Breaking News

Absisi

Menurut Ashari (1998) semua bagian tanaman, baik yang vegetatif maupun generatif akan mengalami tahap pertumbuhan maupun perkembangan hingga kematian (senscence). Proses senescence didahului oleh keadaan absisi/bengkak. Proses ini melibatkan perubahan anatomis dan fisiologis, perubahan ini mencapai titik kulminasi dengan sitolisis atau rusaknya dinding lapisan tengah (middle lamella). Sel-sel di daerah absisi tidak kuat untuk menopang secara fisik bagian tanaman diatasnya sehingga mengalami degradasi.
Beberapa tahapan absisi adalah sebagai berikut:
  1. Diferensiasi lapisan absisi menjelang penuaan (maturation)
  2. Stadia tanpa pelemahan
  3. Stadia dengan pelemahan, ini dicirikan oleh kemunduran kemampuan auksin untuk menghambat absisi dan peningkatan kadar etilin.
  4. Perubahan dinding sel yang disertai dngan pemisahan.
  5. Pemulihan luka akibat pemisahan jaringan.
Zona absisi
Setiap spesies dan jenis tanaman mmempunyai karakter anatomi yang beragam dalam abscission zone dan terjadi proses pemisahan. Namun demikian pada sweet cherry pemisahan abscission zone ini memerlukan kekuatan karena buah tidak mudah rontok dengan sendirinya (Ashari, 1998).

v  Proses absisi
Peristiwa absisi ini merupakan manifestasi/perwujudan yang dihasilkan dari pengaruh faktor luar yang tidak cocok pada saat perkembangan buah atau karena terjadinya kompetisi internal dari bagian tanaman. Kondisi tersebut kemudian menghasilkan pengaruh atas konsentrasi hormon. Pada umumnya hal ini sangat berkaitan dengan peningkatan produksi etilen akibat degredasi diding sel. Selama proses perkembangan buah, produksi ausin oleh biji mudah pada buah apel meningkat cepat, hal ini bisa memperkuat fisik buah sehingga mencegah kematian jaringan. Semakin lama produksi auksin menurun dan produksi etilin meningkat dan hal ini diikuti oleh reaksi enzimatik yang melibatkan beberapa enzim (Ashari, 1998). 

No comments