Pengendalian Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
Tanaman kelapa
sawit dapat diserang oleh berbagai hama dan penyakit tanaman sejak di
pembibitan hingga di kebun pertanaman. Hama dan penyakit dapat merusak bibit,
tanaman muda yang belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman yang sudah
menghasilkan (TM).
Beberapa jenis hama dan penyakit
dapat menimbulkan kerugian yang besar pada bibit, tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Oleh karena itu, pengendalian terhadap
hama dan penyakit perlu dilaksanakan secara baik dan benar.
Pengendalian hama dan penyakit dapat
dilaksanakan secara manual, kimia, atau biologis sesuai dengan hama dan
penyakit yang menyerang. Selain serangan hama yang tergolong jenis serangga,
bibit dan tanaman muda juga sering diserang oleh hewan besar jenis mamalia
terutama bila kebun kelapa sawit dibuka pada lahan yang sebelumnya berupa
hutan, baik hutan primer maupun hutan sekunder.
a. Hama
Hama yang biasa menyerang tanaman
kelapa sawit biasanya terbagi menjadi hama perusak akar, hama perusak daun,
hama perusak tandan buah.
a.1. Hama Perusak Akar.
Hama yang sering merusak akar
kelapa sawit adalah nematoda Rhadinaphelenchus
cocophilus. Gangguan nematoda ini dijuluki red ring disease. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit.
Gejala – gejala umum dari kelapa sawit yang terserang adalah pusat mahkota
mengerdil dan daun – daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh
tegak. Daun berubah warna menjadi kuning kemudian mengering. Tandan bunga
membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah.
a.2. Hama Perusak Daun
Ada beberapa jenis hama yang merusak daun
tanaman kelapa sawit, di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Kumbang Tanduk (Oryctes rhynoceros)
Kumbang tanduk banyak menimbulkan kerusakan pada
tanaman muda yang baru ditanam hingga berumur 2-3 tahun. Kumbang dewasa (imago) masuk kedaerah titik tumbuh (
pupus ) dengan membuat lubang pada pangkal pelepah daun muda yang masih lunak.
Pengendalian hama
kumbang tanduk lebih diutamakan pada upaya pencegahan (preventif), yaitu
menghambat perkembangan larva dengan mengurangi kemungkinan kumbang bertelur
pada medium yang tersedia, yakni dengan cara sebagai berikut :
ü membakar sampah – sampah dan bagian pohon
yang mati, agar larva hama terbakar dan mati
ü mempercepat tertutupnya tanah dengan
tanaman penutup tanah dengan tanaman penutup tanah agar dapat menutup bagian –
bagian batang hasil tebangan pada saat pembukan lahan yang membusuk di lokasi
kebun
ü Pemberian bahan pengusir, misalnya kapur
barus yang diletakkan pada batang kelapa sawit yang mulai membusuk (pada
pembukaan ulangan)
b.
Ulat Setora (Setora nitens)
Ulat
setora muda memakan anak – anak daun dari tanaman muda dan tanaman sudah
menghasilkan yang berumur antara 2-8 tahun. Hama ini kadang – kadang memakan
daun kelapa sawit hingga ke lidinya.
Pengendalian Hama
ulat setora dapat dilakukan secara
hayati dan secara kimia. Pengendalian secara hayati dapat dilakukan dengan
memanfaatkan musuh alami seperti parasit telur yaitu lebah Trichogrammatidae I dan lebah Ichneumonidae, serta perusak kokoh
yaitu lalat Tachinidae
c.
Ulat Siput (Darna trima Mooore)
Ulat Darna
trima menyerang daun kelapa sawit, terutama pada tanaman muda, meskipun
sering pula menyerang daun pada tanaman dewasa. Serangan yang hebat dapat
menimbulkan kerusakan berat dan dapat dijumpai jumlah ulat yang tinggi pada
setiap pelepah kelapa sawit.
Pengendalian
ulat Darma trima dapat dilaksanakan
secara kimia dan hayati. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menyemprot
tanaman yang terserang dengan insektisida. Pengendalian secara hayati dapat
menggunakan musuh alami seperti parasit ulat yaitu lebah Broconidae, meskipun hasilnya tidak seefektif cara kimia.
d.
Serangga Asinga (Sethothosea Asigna)
Ulat dari hama ini menyerang daun kelapa sawit
terutama daun yang menyerang dalam keadaan aktif, yaitu daun nomor 9 – 25. Hama
ini merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman kelapa sawit di
sentra perkebunan kelapa sawit Sumatera Utara. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan secara kimia dan secara hayati. Pengendalian secara kimia dapat
menggunakan insektisida, pengendalian secara hayati dapat dilakukan dengan
memanfaatkan musuh alami.
b. Penyakit
a.
Penyakit Tajuk (Crown disease)
Biasanya menyerang tanaman kelapa sawit yang
berumur 2-3 tahun. Bagian yang diserang adalah pucuk yang belum membuka. Penyakit
ini tidak bisa diberantas, tetapi hanya bisa dilakukan pembuangan bagian yang
terserang untuk memperbaiki bentuk tajuk dan mencegah infeksi dari jamur Fusarium sp.
b.
Basal Steam Rot
Penyebabnya
adalah Ganoderma sp. Gejala pada
tingkat serangan pertama secara visual sukar diamati. Pada tingkat yang lebih
lanjut, cabang daun bagian atas terkulai, selanjutnya pohon akan mati.
Pemberantasan yang efektif sampai sekarang belum ada.
c.
Marasmius
Penyakit
marasmius dapat menggagalkan atau merusak pembentukan buah. Pemberantasan
dilakukan dengan membersihkan pohon.
No comments