Dampak Pertanian
Pada asasnya pertanian tidak menimbulkan dampak atas tanah atau lahan karena sistem produksinya mengikuti kaedah alam. Dapat dikatakan bahwa pertanian berdampak potensial netral. Pertanian menggunakan tanaman dan temak sebagai pengolah energi dan bahan menjadi hasil biomassa berguna. Energi yang diolah ialah energi pancar matahari yang bersifat alami, dan bahan yang diolah ialah bahan‑bahan alami berupa C02, H20, dan unsur‑unsur hara terdapat dalam tanah. Yang dapat membangkitkan dampak ialah cara menjalankan pertanian yang menyangkut penggunaan pupuk, pestisida dan air irigasi, serta cara pengolahan tanah dan pemanenan hasil. Dampak yang muncul dari cara menjalankan pertanian disebut dampak aktual, yang dapat bersifat positif atau negatif.
Dampak positif pertanian mencakup konservasi tanah dan air, serta peningkatan produktivitas tanah secara berkelanjutan. Dampak negatif pertanian mencakup erosi dan sedimentasi merugikan yang berkaitan dengan erosi, mengimbas (induce) longsoran lahan (landslide), pemampatan tanah, penimpangan neraca hara dalam tanah, pengurasan hara tanah, degradasi tanah akibat penataan air yang buruk (tumpat air = waterlongging, gleisasi, penggaraman), dan pencemaran lingkungan karena penggunaan pestisida secara tidak hati‑hati dan penggunaan pupuk secara berlebihan. Pencemaran ini dapat memencar lewat aliran limpas dan/atau lewat rembesan. Pencemaran pestisida juga dapat lewat hasil panen yang dikonsumsi. Pencemaran lewat bahan pangan dan pakan disebut pencemaran dakhil (intemal pollution).
Hutan tidak selalu berguna, untuk konsevasi tanah dan air. Kegunaan hu tan ditentukan oleh dua nasabah : (1) keefektifan asosiasi pohon – semak seresah sabah makroflora), dan (2) nasabah hutan ‑ tanah, struktur geologi iklim (nasabah ekologi). Air hujan yang lolos dari hadangan tajuk akan mencapai sebagai curahan terobos (through fall), tetesan daun, ranting, ranting dan cabang (drip), dan aliran pokok batang (stemflow). Karena didahului dengan ngumpulan air pada permukaan daun, ranting dan cabang, tetesan air berkembang besar sehingga memperoleh energi kinetik lebih besar sekalipun jatuhnya pendek. Makin tinggi pohon, energi kinetik tetesan air makin sar. Pengumpulan air sebelum menetes juga mengurangi kerapatan tetesan,terjadi pemusatan benturan tetesan air atas muka tanah pada jumlah titik lebih sedikit. Aliran pokok batang membentuk aliran limpas yang terpusat a beberapa alur. Pembesaran tetesan air, dan pemusatan usikan air atas muka memngkatkan bahaya erosi. Daya erosi curahan terobos memang kurang pada daya er'osi curahan bebas, karena sebagian energi kinetiknya hilang waktu menerobos tajuk.
Pertanian dapat menimbulkan dampak negatif karena dipaksa. Misal yang jelas mengenai hal ini ialah perladangan. Dalam keadaan asli perladangan yang diatur oleh hukum adat atau kaedah tradisi tidak berdampak buruk sama sekali. Daur perpindahannya sudah disesuaikan dengan kemampuan lahan berdasarkan laju pemugaran kesuburan tanah secara alami. Perladangan merupakan suatti sistem pertanian yang teradaptasikan secara baik pada tanah‑tanah miskin dalam kawasan iklim tropika basah. Erosi terkendalikan secara efektif dan neraca air serta hara dalam tanah terpelihara, secara mantap karena sistem perladangan menggunakan asas ekologi mumi. Maka sistem ini telah sanggup menopang kehidupan masyarakat pra‑ekonomi selama ribuan tahun. Kesesuaian perladangan dengan lingkungan biofisik tercermin pada kecukupan luas lahan untuk menyelesaikan satu daur perpindahan ladang.
No comments