Breaking News

KEBUTUHAN AIR TANAMAN TEBU


Sugarcane being a long duration crop producing huge amounts of biomass is classed among those plants having a high water requirement and yet it is drought tolerant.

Kebutuhan air terbesar terjadi pada saat tebu berumur 4 sampai 9 bulan, dimana pada umur tersebut tebu berada pada masa vegetatif aktif. Pada masa tersebut, kekurangan air akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tebu seperti diameter batang kecil dan jarak an tar buku kecilsehingga tinggi pohon berkurang.
Kebutuhan  air terendah terjadi pada saat tebu berumur 12 bulan, yaitu masa siap panen. Saat itu TEBU tidak membu-tuhkan banyak air lebih, karena kelebihan air akan berpenga-ruh pada proses pemasakan yaitu menyebabkan rendemen tebu turun.

Penyerapan Air

Kedalaman akar tebu beragam dengan tipe tanah dan rejim irigasi; irigasi dengan frekuensi jarang dan dosis air yang banyak akan menghasilkan perakaran yang lebih ekstensif. Rooting depth can be up to 5 m but active root zone for water uptake is generally limited to the uppermost layers. When these layers are depleted the uptake from greater depth increases rapidly but normally 100 percent of the water is extracted from the first 1.2 to 2.0 m (D = 1.2-2.0 m). With evapotranspiration during the growing season of 5 to 6 mm /day, the depletion level during the vegetative and yield formation period can be 65 percent of the total available water without having any serious effects on yields.

Biasanya sebelum dilakukan analisis kondisi lengas tanah dibuat asumsi bahwa kedalaman perakaran tebu pada umur 0 - 1 bulan adalah 150 mm dan untuk setiap bulan berikutnya per-akaran tebu bertambah 100 mm. Total ketersediaan air bagi tanaman tebu pada umur 1 – 12 bulan, besamya antara 14.82 mm sampai 140.5 mm. Kondisi tersebut dapat dieapai apabila kadar air tanah berada pada titik kapasitas lapang.
           
Sebagian besar biomasa akar tebu berada di tanah lapisan atas, kemudian menurun secara eksponensial dnegann kedalaman tanah. Sekitar 50% biomasa akar tebu berada dalam 20 cm lapisan tanah atas, dan 85% berada dalam lapisan tanah atas hingga 60 cm. The percentage of roots in the 0-30 cm horizon was 48-68%; from 30 to 60 cm, 16 - 18%; 60 to 90 cm, 3-12%; 90 to 120cm, 4-7%; 120 to 150 cm, 1-7%; and 150 to 180 cm, 0-4%. Sehingga pola penyerapan air dari berbagai lapisan tanah sesuai dengan distribusi biomasa akar.

Karakterisrtik fisiologis untuk efisiensi air tanaman tebu:
  • Suplai air yang berlebihan dapat mereduksi hasil tebu dan/atau hasil gula, sedangkan cekaman air tingkat medium dapat meningkatkan hasil tebu
  • Pengairan yang berlebihan pada fase tillering harus dihindari karena pada saat ini pertumbuhan akar sangat aktif, sehingga “banyaknya” air tanah akan menurunkan aerasi tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan hara.
  • Panjang batang tebu menentukan kapasitas simpanan gula, karena tidak ada pertumbuhan sekender diameter batang tebu
  • Periode kering selama 4-6 minggu sebelum panen akan menjamin hasil gula optimum
  • Reduksi suplai air selama periode pemasakan hingga pembungaan akan membantu mengendalikan pembungaan.

Suplai Air dan Hasil tebu

Defisit air selama awal periode tumbuh dan awal periode vegetative (tillering) berdampak buruk terhadap hasil tanaman dibandingkan dengan deficit air pada periode pertumbuhan bagian akhir. Defisit air memperlambat perkecambahan bibit dan  tillering dan jumlah anakan lebih sedikit. Water deficit during the vegetative period (stem elongation) and early yield formation causes a lower rate of stalk elongation. Severe water deficit during the later part of yield formation forces the crop to ripen. During the ripening period , a low soil moisture content is necessary. However, when the plant is too seriously deprived of water, loss in sugar content carp be greater than sugar formation.

Kalau suplai air terbatas, dan terlepas dari pertimbangan lainnya, luasan irigasi dapat diperbesar dengan jalan menggunakan air yang disimpan selama periode pembentukan hasil; hal ini akan mengakibatkan hasil per hektar sedikti menurun tetapi keseluruhan produksi akan lebih tinggi.

Toward maturity, vegetative growth is reduced and sugar content of the cane increases greatly. Sugar content at harvest is usually between 10 and 12 percent of the cane fresh weight, but under experimental conditions 18 percent or more has been observed. Sugar content seems to decrease slightly with increased cane yields. Luxurious growth should be avoided during cane ripening which can be achieved by low temperature, low nitrogen level and restricted water supply. With respect to juice purity, this is positively affected by low minimum temperatures several weeks before harvest.
Reductions in cane yield and sugar content were most frequent and severe when water stress occurred during the period which had the highest total evapotranspiration (ET) and the least amount of rainfall as a percentage of ET. Water stress during other six-week periods had a much lesser affect on sugarcane yield and quality. Lack of cane and sugar yield response to water stress during the earliest growth period may have been a result of much lower ET during this period, and may also indicate that the crop was taking advantage of moisture stored in the soil profile from off-season rainfall.

No comments