HOMO ERECTUS
Homo
erectus, yang dikemukakan sebagai “manusia primitif” oleh kalangan evolusionis,
sebenarnya adalah ras manusia yang telah hilang. Perbedaan antara Homo erectus
dan kita hanyalah perbedaan ras.
D Alam skema “evolusi manusia” yang dirancang
oleh para evolusionis, fosil-fosil yang
digolongkan sebagai Homo erectus ditempatkan setelah Australopithecus. (Pada beberapa tahun terakhir, kelompok “Homo habilis” yang diusulkan oleh beberapa evolusionis tertentu, telah dimasukkan ke dalam jenis Australopithecus)
digolongkan sebagai Homo erectus ditempatkan setelah Australopithecus. (Pada beberapa tahun terakhir, kelompok “Homo habilis” yang diusulkan oleh beberapa evolusionis tertentu, telah dimasukkan ke dalam jenis Australopithecus)
Sebagaimana makna yang terkandung dalam kata “erect”, “Homo erectus” berarti “manusia yang berjalan tegak”. Evolusionis
harus memisahkan mereka dari kelompok sebelumnya dengan menambahkan tingkat
“ketegakan”, karena semua fosil Homo
erectus yang ada memiliki tingkat ketegakan yang tidak dijumpai pada
spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Tidak terdapat perbedaan
antara rangka manusia modern dengan Homo
erectus.
Bukti penting mengenai hal ini adalah fosil “Anak lelaki
Turkana” yang dimasukkan ke dalam kelas Homo
erectus. Telah terbukti bahwa fosil ini merupakan kerangka dari anak lelaki
berumur 12 tahun, yang ketika dewasa dapat mencapai 1,83 meter. Struktur rangka
fosil yang tegak ini tidaklah berbeda dari manusia modern. Tentang hal ini,
seorang ahli paleoantropologi Amerika, Alan Walker, mengatakan ia meragukan
jika “ahli patologi pada umumnya dapat mengetahui perbedaan antara rangka fosil
ini dan rangka manusia modern.”52
Alasan utama bagi para evolusionis untuk mengatakan Homo erectus sebagai “primitif” adalah
ukuran rongga otak pada tengkoraknya (900-1100 cc), yang berukuran lebih kecil
dari milik manusia modern, dan tonjolan alis matanya yang tebal. Namun, terdapat
banyak orang di zaman sekarang yang masih hidup di dunia ini yang memiliki
volume otak sebesar Homo erectus
(misalnya bangsa pigmi) dan terdapat pula sejumlah bangsa yang memiliki alis
mata yang menonjol (misalnya bangsa Aborigin dari Australia).
Adalah fakta yang sudah dimaklumi bahwa perbedaan volume
otak tidaklah selalu menunjukkan perbedaan tingkat kecerdasan atau
keterampilan. Kecerdasan lebih bergantung pada pengaturan internal otak dan
bukan volumenya.53
Bahkan seorang evolusionis, Richard Leakey, menyatakan
perbedaan antara Homo erectus dan
manusia modern tidaklah lebih dari perbedaan ras:
“Seseorang juga akan melihat adanya
perbedaan-perbedaan pada bentuk tengkorak, besarnya tonjolan di bagian muka,
ketebalan alis mata dan seterusnya. Perbedaan-perbedaan ini mungkin tak lebih
dari perbedaan di antara ras-ras manusia modern yang terpisahkan secara
geografis, sebagaimana yang kita saksikan sekarang.”54
Pendek kata, manusia yang dikelompokkan oleh para
evolusionis ke dalam Homo erectus,
ternyata merupakan ras manusia yang telah hilang dan memiliki tingkat
kecerdasan yang tidak berbeda dengan kita. Sebaliknya, terdapat perbedaan
sangat besar antara Homo erectus, ras
manusia dan kera yang berada di awal skenario “evolusi manusia” (Australopithecus, atau Homo habilis). Ini berarti manusia
pertama muncul dalam catatan fosil secara tiba-tiba dan secara langsung tanpa
sejarah evolusi apa pun. Hal ini merupakan petunjuk paling jelas bahwa
makhluk-makhluk ini telah diciptakan.
No comments