Bahan Makanan
p
|
engetahuan masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik untuk
mencapai hidup yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
ekonomi, sosial, budaya, kondisi kesehatan dan lain sebagainya.
Pendidikan
gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam meningkatkan status gizi
masyarakat jangka panjang. Melalui
sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu
keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat.
Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah
salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di
masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang
lebih baik.
Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang
berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial ekonominya. Pada keluarga yang kaya
dan tinggal diperkotaan, masalah gizi yang sering dihadapi adalah masalah
kelebihan gizi yang disebut gizi lebih.
Anggota keluarga ini mempunyai risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk
dan rawan terhadap penyakit jantung, darah tinggi, diabetes dan kanker.
Pada keluarga dengan tingkat sosial ekonominya rendah
atau sering disebut keluarga miskin, umumnya sering menghadapi masalah kekurangan
gizi yang disebut gizi kurang. Risiko penyakit yang mengancamnya adalah
penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernafasan atas (SPA),
rendahnya tingkat intelektual dan produktifitas kerja.
Apabila ke dua masalah gizi tersebut dalam jumlah yang
besar, akan menjadi masalah masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah
bangsa. Masyarakat yang terdiri dari
keluarga yang menyandang masalah gizi, akan menyandang masalah sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas rendah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam
menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Untuk mencapai sasaran global
dan perkembangan gizi masyarakat, perlu meningkatkan daya dangkal dan daya
juang pembangunan kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara
berkelanjutan.
Tujuan khusus program pangan dan
gizi dalam mencapai Indonesia sehat 2010 antara lain : (a) meningkatnya ketersediaan komoditas
pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas yang memadai dan tersedia
sepanjang waktu memalui peningkatan produksi dan penganeka ragaman serta
pengembangan produksi olahan, (b) meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan
untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, (c) meningkatkan
pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan menurunkan
prevalensi gizi kurang dan gizi lebih, (d) meningkatkan kemandirian keluarga
dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di berbagai bidang, pada tahun 1992 telah diselenggarakan konggres
gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang
sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah
satu rekomendasi penting dari konggres itu adalah anjuran kepada setiap negara
agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia pernah
diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna padatahun 1950 dan sampai sekarang
pedoman ini masih dikenal oleh sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat itu sebenarnya
adalah merupakan bentuk implementasi PUGS.
Dalam pedoman umum gizi seimbang terdapat 12 (dua
belas) pesan yang perlu diperhatikan yaitu : (1) makanlah aneka ragam makanan,
(2) makanlah makanan yang memenuhi kecupan energi, (3) pilihlah makanan
berkadar lemak sedang dan rendah lemak jenuh, (4) gunakan garam beryodium, (5)
makanlah makanan sumber zat besi, (6) berikan ASI saja kepada bayi sampai umur
4 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya, (7) biasakan makan pagi (8) minumlah
air bersih, aman yang cukup jumlahnya, (9) lakukan aktifitas fisik secara
teratur, (10) hidari minumanyang berakohol, (11) makanlah makanan yang aman
bagi kesehatan, (12) bacalah label pada makanan yang dikemas.
No comments