Penilaian Tingkat Serangan OPT dan Tingkat Kerusakan Tanaman
Serangan diartikan sebagai bentuk aktivitas OPT untuk menimbulkan kerusakan pada tanaman sedangkan kerusakan adalah efek dari aktivitas OPT pada tanaman dan biasanya ditinjau dari segi fisiologis dan ekonomis. Kerusakan tanaman karena serangan OPT sangat beragam tergantung pada gejala serangannya, sehingga dikenal kerusakan mutlak atau dianggap mutlak dan tidak mutlak. Kerusakan mutlak adalah kerusakan yang terjadi secara permanen / keseluruhan pada tanaman bagian tanaman yang akan dipanen, misalnya kematian seluruh jaringan tanaman dan layu, sedangkan yang dianggap mutlak seperti terjadinya busuk, rusaknya sebagian jaringan tanaman sehingga tanaman atau bagian tanaman tidak produktif lagi. Kerusakan tidak mutlak, kerusakan sebagian tanaman seperti daun, bunga, buah, ranting, cabang dan batang.
Berdasarkan Buku Pedoman Pengamatan Dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan tahun (1992 : 10) untuk menghitung kerusakan mutlak dapat menggunakan rumus sebagi berikut :
A A
I = X 100% atau I = X 100%
A + B C
Keterangan : I = Intensitas serangan (%)
A = Banyaknya Contoh (Daun, Pucuk, Bunga, Buah, Tunas, Tanaman, Rumpun Tanaman) Rusak Mutlak Atau Dianggap Rusak Mutlak
B = Banyaknya Contoh Yang Tidak Terserang (Tidak Menunjukkan Gejala Terserang)
C = Jumlah Keseluruhan Contoh yang Diamati
Rumus ini digunakan untuk menilai serangan OPT yang menyebabkan kerusakan mutlak atau dianggap mutlak pada tanaman (tunas, malai, gabah) atau rumpun. Rumus untuk menghitung kerusakan tidak mutlak adalah :
z
Σ (ni X vi)
i=0
I = X 100%
Z N
Keterangan : I = Intensitas Serangan
ni = Jumlah Tanaman atau Bagian Tanaman Contoh dengan Skala
Kerusakan vi
vi = Nilai Skala Kerusakan Contoh ke-i
N = Jumlah Tanaman atau Bagian Tanaman Contoh yang Diamati
Z = Nilai Skala Kerusakan Tertinggi
Nilai skala kerusakan beberapa jenis OPT penting pada beberapa tanaman pangan (padi dan jagung) yang sering digunakan oleh pengamat lapangan adalah sebagai berikut (Sunoto, 2003) :
1 = Serangan / kerusakan kurang dari 25 %
2 = Serangan antara 25 – 50 %
3 = Serangan antara 50 – 75 %
4 = Serangan > 75 %
Nilai kerusakan dapat pula menggunakan nilai skala 1, 3, 5, 7, 9 seperti pada Tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2. Nilai Skala Kerusakan Beberapa Jenis OPT Penting pada Tanaman Pangan (Padi dan Jagung) dengan Nilai Skala 1, 3, 5, 7, 9.
No | Komoditi | OPT | Skala Kerusakan |
1 | Padi | Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) , Kepinding tanah (Scotinophora verniculata) | 0 = Contoh tidak menunujukkan gejala kerusakan, tidak ditemukan OPT 1 = Sebagian daun pertama menguning, belum terjadi kelayuan pada tanaman, ditemukan OPT, ditemukan sedikit embun jelaga 3 = Sebagian daun pertama dan kedua menguning, daun agak layu, banyak ditemukan embun jelaga 5 = Sebagian besar daun menguning, daun bagian bawah layu, tanaman agak kerdil, embun jelaga sangat banyak 7 = Daun mengeriting dan hampir semua layu, tanaman sangat kerdil 9 = Tanaman layu sempurna/mati |
2 | Jagung | Belalang dan ulat grayak | 0 = Tidak ada kerusakan 1 = Kerusakan daun 1 – 20 % 3 = Kerusakan daun 21 – 40 % 5 = Kerusakan daun 41 – 60 % 7 = Kerusakan daun 61 – 80 % 9 = Kerusakan daun 81 – 100 % |
(Sumber : Buku Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan,
1992 : 50 ; Sunoto, 2003).
No comments