Morfologi hama
1. MORFOLOGI
UMUM HAMA
Untuk
mengenal berbagai jenis binatang yang dapat berperan sebagai hama, maka sebagai
langkah awal dalam kuliah dasar-dasar Perlintan akan dipelajari bentuk atau
morfologi, khususnya morfologi luar (external morphology) binatang penyebab hama. Namun
demikian, tidak semua sifat morfologi tersebut akan dipelajari dan yang
dipelajari hanya terbatas pada morfologi “penciri” dari masing-masing golongan.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali
jenis-jenis hama yang dijumpai di lapangan.
Dunia
binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang
masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan
lagi menjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas
ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku),
Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa
filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah
Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang
belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian
berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar
anggota filum tersebut.
A. FILUM ASCHELMINTHES
Anggota
filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat
parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda
bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda
saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa), yang disebut terakhir ini
tidak akan dibicarakan dalam uraian-uraian selanjutnya.
Secara umum ciri-ciri anggota
klas Nematoda tersebut antara lain adalah :
Tubuh tidak bersegmen (tidak
beruas)
Bilateral simetris (setungkup)
dan tidak memiliki alat gerak
Tubuh terbungkus oleh kutikula
dan bersifat transparan.
Untuk
pembicaraan selanjutnya, anggota klas nematoda yang bersifat saprofag
digolongkan ke dalam nematoda non parasit dan untuk kelompok nematoda
yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan ke dalam golongan nematoda parasit.
Ditinjau
dari susunannya, maka bentuk stylet dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
tipe stomatostylet dan odonostylet. Tipe stomatostylet tersusun
atas bagian-bagian conus (ujung), silindris (bagian tengah) dan knop stylet (bagian pangkal). Tipe stylet
ini dijumpai pada nematoda parasit dari ordo Tylenchida.
Tipe odonostylet dijumpai pada nematoda parasit
dari ordo Dorylaimida, yang styletnya tersusun atas conus dan silindris saja.
Beberapa contoh dari nematoda parasit ini antara lain adalah :
Meloidogyne sp. yang juga dikenal sebagai
nematoda “puru akar” pada tanaman tomat, lombok, tembakau dan lain-lain.
Pratylenchus coffae (Zimm) pada akar tanaman kopi.
B. FILUM MOLLUSCA
Dari
filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas
Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut
memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada
bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat
mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi
dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping
sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel
tubuh dekat dengan cangkok/shell.
Bekicot
atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat menghasilkan
sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada
kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-tempat
terlindung atau pada dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat lain yang
tersembunyi.
No comments