Sex reversal (Mengubah Kelamin Ikan Hias)
Teknologi sex reversal merupakan teknik pengubahan kelamin dari betina menjadi jantan, atau sebaliknya, melalui pemberian hormon dan teknik perendaman. Kalau yang diberikan hormon androgen, ikan diarahkan untuk berkelamin jantan. Tetapi jika yang diberikan hormon estrogen, jenis kelamin diarahkan menjadi betina. Jadi, jika pembudidaya ingin menghasilkan ikan-ikan cupang jantan, maka proses sex reversal yang diterapkan di sini menggunakan hormon androgen.
Hormon androgen yang digunakan adalah 17-a Metiltestosteron (C20H30O2). Hormon yang berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus (powder), itu diproduksi Sigma Chemical Co., Ltd., AS, tetapi dapat dibeli di toko-toko bahan kimia, terutama kota-kota besar di Indonesia. Jumlah bahan yang dibutuhkan 20 mg/liter larutan perendam telur ikan. Tiap 300 butir telur ikan memerlukan 0,2 liter larutan. Cara membuat larutan perendaman yaitu melarutkan 10 mg hormon Metiltestosteron dalam 0,5 ml alkohol 70%, lalu diencerkan dengan aquades destilata sebanyak 495 ml.
Persiapan induk
1. Induk jantan dan betina dipelihara dalam akuarium berbeda, dengan diberi makan berupa larva Chironomus (cuk merah) atau kutu air.
2. Pilihlah induk jantan dan betina, yang telah matang (gonad) dan siap untuk dipijahkan.
3. Siapkan pula akuarium untuk pemijahan. Selanjutnya masukkan ikan jantan dan tanaman eceng gondok untuk tempat menempel sarang (busa).
4. Masukkan ikan betina ke dalam toples. Tempatkan ke dalam akuarium pemijahan yang telah berisi ikan jantan. Ini dimaksudkan untuk merangsang ikan jantan agar membuat sarang, sekaligus menghindari per-kelahian.
5. Setelah ikan jantan membuat sarang, tangkaplah ikan betina yang berada di dalam toples. Masukkan ke akuarium pemijahan untuk dipasangkan dengan jantan. Lalu tangkap kedua induk, dan biarkan telur beserta sarangnya tetap berada di dalam akuarium pemijahan, kemudian diaerasi.
6. Sekitar 10 jam setelah pemijahan, pisahkan telur dari sarang (busa), dengan cara menempatkan aerasi di bawahnya, sehingga telur terpisah dan tenggelam di dasar akuarium.
7. Setelah embrio mencapai stadium bintik mata (sekitar 10-30 jam; tergantung temperatur), lakukan perendaman dalam larutan hormon yang telah dibuat selama 24 jam sambil tetap diaerasi.
8. Pisahkan embrio dari larutan hormon. Kalau perendaman selesai, tetaskan di akuarium penetasan.
9. Burayak yang menetas dipelihara dan dibesarkan hingga siap dijual.
Teknologi ini digunakan untuk mendapatkan induk jantan super (YY), yang selanjutnya menghasilkan anak-anak ikan dengan jenis kelamin semuanya jantan. Teknologi ini bersifat spesifik, sehingga penerapannya pun harus tepat. Terutama jenis dan dosis hormon, lama perendaman, dan waktu untuk memulai perendaman. Kalau dosisnya kurang, maka jenis kelamin ikan tidak bakal berubah. Tapi jika dosisnya berlebihan, justru bisa menyebabkan kematian ikan-ikan tersebut. Kalau pun tidak mati, keturunannya cenderung steril (mandul).
No comments