubuh ikan bermacam-macam, ada yang berbentuk torpedo, ada juga yang berbentuk pipih bulat dorso-ventralis, yang berbentuk torpedo mempunyai dua pina dorsalis, yang masing-masing sebelah posteriornya mempunyai duri, pada ventral terdapat sepasang pena pectoralis. Pada pina papalvicus terdapat suatu tambahan yang berbentuk silindris yang di sebut Claspers yang berguna waktu perkawinan (pada hewan jantan). Pada beberapa ikan hiu yang lain terdapat sepasang pina analis pada media-posterior ventralis.

            Mulut melintang terletak sebelah anterior ventralis pada kepala. Di sebelah menyebelah di atas mulut terdapat mata, sedang di sebelah muka mata terdapat nostril (lubang hidung). Antara mulut dan pina pectoralis terdapat 6 buah celah insang paling muka mengalami modifikasi baik letak dan fungsinya Spiraele. Antara sepasang inang pina pelvicus dan pina caudalis terdapat anus, yang umumnya merupakan lubang umum sebagai cloaca dan khusus pada hewan jantan di perlengkapi dengan claspers.

            Seluruh permukaan tubuh di bungkus oleh kulit yang bersisik placoid. Sisik itu merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes. Sisik placoid terdiri atas lempengan dasar, tangkai sentral dan duri.

2.3 Anatomi

2.3.3 Sistem Rangka

Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.

Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.

Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri).


2.3.1.Sistem Syaraf

            Otak ikan bertulang rawan lebih maju bila dibandingkan dengan Cyclostomata. Dari dua sacci alfactorious dimoncong, terjulur tractus olfactorious menuju ke lobus olfactorious, yang menempel dekat sekali pada sepasang hemisferious cerebri di atas diencephalons. Kemudian disebelah dorsal terdapat badan pinea dan sebelah ventral terdapat infudibulum dimana tertempel sebuah hypophysa. Semua bagian yang telah disebut itu adalah otak depan. Dua lobus opticus yang bulat tersebut terletak sebelah dorsal dari otak tengah. Otak belakang terdiri atas cerebellum yang merupakan bagian yang terbesar terletak pada puncak dari medula oplongata. Selanjutnya bersambung dengan medula spinalis. Nervicranialis seperti pada vertebrata lainnya.

 

2.3.2.Organ Sensoris (Alat indra) 

            Indra terdiri atas (1) sepasang sacci alfactorious yang dapat menerima rangsangan bahan kimiawi yang larut dalam air, yang terletak di moncong. (2) sepasang mata sebagai indra pelihat; (3) indra pendengar berfungsi sebagai alat penerima rangsangan gelombang suara dan sebagai alat untuk orientasi. (4) Linea lateralis berisi indra yang peka terhadap tekanan gelombang air, secara embryologis alat ini seperti alat pengatur keseimbangan tubuh yang pada vertebrata umumnya terdapat sebagai saluran setengah lingkaran yang bergabung dengan alat pendengar. (5) Indra pengecap yang berupa papil yang terdapat pada lingua.

 

2.3.3 Sistem Pencernaan

            Alat pencernaan terdiri atas cavum aris, pharynx, oesophagus, ventriculum, intestinum cloaca dan anus. Di dalam cavum oris terdapat gigi pada rahang dan menghadap kea rah belakang guna menahan mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Disebelah menyebelah pharynx terdapat celah-celah insang yang masing-masing terpisah dan spiracle. Lambung berbentuk “U” dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter yang terkenal sebagai sphincter pylorus.

Didalam intestinum terdapat klep spiral yang berfungsi membantu dalam efisiensi penyergapan zat-zat makanan. Dalam hal ini menghambat jalannya bahan makanan yang lewat menuju anus. Hepar yang terdiri atas dua bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat vesica felea (kantung empedu) kedalam intestinum. Kecuali itu terdapat juga galndula pancreaticus (kelenjar prancreas).

 

2.3.4 Sistem Reproduksi 

            Sek terpisah, alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis yang panjang terletak dalam rongga tubuh, dari masing-masing testis terdapat beberapa vesa efferensia yang menuju vasa defferensia. Saluran itu terbentang sebelah bawah ginjal dan berakhir pada papil urugenitalis. Pada perkawinan sperma tertuang pada cloaca hewan bertina dengan bantuan claspers.

            Alat kelamin betina terdiri atas sebuah ovarium yang menggantung sebelah dorsal  dengan satu membran. Dua buah oviduct akan menjulur sepanjang tubuh, yang masing-masing pada anterior mempunyai saluran besar dimana sel-sel telur masuk kedalamnya. Pada bagian anterior masing-masing saluran menyebar sebagai glandulae shell. Pada jenis yang ovovivipar pada bagian posterior itu mengalami perluasan menjadi “uterus” yang akan berisi hewan yang masih mudah sekali. Saluran oviduct akan terbuka secara terpisah ke dalam cloaca.


2.3.4 Sistem Rangka

Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.

Karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig yang hanya ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini.

Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate dan Holocephali kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri.


2.4 Habitat

Habitat Ikan hiu umumnya adalah di laut. Hiu umumnya ditemukan di perairan dalam berkarang dengan dasar yang tidak terlalu terjal.


2.5 Klasifikasi

               Kingdom Animalia

                        Philum Chordata

                                   Sub class Elasmobranchii

                                             Class Pisces

                                                      Ordo

                                                              Family

                                                                     Genus

                                                                             Spesies Squalus acanthias    

2.Fisiologi

Kulit ikan hiu dapat dimanfaatkan sebagai produk berbahan kulit atau makanan kerupuk. Pengulitan ikan hiu sebaiknya dilakukan segera setelah penangkapan hiu.  Kulit ikan hiu melekat kuat pada daging sehingga proses pengulitan agak sukar.  Pengulitan dimulai dengan penyayatan bagian punggung ikan dengan kedalaman sayatan sekitar 2-4 cm. Selanjutnya kulit dibersihkan dari sisa-sisa daging yang masih menempel.  Tindakan selanjutnya adalah pengawetan kulit ikan.Pengawetan kulit dapat dilakukan dengan cara pengeringan atau penggaraman. Setelah melalui proses pengawetan, kulit dapat disamak.

Daging ikan hiu umumnya dimanfaatkan dengan cara pengasinan, pengasapan dan pemindangan.  Pemanfaatan daging ikan hiu masih terbatas dikarenakan dagingnya yang beraroma tidak enak. Daging ikan hiu umumnya diolah menjadi dendeng, abon, daging lumat, surimi hiu, bakso, sosis dan tepung daging.Hati ikan hiu kaya akan minyak hati. Pada beberapa spesies hiu, kandungan minyak hati dapat mencapai 80 %. Minyak hati banyak mengandung vitamin A dan skualen.  Skualen dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika.

Tulang ikan hiu kaya akan kolagen.  Tulang hiu umumnya dimanfaatkan sebagai lem, tepung tulang atau kerajinan. Tulang hiu yang diekstrak dapat menghasilkan kondroitin.  Kondroitin dapat dimanfaatkan untuk obat tetes mata dan mencegah penuaan sel.  Gigi ikan hiu umumnya dimanfaatkan dalam industri kerajinan seperti mainan kalung. Isi perut hiu dapat dimanfaatkan dalam pembuatan silase untuk pakan atau kecap

No comments