# MEIOSIS
Hanya terdapat pada gonad, berlaku pada pembelahan
gametosit. Pembelahan meiosis, seperti
halnya pada pembelahan mitosis, sel-sel benih primitif baik jantan akan
menggandakan DNA-nya sesaat sebelum dimulainya pembelahan mitosis pertama.
Dengan kata lain, pada permulaan dari pembelahan meiosis, set benih mengandung
DNA dua kali lipat dari jumlah normal (4n) dan tiaptiap clan 60 (pada sapi)
kromosom tersebut merupakan suatu bentuk rangkap dua (bivalent). Zigot dan
semua set somatis yang berkembang mempunyai kromosom berpasangan yang disebut
(2n). sebaliknya, set gamet mempunyai hanya satu anggota dari tiap pasangan
kromosom disebut haploid (n). selama proses spermatogenesis terjadi reduksi
jumlah kromosom dari diploid menjadi haploid (misalnya pada sapi dari 60
menjadi 30 kromosom), dimana hal ini terjadi melalui dua kali pembelahan.
Proses reduksi ini penting untuk menjaga jumlah kromosom yang tepat dan tetap
pada spesies hewan. Reduksi kromosom diikuti juga oleh reduksi kandungan DNA
dari 2n menjadi n.
Secara mitosis gametogonium
(sel induk benih) mengalami proliferasi menjadi banyak gametosit I. Gametosit I
ini mengalami meiosis, akhirnya menjadi gamet. Meiosis terdiri atas 2 tahap:
1.
meiosis pertama (I)
2.
meiosis kedua (II)
Masing-masing memiliki ke-4
fase: profase, metafase, anafase dan telofase. Istirahat antara kedua tahap
disebut interkinesis. Profase meiosis
I dibagi lagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan
diakinesis.
∙ Meiosis I
a. Profase
v
Profase
terdiri dari lima
tahap yaitu;
o
Leptotene : kromosom terlihat sebagai untaian tipis
o
Zygoten :
kromosom yang homolog (sejenis)
yang berasal dari tetua jantan dan betina saling berpasangan membentuk ikatan
protein yang disebut synaptonemal complex. Proses perpasangan ini
disebut synapsis yang merupakan ciri khas pembelahan meiosis.
o
Pachytene : kromatid menebal dan memendek, mudah teramati,
dan berbentuk bivalen atau tetrad (dua kromosom homolog saling berpasangan,
bivalen, sehingga terdapat empat kromatid yang berpasangan, tetrad). Terjadi
crosing over atau perpindahan gen diantara kromosom homolog yang berpasangan.
o Diplotene : crosing over berlanjut, terjadi pemisahan ikatan synaptonemal
complex dan pemisahan dua kromosom yang homolog, kecuali pada tempat-tempat
tertentu yang disebut dengan chiasmata yang menunjukkan tempat
terjadinya crosing over.
o
Diakinesis : kromosom mencapai kettebalan maksimum, nukleolus menghilang, membran
nukleus menghilang.
b. Metafase
Selaput inti hilang sama sekali dan antara kedua
pasang sentriol terbentuk serat gelendong, yang terdiri dari mikrotubul dan
mikrofilamen. Kromosom, sambil tetap menggandeng antara yang homolog, bergerak
ke bidang ekuator.
c. Anafase
Sel memanjang dari kutub ke kutub, kromosom
homolog berpisah, masing-masing pindah ke kutub berseberangan; tapi kromatidnya
belum berpisah.
d.Telofase
Terbentuk selaput inti, sentriol yang sepasang
berada di pinggir luar selaput inti itu. Terjadi cytokinesis sehingga sel induk
jadi dua sel anak. Gametosit I pada akhir meiosis I menjadi gametosit II.
∙ Meiosis II
a. Profase
Masanya pendek sekali. Selaput inti hilang,
sentriol mengganda dan pergi ke kutub berseberangan inti. Kromatid tiap
kromosom belum berpisah, karena sentromer masih satu. Kromatid berarti tadak
lagi mengganda untuk kedua kalinya pada meiosis II.
b. .Metafase
Serat gelendong terbentuk antara sepasang
sentriol. Kromosom yang terdiri dari sepasang kromatid menggantung pada serat
gelendong lewat sentromer, pindah ke kutub ekuator.
c. Anafase
Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros
serat gelendong. Sentromer tiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid
bersaudara lepas, masing0masing terpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.
d. Telofase
Kromatid terbuka kembali pilinannya,
terlepas-lepas, sehingga menjadi jala halus: kromatin. Selaput inti terbentuk.
Nukleolus muncul, melekat pada kromatin. Terjadi cytokinesis, sehingga dari 2
gametosit II terbentuk 4 gametid.Masing-masing mengandung kromosom separuh dari
sel induk; dari 2N pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.
Dengan proses tarnsformasi gametid nanti akan
jadi gamet, sel benih matang. Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan
genetis yang.
1.
Separuh dari bahan genetis gametogonium.
2.
Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada
profase I.
Jadi
segera setelah pembelahan meiosis pertama selesai sel mulai dengan meiosis
kedua. Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, pembelahan MI tidak didahului
dengan diplikasi DNA. Ke 30 kromosom bersusun ganda (2n) membelah pada
sentromer dan setiap sel anak yang baru terbentuk menerima kromosom tunggal
(n). Jumlah DNA pada sel yang baru terbentuk kini adalah setengah jumlah DNA
sel somatik normal. Oleh karena itu, tujuan kedua dari meiosis ada dua:
- Memungkinkan anggota pasangan
kromosomhomolog menukar sekelompok bahan genetiknya (pembelahan meiosis
pertama).
- Memberikan setiap sel benih sejumlah
kromosom haploid dan jumlah DNA setengah jumlah DNA sel somatik normal
(pembelahan meiosis kedua).
Akibat
adanya proses pertukaran gen dari kromosom homolog saat crossing over, maka
variasi kromosom yang mungkin terbentuk saat pembelahan meiosis ini adalah 2
jadi, proses meiosis selain memungkinkan terciptanya variasi kromosom yang
sangat banyak, sehingga pada saat fertilisasi, individu baru yang terbentuk
benar-benar merupakan individu yang unik.
Sebagai
hasil pembelahan meiosis, oosit primer menghasilkan 4 sel anak, masing-masing
dengan 29 + 1 kromosom X. Hanya satu diantara 4 sel tersebut yang berkembang
menjadi Oosit matang, sedangkan ketiga yang lainnya menjadi badan kutub yang hampir
tidak mendapatkan sitoplasma dan akan mengalami degenerasi dalam perkembangan
selanjutnya.
Diferensiasi
pada jantan dimulai saat sebelum pubertas. Pada saat lahir sel benih terdapat
dalam tall sel benih testis sebagai sel yang besar, pucat dan dikelilingi sel
penunjang. Set penunjang berasal dari epitel permukaan kelenjar kelamin (gonad)
dan dikenal dengan set Sertoli.
Beberapa saat sebelum masa pubertas, tali benih
yang awalnya tidak berongga akan menjelma menjadi tubuli seminiferi yang
berongga. Pada saat yang bersamaan set benih primodial juga berkembang menjadi
spermatogonia yang selanjutnaya akan berdiferensiasi menjadi spermatosit
primer. setelah terjadi penggandaan DNA, spermatosit primer mulai memasuki
tahap profase pembelahan meiosis pertama. Selanjutnya spermatosit primer akan
berkembang menjadi sprematosit sekunder, mulai tahap pembelahan meiosis kedua
dan akan dihasilkan empat spermatid yang bersifat haploid.
No comments