Komponen Darah
Unsur-unsur structural darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Bersama-sama mereka kira-kira sama banyaknya dengan plasmanya (Gerrit, 1988: 97).
Darah adalah suatu jaringan bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel (dan fragmen-fragmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air ialah plasma. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur-unsur darah yang disebut unsur “jadi”. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada tiga tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit, dan keeping-keping darah atau trombosit (Kimball, 1983: 515).
1. Sel Darah Merah (eritrosit)
Di antara tiga tipe tersebut, sel-sel darah merah (SDM), yang paling banyak jumlahnya. Wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel-sel ini dalam setiap millimeter kubik darah. Pada laki-laki normal, rata-rata jumlahnya agak tinggi kira-kira 5 juta. Meskipun demikian nilai-nilai ini dapat turun naik dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung pada fakor-faktor seperti ketinggian tempat seseorang hidup (Kimball, 1983: 516).
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakra, dengan diameter 7,5 mikrometer 1 mikrometer d dan ketebalan di tepi 2 mikrometer. Tengah-tengah dari cakra tersebut lebih tipis aripada tepinya. Bentuk “bikonkaf” yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah (Kimball, 1983: 516).
Jangka hidup sel-sel ini kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang sudah tua akn ditelan oleh sel-sel fagostik yang terdapat dalam hati dan dalam suatu struktur berbentuk kantung yang disebut limpa (Kimball, 1983: 516).
2. Sel Darah Putih (leukosit)
Sel-sel darah putih (SDP), jumlahnya jauh lebih kurang daripada sel-sel darah merah, dan rasio antara kedua tipe tersebut kira-kira 1: 700. sebenarnya ada lima tipe SDP yang berbeda terdapat dalam darah yang sedang beredar dan semuanya mempunyai nucleus. Ukurannya berkisar dari limfosit yang tidak jauh lebih besar 10 mikrometer daripada SDM, sampai monosit-monosit yang mungkin tiga kali lebih besar 25 mikrometer, bentuk SDP sangat bervariasi, terutama bila sel-sel ini sedang melalui kapiler-kapiler. Sedangkan fungsi umum dari SDP ialah melindungi badan dari infeksi (Kimball, 1983: 517).
Sel-sel darah putih diduga berada dalam aliran darah selama kira-kira 24 jam. Mereka dapat kembali ke aliran darah atau tetap berada dalam ruang-ruang jaringan (Gerrit, 1988: 109).
3. Keping Darah (trombosit)
Keping-keping darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (mengakariosit) dalam sumsum tulang. Keping-keping darah berbentuk seperti cakra dan jauh lebih kecil 2 mikrometer daripada SDM. Secara normal, dalam setiap kubik milimeter darah terdapat antara 150.000-400.000 keping-keping darah. Sel-sel ini sangat penting dalam proses pembekuan darah (Kimball, 1983: 518).
2 Plasma
Bagian darah yang cair mengandung larutan elektrolit dan protein disebut plasma. Satu liter plasma mengandung 940 ml air, sisa volemenya diduduki oleh 60 gram protein. Plasma merupakan sekitar 55% dari volume darah dan sisanya berupa sel-sel (Gerrit, 1988: 109).
Kira-kira 7% plasma terdiri dari molekul-molekul protein. Ini meliputi fibrinogen, suatu komponen esensial untuk proses pembekuan. Setelah darah diambil dari sebuah vena dan dibiarkan membeku, bekuan darahmengkerut secar lambat. Ketika hal itu terjadi, cairan bening disebut serum, akan keluar dari bekuan tersebut. Serum pada dasarnya adalah plasma darah tanpa fibrinogen (Kimball, 1983: 519).
No comments