Lingkungan Tumbuh Tanaman Pandanus Panjang
Hasil penelitian Naingolan (2001) tentang aspek ekologi pandanus panjang (Pandanus conodineus Lamk) di daerah dataran rendah Manokwari. Tujuan penelitian adalah mengkaji aspek ekologis Pandanus panjang serta keadaan pertumbuhannya pada dua daerah SP6 dan Nuni pada berbagai ketinggian tempat di Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey selama satu bulan. Variabel pengamatan aspek ekologis meliputi analisa tanah (jenis, sifat fisik), iklim mikro (temperatur udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya matahari), persentase naungan, topografi ketinggian tempat serta asosiasi dengan tumbuhan lain. Hasilnya melaporkan bahwa tanah di daerah tempat tumbuh pandanus kultivar panjang terbagi dalam dua kelompok jenis tanah, yakni typic Tropofluvents yang setara dengan Alluvial Gleik/Eutrik dan Regosol. Tanah Tropofluvents bisa terbentuk dari bahan endapan alluvium yang terbawa arus sungai di saat banjir, akibat morfologi profit tanah memperlihatkan enam lapisan lembaran yang pada dasarnya bukan horizon karena bukan hasil perkembangan tanah. Sebaliknya jenis tanah Quart/ipsamments terbentuk dari bahan utama pasir pantai. Bahan yang ada di horizon A masih baru mengalami pelapukan. Tanah terebut tersusun dalam tiga lapisan dimana pasir merupakan fraksi pembentuk utama. Berdasarkan pembagian daerahnya, jenis tanah typic Tropofluvents dijumpai pada semua unit pengamatan 100 % di daerah SP6, sedangkan jenis tanah Quartzipsamments di daerah nuni.
|
Tanah tempat tumbuh pandanus panjang dapat dikelompokan ke dalam tiga bentuk tekstur tanah yaitu sudut, sudut membulat dan butir lepas. Bentuk struktur tanah yang terakhir hanya dijumpai di daerah Nuni. Bentuk struktur tanah seperti ini dikarenakan daerah tempat tumbuh pandanus panjang tersebut berada pada zone pantai yang memiliki butiran tanah berupa campuran humus hasil dekomposisi dan pasir. Meskipun sudut membulat merupakan struktur tanah paling dominan dijumpai didaerah SP6, tetapi dijumpai juga tanah struktur tanah yang lain yaitu sudut.
|
Variabel pengamatan terhadap iklim mikro meliputi kelembaban udara, temperature udara, dan intensitas cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari diukur sekali pada siang hari selama satu minggu. Pengukuran temperature dan kelembaban udara dilakukan selama satu minggu pada setiap plot pengamatan yang dibuat. Frekwensi pengukuran setiap harinya berlangsung tiga kali yaitu pagi, siang dan sore sehingga memperoleh rata-rata harian dan rata-rata frekwensi pengukuran pada tabel berikut ini :
|
Variabel Pengamatan | SPA | Nuni |
Temperatur Udara (0C) | 23,5-33,0 (27,8)* | 24,8-31,4 (27,7)* |
Kelembaban udara (%) | 73,0-98,0 (87,8)* | 76,0-96,0 (87,9)* |
Intensitas Cahaya Matahari (LUX) | 1628,6->3000 | 1000->3000 |
Pesentase naungan (%) | 0-15 | 10 |
Topografi (%) | 0-5 | 5 |
Ketinggian tempat (mdpl) | 25-70 | 10 |
Sumber : Naingolan 2001. nilai rata-rata
Hasil pengukuran temperature dan kelembaban udara pada lingkungan tempat tumbuh pandanus panjang tidak menunjukkan adanya perbedaan hasil pengukuran yang besar atau relatif sama. Adanya perbedaan hasil pengukuran yang relative kecil dapat dipengaruhi oleh letak, kondisi tempat tumbuh, penutupan tajuk serta kondisi cuaca yang berawa pada saat pengukuran di tiap-tiap lokasi. Tanaman pandanus panjang yang diamati di daerah Nuni berbeda pada zone tepi pantai dengan kondisi penutupan tajuk yang agak rapat dan pada kondisi tanah tempat tumbuh yang berair.
Kisaran temperatur udara untuk daerah tempat tumbuh pandanus panjang adalah 23,5-28,0 0C di pagi hari 28,0-33,0 0C di siang hari dan 26,7-29,2 0C di sore hari. Kelembaban udara untuk kedua daerah tersebut berkisaran antara 85,0-98,0 % pada pagi hari, siang hari antara 73,0-91,0 % dan 86,0-98,0 pada sore hari. Berdasarkan hasil tersebut bahwa suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman pandanus panjang di daerah dataran rendah manukwari berkisar antara 23,5-33,0 0C dengan kelembaban udara optimum 73,0-98,0 %.
|
Rata-rata intensitas cahaya matahari dibawah kondisi tajuk yang rapat untuk kedua daerah tempat tumbuh pandanus panjang adalah 1692,85 lux, dengan kisaran 1000-2107,1 lux. Pandanus panjang di daerah Nuni mencapai penutupan tajuk hingga 80 %, sedangkan di daerah SP6 hanya berkisar antara 60-70 %. Penutupan tajuk pandanus panjang yang lebih rapat yang dipengaruhi oleh jumlah individu perumpun yang lebih banyak mengakibatkan hasil pengukuran intensitas cahaya matahari dibawah kondisi tajuk yang rapat di daerah Nuni lebih rendah dibandingkan kondisi penutupan tajuk yang sama untuk daerah SP6, sehingga dapat disimpulkan bahwa pandanus panjang tergolong jenis yang membutuhkan banyak cahaya untuk proses pertumbuhannya.
Hasil pengamatan persentase naungan menunjukkan bahwa tajuk rumpun pandanus panjang yang ternaungi vagetasi lain relatif kecil. Dari empat unit pengamatan yang ada di daerah SP6, dua unit berbeda pada naungan sebesar 10 % sementara dua unit yang lain berada pada naungan 15 % dan tanpa naungan. Persentase naungan yang diterima untuk unit pengamatan di daerah Nuni sebesar 10 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pandanus panjang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanpa naungan hingga naungan ringan sebesar 15 %.
|
Pengamatan ketinggian tempat secara keseluruhan pada kedua daerah penelitian menunjukkan bahwa pandanus panjang tumbuh pada ketinggian 10 meter hingga 70 meter di atas permukaan laut. Empat unit pengamatan yang dibuat untuk daerah SP6 dua unit 50% ditemukan ketinggian 30 meter di atas permukaan laut. Kedua unit yang lain berada pada ketinggian 25 meter dan 70 meter di atas permukaan laut. Pandanus panjang di daerah Nuni hanya dijumpai pada ketinggian 10 meter di atas permukan laut.
No comments