Human Immunodeficiency Virus
***Definisi & Fase Human Immunodeficiency Virus***
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam darah manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darah seseorang yang terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja bisa terinfeksi, termasuk anda. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi seksual, agama, kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV sudah berada dalam diri anda (artinya anda telah terinfeksi HIV), tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase 1 :
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase 2 :
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan virus ini.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam darah manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darah seseorang yang terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja bisa terinfeksi, termasuk anda. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi seksual, agama, kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV sudah berada dalam diri anda (artinya anda telah terinfeksi HIV), tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase 1 :
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase 2 :
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan virus ini.
***Cara Penularan HIV (AIDS)***
HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua spesimen yang berupa cairan tubuh dan berasal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat potensional untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika sorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya maka bukan tidak mungkin bila pasangannya nantinya akan terinfeksi virus ini juga. Baik penderita HIV wanita maupun pria sangat riskan untuk menularkan virus ini pada pasangannya ketika berhubungan seksual, yakni melalui cairan sperma (bagi penderita pria) dan darah menstruasi (bila melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi bagi penderita wanita). Diyakini bahwa jumlah HIV dalam ludah seseorang yang terinfeksi sangat sedikit, oleh karenanya anda tidak perlu khawatir dengan ludah penderita HIV. Selain melalui hubungan seksual, HIV juga bisa disebarkan melalui jarum suntik yang digunakan seseorang yang telah terinfeksi, atau bahkan bisa juga ditularkan oleh seorang ibu dengan HIV positif kepada bayinya pada waktu hamil atau menyusui. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebaran HIV yang infeksius ini dapat melalui perseksual, peroral (kemungkinan sangat kecil), parenteral (jarum suntik), dan perplasenta.
HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua spesimen yang berupa cairan tubuh dan berasal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat potensional untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika sorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya maka bukan tidak mungkin bila pasangannya nantinya akan terinfeksi virus ini juga. Baik penderita HIV wanita maupun pria sangat riskan untuk menularkan virus ini pada pasangannya ketika berhubungan seksual, yakni melalui cairan sperma (bagi penderita pria) dan darah menstruasi (bila melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi bagi penderita wanita). Diyakini bahwa jumlah HIV dalam ludah seseorang yang terinfeksi sangat sedikit, oleh karenanya anda tidak perlu khawatir dengan ludah penderita HIV. Selain melalui hubungan seksual, HIV juga bisa disebarkan melalui jarum suntik yang digunakan seseorang yang telah terinfeksi, atau bahkan bisa juga ditularkan oleh seorang ibu dengan HIV positif kepada bayinya pada waktu hamil atau menyusui. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebaran HIV yang infeksius ini dapat melalui perseksual, peroral (kemungkinan sangat kecil), parenteral (jarum suntik), dan perplasenta.
***Tes HIV (AIDS)***
Bila ada kemungkinan anda terinfeksi HIV, lakukan tes dengan segera. Hasil yang positif berarti tes berhasil mendeteksi antibodi HIV dalam tubuh anda (dapat diasumsikan antibodi HIV = HIV). Bahkan meski hasil tes anda negatif bukan berarti anda bebas HIV karena virus ini mungkin saja telah masuk ke dalam pembuluh darah anda selama tiga bulan sebelum antibodi-antibodi itu muncul (bahkan ditemui kasus periode ini berlangsung hingga enam bulan), oleh karenanya untuk mendapatkan hasil tes yang akurat sebaiknya anda menunggu maksimal sampai enam bulan terhitung sejak saat pertama kali anda merasa kemungkinan terinfeksi, untuk melakukan tes HIV. Selama rentang waktu tersebut hindari hubungan seks tanpa pelindung untuk mencegah transmisi virus ini ke dalam tubuh orang lain.
Tes HIV tersedia pada pusat-pusat Keluarga Berencana, klinik kesehatan, program rehabilitasi ketergantungan obat, prakter dokter dan rumah sakit. Ketika membuat janji dengan dokter (untuk pemeriksaan laboratorium), tanyakan tentang kebijakan kerahasiaan dan anonimitas. Jika berhubungan dengan HIV, sebagian besar petugas kesehatan akan menghargai hak dan privasi anda tanpa membedakan usia (akan lebih baik bila anda mengkonfirmasikan hal ini sebelumnya).
Terdapat dua jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi HIV dalam darah manusia, yaitu :
Bila ada kemungkinan anda terinfeksi HIV, lakukan tes dengan segera. Hasil yang positif berarti tes berhasil mendeteksi antibodi HIV dalam tubuh anda (dapat diasumsikan antibodi HIV = HIV). Bahkan meski hasil tes anda negatif bukan berarti anda bebas HIV karena virus ini mungkin saja telah masuk ke dalam pembuluh darah anda selama tiga bulan sebelum antibodi-antibodi itu muncul (bahkan ditemui kasus periode ini berlangsung hingga enam bulan), oleh karenanya untuk mendapatkan hasil tes yang akurat sebaiknya anda menunggu maksimal sampai enam bulan terhitung sejak saat pertama kali anda merasa kemungkinan terinfeksi, untuk melakukan tes HIV. Selama rentang waktu tersebut hindari hubungan seks tanpa pelindung untuk mencegah transmisi virus ini ke dalam tubuh orang lain.
Tes HIV tersedia pada pusat-pusat Keluarga Berencana, klinik kesehatan, program rehabilitasi ketergantungan obat, prakter dokter dan rumah sakit. Ketika membuat janji dengan dokter (untuk pemeriksaan laboratorium), tanyakan tentang kebijakan kerahasiaan dan anonimitas. Jika berhubungan dengan HIV, sebagian besar petugas kesehatan akan menghargai hak dan privasi anda tanpa membedakan usia (akan lebih baik bila anda mengkonfirmasikan hal ini sebelumnya).
Terdapat dua jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi HIV dalam darah manusia, yaitu :
***Tes melalui sampling darah***
Tes ini adalah tes yang paling mudah didapatkan. Petugas kesehatan mengambil sejumlah kecil darah dari lengan anda dengan menggunakan jarum, kemudian mengirimkan sampel darah anda ke laboratorium untuk diperiksa apakah terdapat antibodi untuk melawan virus atau tidak. Hasilnya dapat dilihat setelah 1-2 minggu, untuk memastikan apakah anda HIV positif atau negatif.
Tes ini adalah tes yang paling mudah didapatkan. Petugas kesehatan mengambil sejumlah kecil darah dari lengan anda dengan menggunakan jarum, kemudian mengirimkan sampel darah anda ke laboratorium untuk diperiksa apakah terdapat antibodi untuk melawan virus atau tidak. Hasilnya dapat dilihat setelah 1-2 minggu, untuk memastikan apakah anda HIV positif atau negatif.
***Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)***
Tes yang dilakukan untuk memeriksa apakah ada antibodi HIV di dalam ludah anda. Pada pelaksanaan tes ini, anda perlu membuka mulut lebar-lebar dan membiarkan petugas kesehatan menyeka lidah dan rongga dalam pipi anda dengan kapas. Hasilnya baru bisa terlihat setelah 1-2 minggu.
Bila hasil tes anda dinyatakan HIV positif, yang berarti terdapat virus dalam darah anda, akan sangat sulit diterima. Dan akan sangat membantu bila anda mendapatkan dukungan keluarga dan teman-teman anda. Tetapi mungkin saja bahkan orang-orang yang paling menyayangipun tidak bisa memberikan solusi terbaik untuk menghadapi situasi sulit yang sedang anda hadapi. Disinilah peran konselor sangat diprioritaskan, untuk menjelaskan apa yang bisa dan seharusnya anda lakukan untuk mencegah virus ini menyebar dan menjelaskan pilihan-pilihan caring and curing serta memberikan informasi tentang pilihangaya hidup yang akan menjaga kondisi anda
tetap sehat selama mungkin.
Tes yang dilakukan untuk memeriksa apakah ada antibodi HIV di dalam ludah anda. Pada pelaksanaan tes ini, anda perlu membuka mulut lebar-lebar dan membiarkan petugas kesehatan menyeka lidah dan rongga dalam pipi anda dengan kapas. Hasilnya baru bisa terlihat setelah 1-2 minggu.
Bila hasil tes anda dinyatakan HIV positif, yang berarti terdapat virus dalam darah anda, akan sangat sulit diterima. Dan akan sangat membantu bila anda mendapatkan dukungan keluarga dan teman-teman anda. Tetapi mungkin saja bahkan orang-orang yang paling menyayangipun tidak bisa memberikan solusi terbaik untuk menghadapi situasi sulit yang sedang anda hadapi. Disinilah peran konselor sangat diprioritaskan, untuk menjelaskan apa yang bisa dan seharusnya anda lakukan untuk mencegah virus ini menyebar dan menjelaskan pilihan-pilihan caring and curing serta memberikan informasi tentang pilihan
***Caring and Curing pada penderita HIV (AIDS)***
Penderita HIV (AIDS) mencoba dan berusaha untuk tetap sehat melalui istirahat, konsumsi makanan bergizi dan berolah raga. Tujuan mereka adalah agar sistem kekebalan tubuh mereka tetap kuat dalam melawan penyakit. Selain itu ada juga obat-obat yang dikembangkan untuk memperlambat penyebaran HIV dalam darah yaitu obat-obatan antivirus atau “coctail”. Dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV.
Penderita HIV (AIDS) mencoba dan berusaha untuk tetap sehat melalui istirahat, konsumsi makanan bergizi dan berolah raga. Tujuan mereka adalah agar sistem kekebalan tubuh mereka tetap kuat dalam melawan penyakit. Selain itu ada juga obat-obat yang dikembangkan untuk memperlambat penyebaran HIV dalam darah yaitu obat-obatan antivirus atau “coctail”. Dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV.
***Komplikasi HIV (AIDS)***
Terdapat sejumlah penyakit yang umumnya berkembang dalam tubuh manusia dengan sistem kekebalan tubuh yang inadekuat ataupun rudak oleh HIV, diantaranya adalah : PCP (pneumonia), TBC, kaposi`s sarcoma (kanker kulit), non-Hodgkins`s lymphoma, herpes simplex, dll.
Terdapat sejumlah penyakit yang umumnya berkembang dalam tubuh manusia dengan sistem kekebalan tubuh yang inadekuat ataupun rudak oleh HIV, diantaranya adalah : PCP (pneumonia), TBC, kaposi`s sarcoma (kanker kulit), non-Hodgkins`s lymphoma, herpes simplex, dll.
***Perlindungan diri terhadap HIV (AIDS)***
Dalam hal ini bersifat kondisional artinya perlindungan diri terhadap infeksi HIV ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan diri untuk menghindari dan mencegah transmisi virus, misalnya dengan tidak mengabaikan pemakaian kondom (mencegah transmisi perseksual), menggunakan jarum disposible pada tiap pemeriksaan invasif (mengantisipasi transmisi parenteral), dll.
Dalam hal ini bersifat kondisional artinya perlindungan diri terhadap infeksi HIV ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan diri untuk menghindari dan mencegah transmisi virus, misalnya dengan tidak mengabaikan pemakaian kondom (mencegah transmisi perseksual), menggunakan jarum disposible pada tiap pemeriksaan invasif (mengantisipasi transmisi parenteral), dll.
No comments