SISTEM REPRODUKSI BETINA
Untuk mempertahankan jenisnya maka suatu organisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan fertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum) (Partodihardjo, 1992).
Sistem Reproduksi Merpati (Columba livia) Pada Merpati Betina
Pada pengamatan merpati betina kemarin kami menemukan sepasang ovarium. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), Ovarium berwarna kuning dan berhubungan dengan kloaka. Pada merpati betina kami menemukan dua ginjal yang terletak dibawah ovarium, ada hubungan antara ginjal dan kloaka. Sedangkan oviduct berada di tengah-tengah ginjal. Jadi oviduct menjulur dari ovarium, oviductnya panjang dan juga berkelok-kelok. Pada merpati betina juga terdapat istmus yang berfungsi untuk mensekresikan membran sel telur baik membran dalam maupun membran luar. Uterus pada merpati digunakan untuk menghasilkan cangkang kapur. Rektum dan saluran reproduksi bermuara pada kloaka.
Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990)
Pada burung merpati betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).
Fertilisasi yang terjadi adalah fertilisasi internal, sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16 – 18 hari. Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial. Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang 4 minggu kemudian (Rahmanto, 2001).
Sebagai hewan opivarus burung merpati menghasilkan telur dan mengeraminya. Sel telur yang dilengkapi kuning telur dan memiliki ukuran yang relatif besar. Bergerak melalui saluran telur (ductus ovarium) kuning telur dibungkus oleh albumen (putih telur) dan pada bagian luarnya dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kerabang. Menjelang keluar , dibungkus lagi dengan cangkang yang terdiri dari senyawa kalsium karbonat (CaCo3). Masih ada lapisan terakhir yang disebut pernis yang berfungsi untuk menutup pori-pori pada cangkang telur. Degan lapisan tersebut bakteri sukar masuk ke dalam telur dan mengurangi penguapan air dalam telur (Soeseno, 1990).
Sistem Reproduksi pada Katak (Rana sp) Betina
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada katak (Rana sp) terdapat Oviduk, Ovarium, Ovum, Ginjal, Uterus, Kloaka. pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Pada katak cara pembuahannya yaitu secara internal dimana katak tersebut pembuahannya dengan bertelur. ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. Katak, merupakan jenis hewan ovipar (Pratiwi, 1996).
4.2.3 Sistem Reproduksi Pada kambing Betina
Berdasarkan hasil pengamatan tentang sistem reproduksi pada kambing betina kemarin dapat diketahui bahwa alat reproduksi pada kambing betina terdiri dari uterus, tuba fallopii (oviduct), ligamentum dan juga vagina.
Alat kelamin betina terdiri dari gonad atau ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi oviduct (tuba falopii), uterus yang terbagi atas cornua uteri dan corpus uteri, cervix dan vagina. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva. Saluran-saluran reproduksi betina bertugas menerima telur-telur yang diproduksikan oleh ovarium dan menampung semen yang dipancarkan oleh alat kelamin jantan.
Pada semua hewan menyusui (Mammalia) ovarium terdapat sepasang. Tempatnya dekat dengan ginjal dimana gonad berasal. Jadi tidak turun ke dalam canalis ingualis seperti testis, bagian novarium yang terbuka artinya bagian yang tidak melekat pada ligamentum penggantung, menghadap ke ruang abdomen (Partodihardjo, 1992).
Besarnya ovarium amat tergantung kepada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pada hewan betina yang sudah seringkali beranak, ovarium dapat menjadi dua kali besarnya dari ovarium betina remaja. Dua komponen yang amat penting dalam tubuh ovarium yaitu folikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses reproduksi (Junquiera, 1980).
Saluran-saluran reproduksi betina pada Mammalia terdiri atas oviduct atau tuba fallopii, uterus cervix dan vagina. Oviduct atau tuba falopii terdapat sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embrionik, oviduct berasal dari saluran muller, bentuknya bulat, kecil, panjang berkelok-kelok. Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritonium disebut mesosalpinx dan merupakan bagian dari ligamentum penggantung uterus. Ujung tuba falopii yang berada di dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi. Pada kambing betina, ujung oviductnya tidak merupakan bursa tetapi merupakan bentuk yang lebih baik daripada corong (Yatim, 1996).
Fungsi oviduct adalah menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium, menerima spermatozoa dari uterus, mempertemukan ovum dan spermatozoa, dan menyalurkan telur yang telah dibuahi ke dalam uterus. Uterus pada hewan Mammalia kebanyakan terdiri atas sebuah corpus uteri dan dua buah cornua uteri. Kornua umumnya berbentuk panjang dan lincip, banyak pada jenis kera dan manusia berbentuk pendek sekali atau beberapa pendapat mengatakan bahwa kornua pada bangsa kornua tidak ada (Hafez, 1993).
Perbandingan Sistem Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina, Katak (Rana sp)Betina dan Kambing Betina
Perbandingan pada merpati betina,katak betina dan pada kambing betina adalah ovarium berjumlah satu dan terletak dikiri, sebenarnya ovarium berjumlah dua tapi kemarin hanya tampak satu ovarium di bagian kiri. Tuba falopii berjumlah satu disebelah kiri. Pada merpati betina tidak mempunyai uterus, cervix dan vagina. Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak didalam rongga pelvi, saluran reproduksi, pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom (Hafez, 1984).
Saluran-saluran reproduksi betina pada Mammalia terdiri atas oviduct atau tuba fallopii, uterus cervix dan vagina. Oviduct atau tuba falopii terdapat sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embrionik, oviduct berasal dari saluran muller, bentuknya bulat, kecil, panjang berkelok-kelok. Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritonium disebut mesosalpinx dan merupakan bagian dari ligamentum penggantung uterus. Ujung tuba falopii yang berada di dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi. Pada kambing betina, ujung oviductnya tidak merupakan bursa tetapi merupakan bentuk yang lebih baik daripada corong (Yatim, 1996).
No comments