Simbiosis Fungi Endofit dengan Inang
Sebagian besar mikroorganisme pada tingkat tertentu dalam hidupnya dipengaruhi oleh kegiatan mikroorganisme lain. Pengaruh tersebut dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu dari fenomena antagonisme yaitu antibiosis. Dalam hal ini salah satu dari dua populasi organisme yang berinteraksi menghasilkan senyawa antibiotik.
Antibiotik adalah substansi kimia alamiah hasil metabolisme
sekunder mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan baik menghambat pertumbuhan
maupun membunuh mikroorganisme lain. Definisi tersebut sangat terbatas, karena
sekarang banyak molekul yang diperoleh melalui sintesis kimia, mempunyai aktivitas terhadap mikroorganisme. Sekarang istilah antibiotika berarti semua
substansi baik yang berasal dari alam maupun sintetik yang mempunyai toksisitas
selektif terhadap satu atau beberapa mikroorganisme tujuan, tetapi mempunyai
toksisitas cukup lemah terhadap inang (manusia, hewan, atau tumbuhan) dan dapat
diberikan melalui jalur umum.
Walaupun masa jaya penemuan antibiotika telah berlalu,
dimulai sejak tahun 1939 sampai 1959, tetapi penelitian dibidang ini bangkit
kembali sejak tahun 1965 dengan penemuan antibiotika semisintetik seperti
β-laktamin. Masa kini, bioteknologi antibiotika diarahkan untuk menemukan antibiotika
baru dengan mengeksploitasi dunia mikroba, mencari galur yang beragam dari
habitat yang beragam, seleksi galur dan perbaikan genetik, tekhnik media dan
kultur, biosintesa molekul, fisiologi produksi antibiotika dan optimalisasi,
serta modelisasi fermentasi industri. Disamping itu digalakkan mencari
antibiotika yang dapat mengatasi AIDS, HIV dan virus hepatitis B (Sudirman,
1994).
Salah satu organisme penghasil antibiotika yang sedang
banyak dibicarakan sekarang ini adalah fungi endofit. Fungi endofit biasanya
terdapat dalam suatu sistem jaringan seperti daun, ranting, atau akar tumbuhan.
Fungi ini dapat menginfeksi tumbuhan sehat pada jaringan tertentu dan mampu
menghasilkan mikotoksin, enzim serta antibiotika (Carrol,1988 ; Clay, 1988).
Asosiasi beberapa fungi endofit dengan tumbuhan inang mampu melindungi tumbuhan
inangnya dari beberapa patogen virulen, baik bakteri maupun jamur (Bills dan
Polyshook, 1992).
No comments