Teh hijau (green tea)
Daun teh tidak diberi kesempatan
fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh
diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim
sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), sehingga selain
warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin relatif tinggi.
Mengonsumsi teh
hijau memiliki manfaat antara lain mengandung :
a. vitamin C yang mencegah diabetes dan penyakit kulit.
b. caffein yang berfungsi merangsang fungsi jantung, tekanan
darah dan sistem otot.
c. chlorofyll dan mineral, chlorofyll memainkan peranan yang
penting bagi tubuh manusia dan mineral dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
d. tanin untuk mempercepat perawatan /
pengobatan perut dan yang berkaitan dengan jaringan usus.
e. Fluorine yang mencegah kerusakan gigi.
f. khasiat untuk menjaga kesehatan dan
digunakan sebagai pengobatan ( Zong mao 1992, P.R China )
g. manfaat mencegah penyakit kanker (Fang yun
– zhong 1995, Katiyar dan Muhtar 1995, USA)
Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang
dimiliki oleh teh, baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah
dimiliki sejak masih berupa pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik
penanganan dan pengolahan yang dilakukan.
Ketiga jenis teh
masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang
disebut polifenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu
kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran,
buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Teh juga mengandung protein yang dirasakan
besar peranannya dalam pemben-tukan aroma. Manfaatnya untuk melarutkan lemak
dan memperlancar pencernaan dan peredaran darah.
1. Menurunkan risiko penyakit kanker
Berbagai hasil
studi menunjukan konsumsi teh berperan dalam menurunkan risiko penyakit kanker.
Senyawa polyphenol dalam teh mampu memberikan perlindungan terhadap zat
karsinogenik. EGCg yang terdapat dalam teh hijau merupakan senyawa aktif yang
berperan dalam mencegah terjadinya kanker.
Studi
epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker
penduduk yang mendiami daerah produsen utama teh hijau amat sedikit. Suatu
studi lainnya di Jepang melaporkan bahwa catechin dapat membunuh Helicobacter
pylori, yaitu bakteri pemicu kanker lambung.
Suatu studi di
Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American Journal of
Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap lebih dari 35.000 wanita
pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki khasiat melawan kanker. Hasil
studi tersebut menyimpulkan mereka yang mengosumsi sekurangnya 2 cangkir teh
hitam sehari akan berkurang risikonya terkena kanker kandung kemih sebanyak
40%, dan 68% pada penyakit kanker saluran pencernaan bila dibandingkan dengan
mereka yang tidak mengonsumsi teh.
2. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
Penyakit
kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida darah, tekanan darah,
faktor homestatik, oksidatif stress, dan lain-lain. Beberapa studi menunjukkan
bahwa teh memiliki khasiat menurunkan risiko penyakit kardiovas-kular dengan
menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah.
Mekanisme
pencegahan teh terhadap penyakit kardiovaskular terdapat pada kemampuannya
menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat penggumpalan sel-sel platelet,
sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Poli-fenol teh (catechin
dan theaflavin) juga merupakan antioksidan kuat yang mampu melindungi
oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal bebas. Teroksidasinya kolesterol tersebut
diduga berperan penting dalam proses atherogenesis yaitu proses awal
pembentukan plaque pada dinding arteri.
3. Menurunkan berat badan
Studi terbaru yang
dilakukan terhadap potensi teh adalah peranannya membantu menurunkan berat
badan seperti dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, 1999 .
Penelitian tersebut dilakukan oleh Institute of Physiology, University
of Fribourg, Switzerland, yang melibatkan 10 orang sebagai sampel.
Para peneliti melakukan pengukuran 24 jam energi expenditure pada subjek
yang diberi kafein (50 mg), ekstrak teh hijau (50 mg kafein dan 90 mg EGCg),
serta placebo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teh
hijau secara bermakna meningkatkan 4% energi expenditure bila
dibandingkan placebo. Berdasar-kan penelitian tersebut, teh hijau diketahui
mempunyai potensi sebagai thermogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran
kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan. Hasil studi
ini menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam program penurunan
berat badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi kalori (diet).
4. Mencegah osteoporosis
Osteoporosis atau
pengeroposan tulang merupakan salah satu masalah yang dihadapi wanita pascamenopause
manakala telah terhentinya produksi hormon estrogen (pemicu pertumbuhan
tulang). Osteoporosis menyebabkan massa tulang menyusut dan mudah patah.
Studi terbaru yang
dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh secara teratur dapat
mempertahankan keutuhan tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis. Hasil
penelitian tersebut dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi
April 2000 dengan melibatkan jumlah sampel wanita berusia 65 hingga 76 tahun
sebanyak 1.200 orang di Cambridge, Inggris. Kesimpulan yang diambil adalah
wanita yang mengonsumsi teh ternyata memiliki ukuran kerapatan mineral tulang (Bone
Mineral Density/BMD) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak minum teh
secara bermakna.
Senyawa aktif yang
terkandung di dalam teh berperan menyerupai hormon esterogen lemah yang
membantu melindungi tulang terhadap proses kerapuhan (osteoporosis).
Teh merupakan
minuman fungsional yang memiliki potensi dan khasiat tinggi terhadap kesehatan
tubuh. Untuk memperoleh hasil dan manfaat yang maksimal diperlukan kebiasaan
minum teh secara teratur, yaitu minimal 4-5 gelas/hari. Jumlah tersebut cukup
untuk memperoleh manfaat dari senyawa yang terkandung dalam teh.
Teh dapat
menyegarkan tubuh dan selain itu teh juga kaya akan vitamin C dan B terutama thiamin
dan riboflafin yang dibutuhkan tubuh. Menurut penelitian yang
dilakukan di Jepang dan Rusia bahan polifenol mempunyai vitamin P aktif yang
dapat membantu mengurangi kerapuhan dinding kapiler (capillary fragility)
dari aliran darah, sebab vitamin P aktif mampu menstabilkan vitamin C dalam
tubuh, juga menormalkan hyperfungtion dari kelenjar gondok.
Teh memiliki
kemampuan mengantisipasi pengaruh yang merugikan dari aktivitas bakteri dan
basil disentri. Teh Juga berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi. Kandungan fluor
dalam teh bisa membantu pertumbuhan gigi pada anak-anak. Selain itu unsur fluor
memiliki fungsi meningkatkan daya tahan gigi terhadap asam, karena fluorida
dapat mengurangi difusi asam pada email gigi.
Selain daun teh
yang dibuat bubuk teh sebagai bahan minuman, ternyata biji teh yang mengandung
minyak bermanfaat sebagai bahan minyak goreng non kolesterol, obat sakit perut,
dan minyak rambut.
Berdasarkan hasil penelitian menambah
panjang daftar manfaat teh. Para ilmuwan asal Singapura menghabiskan waktu
selama empat tahun lamanya untuk meneliti manfaat lain dari teh. Akhirnya ditemukanlah
bahwa secangkir teh yang dikonsumsi secara rutin baik bagi otak, yaitu untuk
memperlambat kerusakan sel serta membuat daya ingat tetap stabil walau telah
dimakan usia.
Dengan ditemukannya ’catechin’, senyawa alami teh yang dapat melindungi
sel-sel otak dari pembentukan protein bertahun-tahun lamanya yang dapat
merusak, juga menjaga kemampuan kognitif otak. Berdasarkan keterangan Professor
Ng Tze Pin dari Departemen Obat Untuk Kesehatan Jiwa Universitas Nasional
Singapura, bahwa semua jenis teh akan mempunyai dan menghasilkan manfaat yang
sama. Disamping harganya yang murah, tidak beracun sehingga masyarakat luas
dapat mengonsumsinya.
Teh yang memiliki kandungan kafein yang
berbeda dengan kafein yang terdapat di dalam kopi, yaitu dengan kandungan
protein alami ’theanine’, yang mampu melawan efek samping seperti peningkatan tekanan darah, sakit
nyeri kepala maupun kecapean.
Berdasarkan hasil laporan para ilmuwan,
kerusakan sel otak itu disebabkan kombinasi hilangnya sel saraf, faktor
keturunan atau gen, stroke ringan, dan penambahan kadar protein yang merusak yang
membawa penderitanya kepada penyakit demensia, yaitu gangguan fungsi kognitif
yang disebabkan kerusakan pada otak, salah satunya karena faktor usia serta
penyakit lainnya.
Merujuk kepada kebiasaan minum teh, 2.501
orang China berusia 55 tahun ke atas, terhitung sejak September 2003 hingga
Desember 2005, ditemukan hasil 38% tidak mengonsumsi teh, 29% minum teh dari
satu jenis saja, untuk sisanya mengonsumsi aneka jenis teh. Hasil itu
menunjukkan 2/3 peminum teh stabil saat menjalani tes daya ingat dua tahun
kemudian, sedangkan 35% mengalami penurunan yang cukup kognitif sebanyak 2
point.
Teh dari bunga sepatu juga memiliki
khasiat kurang lebih sama dengan teh yang biasa kita konsumsi, bahkan kandungan
vitamin C sebagai antioksidannya lebih besar dibanding teh biasa dan teh dari
bunga rosella. Oleh karena itu pemanfaatan bunga sepatu sebagai teh ini dapat
dikembangkan sebagai produk home industry atau bahkan diproduksi
besar-besaran karena prospek teh sebagai minuman sudah tradisi masyarakat Indonesia
dari dahulu sampai jaman sekarang. Apalagi tanaman bunga sepatu sangat mudah
tumbuh, bahkan dengan stek tanaman ini akan tumbuh dengan cepat dan subur.
No comments