PEMBELAHAN SEL
Agar reproduksi dan embryogenesis
berlangsung, harus terjadi pembelahan sel. Sel induk gamet (gametogonium) harus
lebih dulu berproliferasi, kemudian gametosit mengalami pembelahan reduksi.
Kalau terjadi pembuahan, terjadilah embryogenesis, yang pada prinsipnya
berlangsung dengan cara perbanyakan satu sel zigot menjadi ribuan sampai
milyaran sel..
Daerah tempat terjadinya pembelahan
sel dibagi atas:
1.
inti
2.
sitoplasma.
Proses pembelahan yang berlangsung
pada inti disebut karyokinesis
sedangkan yang berlangsung pada sitoplasma disebut cytokinesis. (Berasal dari kata: karyon = inti: cytus = sel:
genesis = kejadian atau gerakan).
Karyokinesis. Mendahului cytokinesis.
Bahan dalam inti lebih lebih dulu
mengalami penggadaan (duplikasi),
kemudian membelah dua dan masing –masing belahan menyusun inti sel anak.
Setelah inti terbagi dua, disusul oleh sitoplasma, bersama membran sel,
sehingga terbentuk dua sel anak yang sempurna. Bahan sitoplasma,seperti
organel, mengalami duplikasi dan pembelahan lebih dulu, sebelum terjadinya
cytokinesis. Mitokondria dapat mengganda autonom, tanpa bergantung langsung
kepada aktivitas inti. Ini disebabkan karena organel ini mengandung ADN
sendiri, sehingga ia mampu melakukan transkripsi dan replikasi untuk membentuk
bahan mitokondria baru.
Bahan inti terutama sekali
mengandung bahan genetis (hereditas).
Oleh pembelahan, bahan genetis pun membelah dua dan masing-masing belahan
membina inti sel anak. Dengan demikian sel anak selalu memiliki bahan genetis
seperti sel induk. Berarti pula, lewat pembelahan sel terjadi pewarisan sifat
keturunan kepada sel anak.
Menurut sifat dan letak terjadinya
pembelahan dibagi atas 2 macam:
1.
mitosis
2.
meiosis
Mitosis,
dari kata mitos, artinya benang.
Yakni terbentuknya benang-benang kromosom dalam inti. Pembelahan macam ini
terjadi pada seluruh jenis jaringan tubuh, baik jaringan somatif (vegetatif)
maupun jaringan germinatif (generatif). Karyotype yang 2N (diploid) pada sel
induk akan tetap 2N pada sel anak.
Meiosis,
dari kata meion, artinya lebih kecil. Disebut juga pembelahan
reduksi. Terjadi hanya pada jaringan germinatif, yakni sel induk benih. Meiosis
didahului mitosis, untuk melipatgandakan (proliferasi) jumlah sel induk benih
lebih dulu. Karyotype sel induk yang 2N, pada sel anak yang disebut gamet, akan
direduksi menjadi 1N (haploid). Berarti kromosom sel induk direduksi jadi
separuh pada sel anak.
Kedua macam pembelahan memiliki
fase-fase pembelahan sebagai berikut:
1.
profase
2.
metafase
3.
anafase
4.
telofase
Pada profase kromatid yang berupa jala yang sangat halus
berubah jadi benang kasar yang disebut kromosom. Pada metafase kromosom yang
ganda berpisah dan pergi ke ekuator. Pada anafase kromosom yang ganda berpisah
dan pergi ke kutub berseberangan inti. Pada telofase kromosom pada tiap kutub
inti berubah jadi kromatin, nukleolus muncul, terbentuk selaput inti, terbentuk
pula membran sel baru di bidang ekuator, dan akhirnya terbentuk dua sel anak.
Meiosis memiliki dua kali
pembelahan, masing-masing dengan fase yang disebut diatas. Sehingga pada akhir
pembelahan sel anak akan mengandung hanya separuh kromosom sel induk. Pada
meiosis tahap kedua kromosom tidak lagi menganda jadi dua, dan pada anafase
tetap terjadi pemisahan kromosom anak ke masing-masing kutub berseberangan.
Antara meiosis tahap pertama dengan
meiosis tahap kedua ada masa istirahat, disebut interkinesis. Pda jantan
Mammalia masa istirahat ini singkat saja, hanya beberapa puluh menit atau dalam
jam; sedangkan pada betinsanya masa itu lama sekali; bisa sampai berpuluh
tahun.
No comments