Ubi kayu adalah
tanaman yang memiliki adaptasi sangat luas sehingga sering disebut sebagai
tanaman pioneer. Penanaman ubi kayu dilakukan pada awal musim kemarau sehingga dapat dipanen pada awal musim
hujan. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penanaman ubi kayu.
1. Pemilihan bibit
Benih
tanaman berupa setek batang berukuran 20-30 cm. Setek yang terbaik berasal dari
bagian tengah batang tanaman yang telah berumur lebih dari 8 bulan. Ujung setek
bagian bawah dipotong miring 450. Pemotongan ini dimaksudkan untuk
memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang ditanam. Jika batang
ditanam terbalik, hasil umbi akan sangat rendah. Kebutuhan bibit per ha sekitar
10.000 setek.
Dalam
pembibitan tradisional, satu batang ubi kayu hanya diperoleh 10-20 setek,
sehingga luas areal pembibitan harus tersedia 20% dari luas areal yang akan
ditanami ubi kayu. Rapid multiplication
menggunakan setek pendek dengan 2-3 mata tunas, sehingga dari satu batang ubi
kayu dapat dihasilkan 100-200 kali lebih banyak dibandingkan dengan pembibitan
secara tradisional. Langkah penyelenggaraan rapid
multiplicatin yaitu (a) penyemaian bibit, (b) pemindahan bibit, (c)
pemeliharan, dan (d) panen.
2. Penyemaian bibit
Metode
untuk penyemaian bibit tanaman ubi kayu terdira dari beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut.
-
potong
batang ubi kayu varietas unggul menjadi satu, dua, atau tiga mata tunas.
-
Siapkan
media persemaian berupa bak plastik yang diisi air, tanpa diberi pupuk atau
bahan kimia lain. Ketinggian air sekitar 0,5 cm dari dasar bak plastik.
-
Di
atas permukaan air, hamparkan kertas koran. Kertas ini sebaiknya disangga
dengan anyaman bambu atau penyangga lain agar tidak tenggelam. Kertas harus dipertahankan dalam keadaan
basah selama 7-14 hari.
-
Letakan
setek yang akan disemai di atas kertas koran yang basah tersebut dengan posisi
vertikal.
3. Pemindahan Bibit
Setelah
persemaian berumur 10-14 hari, pindahkan bibit ke lahan pembibitan yang telah
diolah. Pada saat penanaman bibit, tanah harus dalam keadaan kapasitas lapang.
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 x 80 cm. Dalam keadaan cuaca optimal,
khususnya kelembaban tanah yang cukup baik, stek dengan 2-3 mata tunas dapat
langsung ditanam tanpa melalui persemaian.
4. Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan
bibit meliputi pemupukan, pengendalian gulma, serat pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Pemupukan kebun bibit dianjurkan sejumlah 150-200 kg urea +
100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. Pupuk diberikan secara bertahap, yaitu 50% urea,
seluruh SP36 dan KCl pada saat bibit berumur 2 minggu dan 50% urea pada umur 12
minggu.
5. Pemanenan Bibit
Penen dilakukan saat tanaman berumur 7-12 bulan.
Potonglah batang sekitar 10 cm dari pangkal batang. Buang batang bagian pucuk
yang belum berkayu. Kumpulkan 10-20 batang dan ikatlah ujung bawah dan ujung
atasnya. Selanjutnya simpan di tempat yang terlindung. Ikatan hendaknya
diletakkan tegak lurus dan jangan ’ditidurkan’ untuk mencegah tuna-tunas tumbuh
selama masa penyimpanan. Bibit yang disimpan sebaiknya sepanjang mungkin
(minimum 1,5 meter) agar tidak tidak mudah mengering. Sebaiknya ujung-ujung
potongan batang diberi ter atau lilin agar tidak cepat kering. Panen dilakukan
saat bibit akan ditanam atau maksimal 1 bulan sebelum bibit ditanam.
No comments