KALIUM BAGI TANAMAN TEBU
Nilai pentingnya pupuk kalium bagi perkebunan tebu telah lama diketahui. Ada korelasi yang erat antara hasil tebu dan hasil gula dengan analisis kalium tanah dan tanaman (daun tebu). Biasanya hasil analisis tanah dan tanaman digunakan sebagai dasar penyusunan kebutuhan kalium tanaman tebu, sedangkan berbagai factor tanah dan iklim yang mempengaruhi ketersediaan K-tanah juga harus dipertimbangkan untuk dapat menyusun rekomendasi pemupukan yang spesifik-lokasi. Faktor-faktor ini di antaranya mineralogy liat tanah, K-tukar sebagai indeks ketersediaan kalium, K-tidak dapat ditukar, dan laju pelepasan K-terfiksasi, jumlah K dalam subsoil, antagonism di antara ion-ion dalam larutan tanah, temperature tanah dan lengas tanah
.
Setiap hektar tanaman tebu menyerap kalium sekitar 100 - 315 kg K2O. Hasil-hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa hasil tebu berkorelasi positif dengan serapan kaliumnya.
Jumlah penyerapan kalium tanaman tebu meningkat setelah aplikasi pupuk kalium. Efisisensi pemanfaatan pupuk kalium oleh tanaman tebu sekitar 35-40%.
Tanaman tebu menyerap kalium lebih banyak dibandingkan dengan N dan P. Proses penyerapan kalium tanaman tebu terutama terjadi pada fase awal dan tengah pertumbuhannya.
Untuk mencapai hasil ekonomis maksimum, tanaman tebu memerlukan sejumlah besar kalium (K2O), magnesium (Mg) dan sulfur (S).
Increase K fertilization significantly lowered the Mg in the leaf and significantly increased K leaf content at sixth month and at harvest. Increased K application also decreased juice Mg. Dolomite application (47 kg Mg/ha) at K0P2 (zero K and 200 P/ha) significantly increased the cane tonnage (TC/ha).
Increased K fertilization at all P levels and at M0 (zero Mg) significantly increased the tonnage, a significant interaction between Mg and KP treatment. The highest tonnage of 56.3 TC/ha was obtained from the K1P2M1 (200 kg K/ha; 200 kg P/ha; and 80 kg Mg/ha). Correlation analysis showed a highly significant relationship between P content of the juice and sugar per ton cane (PS/TC).
HARA MIKRO BAGI TANAMAN TEBU
Kisaran kadar kecukupan hara mikro essensial pada tanaman tebu bagian daun muda, adalah:
(a) kisaran kadar kecukupan hara mikro Boron (B): 4 s/d 30 mg/kg.
(b) kisaran kadar kecukupan hara mikro Tembaga (Cu): 5 s/d 15 mg/kg.
(c) kisaran kadar kecukupan hara mikro Besi (Fe): 40 s/d 250 mg/kg.
(d) kisaran kadar kecukupan hara mikro Mangan (Mn): 25 s/d 400 mg/kg.
(e) kisaran kadar kecukupan hara mikro Seng (Zn): 20 s/d 100 mg/kg.
(f) kisaran kadar kecukupan hara mikro Molidenum (Mo):
0,05 mg/kg s/d 4,0 mg/kg.
0,05 mg/kg s/d 4,0 mg/kg.
Aplikasi unsur hara mikro Zn (1.50, 3.00 and 4.50 kg ha"), Cu (0.5, 1.0 and 1.5 kg ha"), B (0.25, 0.50 and 0.75 kg ha“) dan Mn (1.0, 2.0 and 3.0 kg ha") dapat memperbaiki pertumbuhan dan hasil tebu.
Semua unsure mikro menunjukkan korelasi positif dengan jumlah anakan tebu, bobot tebu, panjang batang, jumlah dan panjang ruas, diameter batang, dan hasil tebu; kecuali itu, Cu berkorelasi dengan jumlah anakan, Zn dengan bobot tebu, B dengan bobot tebu, dan Mn dengan diameter batang dan tebu yang dapat digiling.
It is suggested that micro nutrients are essential elements for obtaining satisfactory yields of sugarcane. Application of excess amount of these elements reduces the yield by reducing the crop parameter values, but, adequate quantities produced boosted yield. Thus, it is recommended that micro nutrients may be applied after various soil tests and proper levels should be chalked-out.
Unsur hara mikro mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu, meskipun ia diperlukan dalam jumlah sedikit. Defisiensi hara mikro dalam tanah dan tanaman akan menimbulkan gejala defisiensi.
Aplikasi Zn dapat memeperbaiki pertumbuhan tanaman tebu, hasil tebu dan hasil gula. Respon Zn ini ternyata beragam dan dipengaruhi oleh kondisi tanah, dan agroklimat.
Tanaman tebu memerlukan lebih banyak Mn, Zn dan Cu pada berbagai fase pertumbuhannya, sedangkan tebu ratoon memerlukan lebih banyak Fe.
Aplikasi Zn, Cu, Fe, Mg, dan Mn menghasilkan volume batang tebu yang lebih besar.
Beberapa kemungkinan yang dapat menimbulkan defisiensi hara mikro adalah:
1. Penurunan kesuburan tanah sebagai akibat dari monocropping tebu secara terus menerus.
2. Sugarcane is a gross feeder of nutrients and the production of large tonnages of cane over many years on the same soil has resulted in a net export of soil nutrients in the forms of molasses and filtercake. As very few countries recycle these by-products back to the fields, the capacity of the soil to supply nutrients is greatly diminished.
3. Introduksi tebu jenis unggul dengan produktivitas tinggi cenderung membutuhkan lebih banyak hara.
4. Defisiensi unsur hara mikro mungkin saja terjadi, tetapi tidak cukup parah untuk menimbulkan gejala defisiensi yang nyata.
5. Pupuk S grade tinggi dengan sedikit unsur mikro semakin banyak digunakan.
No comments