Prinsip-prinsip Adaptasi
Hewan adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk
dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan tempat tinggal hewan
disebut dengan habitat, yang dapat berada di perairan, daratan, bahkan
keduanya.
Adaptasi hewan dilakukan agar dapat menghadapi perubahan
lingkungan dan terhindar dari serangan musuh, yang membahayakan proses
perkembangbiakannya. Adaptasi juga disebut dengan sistem pertahanan diri hewan
di lingkungannya.
Hewan yang mampu beradaptasi akan mendapatkan banyak
manfaat. Dikutip dari buku IPA Terpadu SMP/MTs Kls IX A oleh Agung Wijaya,
beberapa manfaat adaptasi bagi hewan, yaitu:
Dapat memperoleh sumber energi bagi kehidupannya, seperti
air, udara, dan nutrisi makanan.
Dapat menghadapi kondisi fisik lingkungan yang berubah-ubah,
misalnya temperatur, cahaya, dan panas.
Dapat bertahan hidup dan terhindar dari musuh alaminya,
sehingga memungkinkan untuk melakukan reproduksi
Sementara itu, hewan yang tidak mampu beradaptasi akan
dimangsa oleh para pemangsanya. Hal tersebut menyebabkan hewan tidak bisa
melakukan reproduksi dan menimbulkan kelangkaan serta kepunahan.
Semua jenis hewan dapat melakukan adaptasi, sesuai dengan
kemampuan dan lingkungan tempat tinggalnya. Baik hewan yang suka hidup kelompok
maupun individu, adaptasi menjadi hal paling utama yang dilakukan saat
menempati habitatnya.
Lalu, apa ciri-ciri adaptasi hewan yang hidup dalam
kelompok? Apa saja hewan yang suka hidup dalam berkelompok? Untuk mengetahui jawabannya,
simak penjelasannya berikut ini.
Ciri-Ciri Adaptasi Hewan yang Hidup dalam Kelompok
Secara umum, ciri-ciri adaptasi hewan yang hidup dalam
kelompok di lingkungan mempunyai tugasnya masing-masing, dengan tujuan yang
sama, yaitu menjaga kelangsungan hidupnya.
Seperti yang dilakukan oleh hewan kelompok, seperti lebah,
semut, dan rayap, yang hidup dalam satu koloni dengan sistem pembagian kerja
berdasarkan kastanya. Dalam satu koloni tersebut biasanya terdiri dari pekerja
reproduksi dan pekerja pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Selain memiliki ciri umum, yaitu hidup dengan pembagian
tugas dalam kelompok, dalam buku yang sama karya Agung Wijaya tersebut juga
menyebutkan bahwa hewan sosial seperti lebah dan semut berkomunikasi melalui
antena khasnya.
Antena lebah dan semut berasal dari feromone (hormon dan
dijadikan alat komunikasi) yang dikeluarkannya. Melalui feromone, lebah dan
semut juga dapat menarik lawan jenis, kemudian reproduksi untuk memperbanyak
keturunannya.
Selain lebah, semut, dan rayap, hewan lain yang dapat hidup
berkelompok adalah lumba-lumba, yang merupakan hewan sosial dan memiliki ciri
khusus dalam sistem adaptasinya.
Mengutip dari buku IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika)
terbitan PT Grafindo Media Pratama, lumba-lumba melakukan adaptasi tingkah laku
untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Tingkah laku ini dapat menghindari
lumba-lumba musuh yang mengancam
Lumba-lumba merupakan hewan mamalia air yang mempunyai
kelenjar susu dan bernapas menggunakan paru-paru. Saat lumba-lumba ingin
mengambil oksigen, bagian atas kepalanya akan menyemburkan air melalui lubang
tiup.
Sebagai makhluk sosial, lumba-lumba hidup berkelompok dan tidak menyukai kesendirian. Meskipun tidak memiliki sistem pembagian kerja dalam satu kelompoknya, mamalia air ini dapat hidup bersama 1.000 lumba-lumba lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
No comments