RUMPUT LAUT DIPERAIRAN JEPARA BAB 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis rumput yang diketemukan di Perairan Pulau Panjang – Jepara adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis – jenis rumput laut yang diketemukan di perairan Pulau Panjang - Jepara
No
|
Jenis
|
Sts. A
|
Sts. B
|
Sts. C
|
Sts. D
|
Chlorophyceae
| |||||
1
|
Halimeda macroloba
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Halimeda macrophysa
|
+
|
+
|
-
|
-
|
3
|
Caulerpa serrulata
|
+
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Caulerpa racemosa
|
+
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Codium decorticatum
|
-
|
-
|
+
|
-
|
Rhodophyceae
| |||||
6
|
Jania sp
|
+
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Callophylis adhaerens
|
-
|
+
|
-
|
-
|
Phaeophyceae
| |||||
8
|
Hydrochlatrus clatratus
|
+
|
-
|
+
|
-
|
9
|
Padina crassa
|
+
|
-
|
+
|
+
|
10
|
Padina minor
|
+
|
-
|
+
|
+
|
11
|
Turbinaria ornate
|
+
|
-
|
+
|
+
|
12
|
Sargassum cinereum
|
+
|
+
|
+
|
-
|
13
|
Sargassum polycystum
|
+
|
+
|
+
|
-
|
14
|
Sargassum gigantifolium
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Keterangan :
+ : diketemukan
- : tidak diketemukan
Pada tabel 1 terlihat bahwa jenis rumput laut yang diketemukan di perairan Pulau Panjang ada 14 jenis. Dari ke 14 jenis ini dari kelas Phaeophyceae diketemukan paling banyak yaitu 7 jenis kemudian dususul kelas Chlorophyceae dengan jumlah 5 jenis dan paling sedikit yaitu dari kelas Rhodophyceae hanya diketemukan 2 jenis.
Tabel 2. kelimpahan relative (KR) Rumput Laut di perairan Pulau Panjang – Jepara
No
|
Nama jenis
|
Sts A
|
Sts B
|
Sts C
|
Sts D
|
Chlorophyceae
| |||||
1
|
Caulerpa racemosa
|
3,699
|
0
|
0
|
0
|
2
|
Caulerpa serrulata
|
3,470
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Codium decorticatum
|
0
|
0
|
1,098
|
0
|
4
|
Halimeda macroloba
|
5.342
|
6,555
|
0
|
8,813
|
5
|
Halimeda macrophysa
|
8,274
|
4,997
|
0
|
10,665
|
Rhodophyceae
| |||||
6
|
Callophylis adhaerens
|
0
|
14,633
|
0
|
0
|
7
|
Jania
|
3,017
|
0
|
0
|
0
|
Phaeophyta
| |||||
8
|
Hydroclathrus clatratus
|
0,763
|
0
|
0,808
|
0
|
9
|
Padina crassa
|
2,113
|
0,436
|
1,414
|
13,222
|
10
|
Padina minor
|
2,309
|
0,218
|
0,808
|
10,907
|
11
|
Sargassum cinereum
|
0,825
|
1,672
|
6,808
|
0
|
12
|
Sargassum gigantifolium
|
1,252
|
2,017
|
71,142
|
0
|
13
|
Sargassum polycystum
|
1,330
|
2,805
|
10,953
|
0
|
14
|
Turbinaria ornate
|
1,030
|
0
|
4,303
|
1,069
|
Tabel 2. Nilai parameter lingkungan yang terukur di Perairan Pulau Panjang – Jepara
No
|
Parameter
|
Sts A
|
Sts B
|
Sts C
|
Sts C
|
1
|
Suhu (oC)
|
27- 28
|
27 - 29
|
27 - 28
|
27 – 29
|
2
|
Salinitas (‰)
|
34 – 35
|
34 – 35
|
34 – 35
|
34,5 – 35
|
3
|
pH
|
7 – 8
|
7,5 – 8
|
7,5 - 8
|
7,5 – 8
|
4
|
Jenis substrat
|
Pasir, batu karang, pecahan karang
|
Pasir, pecahan batu karang
|
Pasir, pecahan karang
|
Pasir, pecahan karang
|
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa secara umum nilai suhu, salinitas dan temperatur menunjukkan nilai yang hampir sama / tidak menyolok. Hanya ada sedikit perbedaan tentang jenis substrat di tiap – tiap stasiunnya.
PEMBAHASAN
Pada tabel 1 memperlihatkan bahwa kelas Chlorophyceae mendapatkan 5 jenis dari seluruh jenis rumput laut yang diketemukan di perairan Pulau Panjang – Jepara. Tetapi pada lampiran 3 yaitu kelimpahan rata-rata jenis rumput lautnya, walaupun didapatkan 5 jenis tetapi nilai dari kelimpahan menunjukkan bahwa kelas Chlorophyceae mempunyai nilai yang paling besar dibanding dengan kelas lainnya. Hal ini juga disebabkan karena walaupun jumlah spesies Chlorophyta ada 5500 jenis spesies yang ada tetapi dari jenis ini tidak semuanya hidup di laut, sebagian besar hidup di air tawar. Hanya 10% dari jumlah tersebut, yang hidupnya di laut (Dawes, 1981). Selain itu pada lampiran ini juga memperlihatkan bahwa dengan kedalaman 50 cm akan didapatkan jumlah yang semakin besar. Semakin dalam suatu perairan kelas Chlorophyceae didapatkan jumlah yang semakin sedikit. Hal ini sesuai dengan pendapat Lobban & Harrison (1997) yang menyatakan bahwa pada suatu perairan dengan kedalaman rendah akan didapatkan jumlah dan jenis Chlorophyceae semakin banyak, semakin kedalam atau dalamnya suatu perairan jumlahnya semakin berkurang. Pada kedalaman sedang akan diketemukan jenis dari kelas Phaeophyceae dan semakin kedalam perairan, banyak diketemukan jenis algae merah atau Rhodophyceae.
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa Chlorophyceae ini didapatkan dua spesies Halimeda yaitu Halimeda macroloba dan Halimeda macrophysa. Dua jenis Caulerpa yaitu Caulerpa racemosa dan Caulerpa serrulata. Pada Rhodophyceae hanya diketemukan Jania sp. sedangkan pada Phaeophyceae diketemukan Hydrochlatrus clatratus, Padina crassa, Padina minor, Turbinaria ornata, Sargassum cinereum, Sargassum polycystum dan Sargassum gigantifolium. Jenis – jenis yang diketemukan ini memang banyak dijumpai pada perairan dengan substrat pasir atau batu. Hal ini sesuai dengan pendapat (Atmadja, 1997). Demikian juga dengan stasiun – stasiun lain akan didapatkan jenis – jenis yang tidak jauh berbeda. Hal ini terlihat juga pada jenis substrat pada tiap – tiap stasiun hampir sama yaitu pasir, batu dan pecahan karang.
Kelas Phaeophyceae diketemukan 7 jenis dari 14 jenis yaitu masing – masing Hydrochlatrus clatratus, Padina crassa, Padina minor, Turbinaria ornate, Sargassum cinereum, Sargassum polycystum dan Sargassum gigantifolium. Walaupun dari kelas Phaeophyceae ini lebih banyak diketemukan dibandingkan dengan kelas Chlorophyceae yang hanya didapatkan 5 jenis dari 14 jenis tetapi jika dilihat pada lampiran 2 tentang kelimpahan rata-ratanya yaitu pada stasiun A dengan kedalaman 50 cm, nilai Chlorophyceae masih menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas Phaeophyceae.
Kelas Rhodophyceae hanya diketemukan 2 jenis yaitu Jania sp. dan Callophylis adhaerens (lihat tabel 1) yaitu pada stasiun A dan stasiun B di semua kedalaman. Diduga dengan hanya diketemukan 2 jenis ini kedalaman dari tiap – tiap stasiun yang digunakan dalam penelitian ini masih rendah. Karena pada Rhodophyceae umumnya diketemukan pada kedalaman paling dalam asalkan sinar matahari masih dapat ditangkapnya.
Data parameter lingkungan (tabel 2) menunjukkan bahwa nilai salinitas di semua stasiun berkisar antara 34 - 35‰, suhu 27 – 29 OC , pH 7 – 8. Nilai ini masih memungkinkan untuk tumbuhnya beberapa jenis rumput laut. Hal ini sesuai dengan pendapat Ilalqisny & Widyartini (2000) yaitu pada salinitas 34‰, suhu 20 – 30 OC dan pH 7,5 – 8,5. Selain itu disemua stasiun menunjukkan kecerahan sampai dasar perairan, sehingga intensitas masih dapat diterima oleh rumput laut untuk melakukan proses fotosintesisnya.
Kelimpahan rata - rata pada tiap – tiap stasiun menunjukkan bahwa yang tertinggi terdapat pada stasiun A kedalaman 50 cm dan total 36,67 serta jenis Halimeda macrophysa. Hal ini sesuai dengan Atmadja dkk (1996) yang menyatakan bahwa genus Halimeda dapat tumbuh dengan baik pada substrat batu karang, pasir atau pecahan karang. Selain itu pada stasiun A, mempunyai kecepatan arus yang tidak besar seperti pada stasiun lainnya B, C dan D sehingga masih dimungkinkannya holdfast rumput laut dapat melekat pada substratnya. Pada stasiun B, C dan D pada semua stasiun sedikit dijumpai rumput laut kelas Chlorophyceae. Hal ini diduga dengan adanya kecepatan arus yang cukup tinggi di stasiun tersebut sehingga holdfast rumput laut dapat terlepas dari substratnya. Tetapi sayangnya data parameter lingkungan mengenai kecepatan arus tidak didapatkan.
Nilai indeks keanekaragaman (H’) pada stasiun A yaitu 2,9 – 3,16. stasiun B yaitu 0,54 – 1,51, C yaitu 2,34 – 2,63 dan D yaitu 0,98 – 1,14. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun A paling tinggi dibanding dengan stasiun lainnya. Menurut Wilhm & Dorris (1986) masuk dalam katagori sedang yaitu 2,303 – 6,906.
Nilai indeks keseragaman (E) pada stasiun A yaitu 0,85 – 0,89 ; stasiun B yaitu 0,49 – 0,54; stasiun C yaitu 0,83 – 0,87 dan stasiun D yaitu 0,72 – 0,99. Sehingga dapat dikatakan bahwa peraiaran Pulau Panjang masih mempunyai nilai keseragaman rumput laut yang masih tinggi. Karena menurut (Krebs, 1985) keseragaman tinggi mempunyai nilai berkisar 0,6 – 1.
Nilai indeks dominasi (C) pada stasiun A yaitu 0,13 – 0,15; stasiun B yaitu 0,43 – 0,78; stasiun C yaitu 0,19 – 0,22 dan stasiun D yaitu 0,47 – 0,51. Hal ini menunjukkan didalam komunitas tidak ada yang dominan karena nilai C mendekati 0. Hal ini berarti komunitas tersebut dalam keadaan stabil.
V. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
- Spesies rumput laut yang didapatkan di perairan Pulau Panjang – Jepara ada 14 spesies, yaitu dari kelas Chlorophyceae ada 5 spesies yaitu : Halimeda macroloba, Halimeda macrophysa, Caulerpa serrulata, Caulerpa racemosa dan Codium decorticatum. Dari kelas Phaeophyceae ada 7 jenis yaitu : Hydrochlatrus clatratus, Padina crassa,Padina minor, Turbinaria ornate, Sargassum cinereum, Sargassum polycystum, Sargassum gigantifolium. Sedangkan dari kelas Rhodophyceae ada 2 spesies yaitu : Jania sp dan Callophylis adhaerens
- Parameter lingkungan di semua stasiun menunjukkan nilai salinitas 34 - 35‰, suhu 27 – 29oC, pH 7 – 8. Nilai indeks keanekaragaman termasuk dalam katagori sedang, Nilai keseragaman masuk dalam katagori tinggi dan didalam komunitas tidak ada yang dominan karena nilai C mendekati 0, sehingga komunitas terebut dalam keadaan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, W.S. ; Sulistijo; Kadi A; Satari R. 1996. Pengenalan Jenis Rumput Laut di Indonesia . P3O LIPI, Jakarta .
Adey, WH ; Lovelland, K. 1991. Dynamic Aquaria Building Living Ecosystems. Academic Press Inc. California .
Hadi S. 1983. Pengantar Metodologi research. UGM Press. Yogyakarta .
Ilalqisny A I D ; Widyartini D S. 2000. Makroalgae. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Lalli C; Parson T R. 1993. Biological Oseanography an Introduction. Pergamon Press. London
Lobban C S ; Harrison P J. 1997. Seaweed Ecology and Physiology. Cambridge University Press.
Soegiarto, A; Sulistijo; Atmadja W.S; Mubarak H. 1978. Rumput Laut (Algae) : Manfaat, Potensi dan Usaha Budidayanya. LON - LIPI. Jakarta
Wilhm J T ; Dorris. 1986. Fundamental of Ecology. Drenker Inc.123 – 125
No comments