Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Di lingkungan
manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain
selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan
lingkungan tempat hidupnya.
Lingkungan hidup
meliputi komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu
(uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat
dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan,
air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor
fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan
kandungan mineral.
Baik komponen
biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu,
ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam
ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan
faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak
geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya
perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan)
dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin
terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis
lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di
daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai
untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing
hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis
terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan
fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis
flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang
berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi
gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk,
penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda
merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman
hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis
dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan
karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan
varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu
ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan
terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada
tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat
merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula.
Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan
secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau
letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan
memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana
tsunami.
No comments