Penggunaan alat-alat di laboratorium
1.
Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet
·
Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan
sumbat kapas untuk mengurangi kontaminasi.
·
Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup
pipet
·
Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
·
Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada
tetesan spesimen yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat khusus
untuk diautoclave
·
Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
2.
Cara menggunakan jarum suntik (kecelakaan penggunaan jarum
suntik penyebab umum infeksi yang terjadi di laboratorium dan fasilitas
kesehatan lain)
·
Hindari gerakan cepat dan tergesa-gesa saat memegang jarum
suntik
·
Gunakan sarung tangan
·
Buang kelebihan udara, cairan, gelembung secara vertikal ke
kapas yang telah ada desinfektan
·
Jangan membengkokkan atau memindahkan jarum dengan tangan
·
Buang jarum suntik pada tempat khusus sebelum steril
3.
Cara pembukaan wadah
Pembukaan
wadah botol atau cawan petri dan tabung biakan, memiliki potensi terinfeksi,
karena tak terlihat dapat menimbulkan aerosol atau kontaminasi pada kulit atau
daerah kerja. Pembukaan wadah di tempat kerja sering dilakukan, bila tidak
hati-hati, bahan terinfeksi yang ada dalam wadah dapat menularkan secara
langsung atau jatuh ke tempat kerja. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan
untuk menghindari resiko terinfeksi adalah sebagai berikut :
·
Buka tutup wadah di tempat kerja dengan hati-hati agar isi
dalam wadah tidak terpencar ke luar.
·
Gunakan jas lab. dan sarung tangan.
·
Hindari aerosol.
·
Spesimen yang bocor atau pecah hanya dibuka di dalam Safety
Cabinet.
4.
Penerimaan spesimen di Laboratorium
·
Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen.
Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka tempat pemeriksaan spesimen dapat
dilakukan pada meja khusus dalam areal laboratorium.
·
Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat
untuk mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.
·
Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.
·
Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
·
Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
·
Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau
plastik yang dapat didisinfeksi atau diautoklaf ulang.
·
Baki harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap
hari.
·
Jika mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi
berdiri.
·
Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian
depan saat membawa spesimen.
·
Membawa spesimen di atas kaki
·
Mencuci tangan dengan disinfektan jika terkena
tumpahan/percikan dari spesimen.
·
Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki, dekontaminasi
baki dan sisa spesimen diautoklaf.
·
Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja laboratorium jika
terluka saat bekerja.
6.
Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh
Tindakan
di bawah ini dibuat untuk melindungi petugas laboratrorium terhadap infeksi
yang ditularkan melalui darah seperti Virus hepatitis B, HIV (Human
Immunodeficiency Virus) dan lain-lain.
a.
Mengambil, melabel dan membawa spesimen
·
Gunakan sarung tangan
·
Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan darah.
·
Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya
dengan alat khusus yang sekaligus merupakan wadah penyimpanan jarum habis
pakai. Pindahkan darah ke dalam tabung spesimen dengan hari-hati dan tutup
rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis pakai sebaiknya dibakar dalam
alat insinerasi. Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan
sempritnya diautoklaf dalam kantong yang terpisah.
·
Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label
BAHAYA INFEKSI.
·
Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa ke
laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara terpisah.
b.
Membuka tabung spesimen dan mengambil sampel
·
Buka tabung spesimen dalam kabinet keamanan biologis Kelas
I dan Kelas II.
·
Gunakan sarung tangan
·
Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah
dibungkus kain kasa.
c.
Kaca dan benda tajam
·
Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari plastik sebagai
pengganti kaca/gelas. Bahan kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari
borosilikat.
·
Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat suntik selain
untuk mengambil darah.
d.
Sediaan darah pada kaca objek
·
Pegang kaca objek dengan forsep
e.
Peralatan otomatis
·
Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type)
·
Cairan yang keluar dari alat/effalut harus dikumpulkan
dalam tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.
·
Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau glutaraldehid ke
dalam alat disinfektan hanya pada keadaan tertentu.
f.
Melakukan sentrifus
·
Gunakan tabung sentrifus yang mempunyai tutup
·
Gunakan selongsong/rotor yang dilengkapi penutup
g.
Jaringan
·
Fiksasi jaringan dengan formalin. Spesimen berukuran kecil,
seperti dari biopsi jarum, dapat difiksasi dan didekontaminasi dalam waktu
kurang lebih 2 jam, tetapi spesimen berukuran besar membutuhkan waktu beberapa
hari.
·
Setelah melakukan potong beku (frozensection), alat
(cryotome) haru didekontaminasi.
7.
Kecelakaan di Laboratorium
Di
laboratorium mikrobiologi, infeksi bakteri merupakan resiko yang sering terjadi
sebagai penyebab penularan utama pada petugas pemeriksa laboratorium.
Oleh
sebab itu perlu diupayakan tindakan pencegahan dengan urutan prioritas sebagai
berikut :
a. Perlindungan petugas pemeriksa
·
Batasi kontaminasi
·
Dekontaminasi pegawai
·
Dekontaminasi areal yang berhubungan
b. Dekontaminasi kulit
detergen
tidak boleh digunakan, perawatan harus dilakukan dengan tidak merusak kulit
c. Dekontaminasi mata = dilakukan dengan perawatan air
untuk mencegah penyebaran kontaminasi dari satu area ke area lainnya.
d. Dekontaminasi pakaian
pakaian
yang terkontaminasi harus dipindahkan secepatnya dan diletakkan pada wadah
tertentu. Harus dipindahkan dari lokasi tumpahan sampai kontaminasi dapat
termonitor.
e. Dekontaminasi daerah kerja
Basahi
semua daerah yang terkena tumpahan termasuk wadah yang rusak dengan
disinfektan. Diamkan 10 menit. Bersihkan dengan tissue atau lap dengan
menggunakan sarung tangan.
No comments