Absisi
Menurut Ashari (1998) semua bagian
tanaman, baik yang vegetatif maupun generatif akan mengalami tahap pertumbuhan
maupun perkembangan hingga kematian (senscence). Proses senescence
didahului oleh keadaan absisi/bengkak. Proses ini melibatkan perubahan anatomis
dan fisiologis, perubahan ini mencapai titik kulminasi dengan sitolisis atau
rusaknya dinding lapisan tengah (middle lamella). Sel-sel di daerah
absisi tidak kuat untuk menopang secara fisik bagian tanaman diatasnya sehingga
mengalami degradasi.
Beberapa tahapan absisi adalah sebagai
berikut:
- Diferensiasi
lapisan absisi menjelang penuaan (maturation)
- Stadia
tanpa pelemahan
- Stadia
dengan pelemahan, ini dicirikan oleh kemunduran kemampuan auksin untuk
menghambat absisi dan peningkatan kadar etilin.
- Perubahan
dinding sel yang disertai dngan pemisahan.
- Pemulihan
luka akibat pemisahan jaringan.
Setiap spesies dan jenis tanaman
mmempunyai karakter anatomi yang beragam dalam abscission zone dan
terjadi proses pemisahan. Namun demikian pada sweet cherry pemisahan abscission
zone ini memerlukan kekuatan karena buah tidak mudah rontok dengan
sendirinya (Ashari, 1998).
v Proses absisi
Peristiwa absisi ini merupakan
manifestasi/perwujudan yang dihasilkan dari pengaruh faktor luar yang tidak
cocok pada saat perkembangan buah atau karena terjadinya kompetisi internal
dari bagian tanaman. Kondisi tersebut kemudian menghasilkan pengaruh atas
konsentrasi hormon. Pada umumnya hal ini sangat berkaitan dengan peningkatan
produksi etilen akibat degredasi diding sel. Selama proses perkembangan buah,
produksi ausin oleh biji mudah pada buah apel meningkat cepat, hal ini bisa
memperkuat fisik buah sehingga mencegah kematian jaringan. Semakin lama
produksi auksin menurun dan produksi etilin meningkat dan hal ini diikuti oleh
reaksi enzimatik yang melibatkan beberapa enzim (Ashari, 1998).
No comments