OVARIUM
Sepasang dikiri kanan uterus,dalam rongga pelvis. Diikatkan ke dinding dorsal tubuh pada broad ligament uterus oleh mesovarium, dan ke uterus sendiri oleh ligament pula. Pada orang panjang 2,5 – 5 cm,lebar 0,6 – 1,5 cm. Ia diselaputi oleh selapi sel – sel yang berasal dari lapisan peritoneum,yang kemudian berubah jadi bentuk kubus,disebut epitel germinal. Dikira dulu sel induk benih ( oogonia ) berasal dari epitel ini. Ternyata kemudian tidak. Sel benih itu berasal dari kantung yolk embryo. Sebelah dalam epitel germinal terdiri dari selapis jaringan ikat rapat, tunica albuginea.
Jaringan dasar ovarium disebut stroma, mengandung serat jaringan ikat, otot polos dan pembuluh darah yang bergelung – gelung banyak kali. Badan ovarium terdiri dari 2 daerah yaitu cortex dan medulla :
- korteks : di bawah epitel germinal, terdiri dari jaringan ikat interstitial yang disebut stroma, diantara stroma terdapat banyak folikel. Folikel mengandung sel telur yang diselaputi oleh sel folikel. Berbatasan dengan germinal stroma memadat membentuk lapisan tunica albuginea.
- medulla : bagian tengah, batas korteks dan medulla tidak kentara, terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh darah.
Cortex langsung di sebelah dalam tunica albuginea, menyeliputi medulla. Dalam stroma cortex banyak sekali folikel. Folikel itu terdiri dari oosit yang diselaputi sel –sel folikel. Jumlah folikel itu ada sekitar 2 juta butir waktu bayi lahir,dan menjelang akil balig dan waktu itu mulai tumbuh, jumlahnya susut jadi sekitar 300.000 butir saja lagi. Jumlah ini susut terus sampai kegiatan ovarium untuk menghasilkan ovum berhenti. Proses penyusutan folikel itu disebut atresia, berdegenerasi lalu diserap kembali oleh stroma.
Folikel
Dalam cortex ada 5 macam folikel,yaitu :
1. folikel muda
2. folikel primer
3. folikel sekunder
4. folikel tersier
5. folikel de Graaf
Kebanyakan adalah folikel muda,bergerombol di pinggir cortex,persis di bawah tunica albuginea.
Corpus luteum dan corpus albicans
Selain folikel yang 5 macam dalam cortex ovarium ditemukan pula dua badan yaitu corpus luteum dan corpu albicans.Corpus luteum atau badan kuning berasal dari folikel Graaf yang ovumnya telah berovulasi. Badan itu berwarna kuning karena sel – sel granulosanya yang mengandung pigment lipokrom yang berwaerna kuning. Dalam Ilmu Reproduksi dikenal 3 macam korpus luteum, diantaranya yaitu :
- korpus luteum periodikum yaitu korpus luteum yang tumbuh dan beregresi dalam siklus berahi.
- korpus luteum graviditatum yaitu korpus luteum yang menyertai kebuntingan, berfungsi merawat kebuntingan dengan progesteronnya.
- korpus luteum persisten yaitu korpus luteum yang merupakan gangguan terhadap siklus berahi. Hewan betina tidak berahi, meskipun tidak bunting.
- .Corpus albicans ialah corpus luteum yang dua macam sudah berhenti bekerja menghasilkan hormone.Berupa parut ( bekas luka ) yang dimasuki banyak serat jaringan ikat.
Stroma
Stroma cortex terdiri dari jalinan serat retikulosa dan sel bentuk gelendong mirip otot polos.Tapi sel itu tak mengandung myofolament seperti sel otot biasa, disebut sel ephitelioid. Sel itu dapat berdeferensiasi jadi sel interstitial, dan waktu hamil dapat bertransformasi jadi sel decidual. Kelenjar bisa terbentuk disini, disebut kelenjar interstitial. Kelenjar itu bersebar dalam stroma dan sel ini kaya akan butir lipid dan pada beberapa spesies mammali menggetahkan hormon steroid.( Yatim,1982 )
Pada hewan menyusui ovarium dan saluran-saluran reproduksinya terpisah, akan tetapi keduanya tergantung dalam ruang abdomen dengan jarak dekat. Kedua-duanya tergantung pada liga-mentum yang bertaut pada dinding ruang abdomen. Pada liga mentum ini pula terdapat syaraf dan pembuluh darah yang memberi hidup pada ovarium dan saluran-saluran revroduksi. Urat syaraf dan pembuluh darah masuk kedalam ovarium melalui hilusnya. Liga mentum menggantung mempunyai kelanjutan yang bersatu dengan ligamentum inguinalis, yang homolog dengan alat penggantung testes atau gubernaculum testes.
Ovarium Hewan Menyusui
Pada semua hewan menyusui, ovarium terdapat sepasang, tempatnya dekat ginjal dimana gonad berasal. Bagian ovarium yang terbuka, artinya bagian yang tidak melekat pada ligamentum penggantungnya, menghadap ke ruang abdomen.
Besarnya ovarium tergantung pada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pada hewan betina yang telah beranak, ovarium dapat menjadi dua kali besarnya ovarium betina dewasa.
Pertumbuhan ovarium dan perkembangan histology ovarium selama peralihan masa reproduksi diatur oleh hormone-hormon yang berasal dari kelenjar hormon yaitu kelenjar hipofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala.
Ovulasi
Yang dimaksud dengan ovulasi adalah peristiwa folikel de graaf dan keluarnya ovum dari dalam folikel. Umumnya orang menempatkan peristiwa ovulasi di puncak dari pada siklus berahi. Pecahnya folikel de graaf itu tidak meletus seperti ban yang kebanyakan angina, melainkan dinding folikel mula-mula retak di bagian stigmanya, yaitu suatu tempat di bagian permukaan folikel yang menonjol keluar dari bagian badan ovarium ; lalu cairan folikel meleleh keluar. Bersama keluarnya liquor folikuli inilah ovum keluar ; dalam pada itu fimbriae, yaitu bagian ujung dari saluran reproduksi betina yang berbentuk corong telah siap sedia menangkapnya.
Saluran-saluran reproduksi betina kecuali bertugas menerima telur-telur yang diproduksikan oleh ovarium juga menampung semen yang dipancarkan oleh alat kelamin jantan. Lebih lanjut didalam saluran itu juga dipertemukan bibit dari pejantan dan betina, diplihara, dibesarkan dan bila telah cukup umur dilahirkan untuk menjadi mahluk baru.
Berhubung saluran-saluran bangsa burung jauh berbeda dari hewan menyusui, maka fisiologi dan anatomi alat kelamin burung betina tidak dibicarakan.
Oviduct atau Tuba Fallopii
Saluran ini ada sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embriologik, oviduct berasal dari saluran muller. Bentuknya bulat, kecil, panjang, berkelak-kelok; ukuran panjang dan kelak-keloknya berlain-lain pada berbagai jenis hewan.
Tuba Fallopi atau oviduct merupakan saluran kelamin paling anterior, kecil, berliku – liku dan terasa keras seperti kawat terutama pada pangkalnya. Panjang dan derajat liku – likunya berbeda – beda menurut spesies. Pada sapi dan kuda panjang oviduct mencapai 20 sampai 30 cm dan diameter 1,5 sampai 3 cm. Panjang pada babi dan domba mencapai 15 sampai 30 cm.( Toelihere,1981 )
Dinding terdiri dari 3 lapis : mukosa, otot, dan serosa. Mukosa melipat – lipat memanjang dan bercabang – cabang membentuk lumen ( rongga ) yang labyrinth. Sel epitel mukosa bentuk batang selapis atau beberapa lapis. Ada dua macam sel epitel itu : 1. bersilia ; 2 .menggetahkan. Tak ada kelenjar khusus. Sel bersilia untuk mengayuhkan ovum atau spermatozoa agar lancer bergerak ke tempat pembuahan. Sel penggetah ( secretory ) berguna untuk menggetahkan lender, yang tanpa itu cilia tak bisa berfungsi. Karena cilia hanya bekerja dalam medium yang basah.
Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritoneum disebut Mesosalphinx dan merupakan bagian dari legamentum penggantung uterus. Ujung tuba fallopii yang berada dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi, sering disebut fimbrae. Ujung ini berupa corong yang bibirnya tidak teratur dan berjumbai-jumbai. Pada keadaan yang normal, fimbriae biasanya didapati sedang menyelimuti ovarium atau setidak-tidaknya berada sangat dekat dengan oparium. Fimbriae mempunyai sifat ovotaxis, artinya bergerak kearah adanya ovum. Hal ini terbukti dari gerakan-gerakannya ; jumbai-jumbai pinggir mulut corong aktif bergerak pada saat ovulasi. Dapat ditambahkan disini menurut beberapa penyelidik, fimbriae itu dapat mengusap-usap ovarium untuk mempercepat proses ovulasi. Bukti lain dari sifat ovotaxis itu iayah fimbriae itu dapt mengambil ovum-ovum yang jatuh kedalam ruang abdomen; juga fimbriae kiri dapat menangkap ovum yang diovulasikan oleh ovarium kanan atau sebaliknya, tanpa mengganggu proses jalannya reproduksi. Pada beberapa spesies ujung tuba fallopii yang dekat ovarium tidak berbentuk corong melainkan berbentuk kapsul. Dalam kapsul inilah didapati ovariumnya. Kapsdul ini disebut bursa ovariji. Pada tikus-tikus kecil maupun tikus-tikus jenis besar bursa ini hampir buntu atau hanya mempunyai lubang kecil pada dindingnya. Pada jenis anjing yaitu anjing gembala, fox, mink dan sebagainya bursa ini mempunyai celah yang hanya cukup luas untuk kelura masuknya ovarium dengan mudah. Meskipun sama-sama jenis polytoccus, babi dan kelinci, ujung oviductnya tidak merupakan bursa melainkan berbentuk corong seperti pada sapi,domba dan kerbau,tidak diragukan bahwa oviduct yang berujung bentuk bursa merupakan bentuk yang lebih baik daripada bentuk corong. Akan tetapi walaupun kebanyakan hewan ujung oviductnya berbentuk corong, namun kegagalan reproduksi karena lepasnya ovun ke dalam ruang abdomen tidak berbeda; angka trsebut sangat kecil.
Fungsi Oviduct.
Fungsi oviduct adalah menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium, menerima spermatozoa dari uterus, mempertemukan ovum dan spermatozoa, dan menyalurkan ovum yang telah dibuahi kedalam uterus.
Pada waktu ovulasi telur yang muncul dari kantong folikel de Graaf disapu oleh fimbirae dan dimasukkan kedalam corong oviduct. Rambut silia pada sel-sel dinding oviduct menyapu telur secara berlahan-lahan menyelusuri lumen oviduct. Kecuali sel-sel yang mengeluarkan cairan oviduct didapatkan pula sel-sel lain yang mengeluarkan cairan oviduct yang berfungsi sebagai cairan penyelenggara fertilisasi dan pertumbuhan embrio muda.
Di bagian pertemuan oviduct dengan uterus didapatkan kontruksi muskulatur yang khusus untuk setiap spesies hewan. Kontruksi ini disebut Utero-Tubal-Junction (UTJ). Pada sapi dan domba UTJ tidak menyolok bentuknya, tetapi sangat jelas pada babi dan kuda. Fungsi dari UTJ pada umumnya adalah menyeleksi sperma yang akajn masuk kedalam tuba falopi dari uterus. Karena UTJ termasuk oviduct, maka seleksi spermatozoa ini pun termasuk salah satu fungsi oviduct.
Fungsi lain yang dapat dimasukkan kedalam fungsi oviduct adalah kapasitasi spermatozoa, yaitu proses pendewasaan sperma sehingga sperma mampu membuahi telur. Seperti telah diterangkan diatas, lumen oviduct mengandung cairan oviduc. Ternyata cairan ini keculai berkhasiat terhadap penghidupan embrio muda, juga sangat pital bagi proses pendewasaan spermatozoa, hingga spermatozoa tersebut mampu membuahi telur.
No comments