ETIOLOGI
Penyebab leukemia tidak diketahui, tetapi
dapat diakibatkan interaksi sejumlah faktor yaitu :
1.
Neoplasia. Ada persamaan jelas antara leukemia dan
penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi sel yang tidak terkendali,
abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Lebih dari itu, kelainan
sumsum kronis lain dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut,
misalnya polisitemia vera, mieosklerosis atau anemia aplastik. Leukemia nyata
menunjukkan perluasan klonal yang timbul dengan mutasi somatik sumsum tunggal,
sel limfoid tepi atau timus seperti dilihatkan dengan teknik kromosomal,
isoenzim, imunologis, dan kultur in-vitro. Leukemia selanjutnya dapat
mengembangkan “subclone” dengan perkembangan abnormalitas baru dan satu atau
lebih “subclone” dapat menjadi lebih besar dan menggantikan “clone” permulaan,
seperti diperlihatkan oleh perubahan leukemia granulositik kronis (CGL =
chronic granulocytic leukemia) dari fase kronis ke fase akut. Biasanya “subclone”
lebih ganas dan sering terdapat abnormalitas kromosom (cytogenetic)
2.
Infeksi. Pada manusia, terdapat bukti kuatuntuk etiologi
virus baik pada satu jenis leukemia/limfoma sel T dan pada limfoma Burkitt.
HTLV (virus leukemia T manusia = the human T leukemia virus) dan retrovirus
jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan oleh kultur pada sel
pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada provinsi
tertentu di Jepang dan yang terjadi sporadis di tempat lain, khususnya di antara
Negro Karibia dan Amerika Serikat. Virus Epstein-Barr, suatu virus DNA, telah
dibiak dari jaringan limfoma Burkitt dan, pada kasus ini, penyakit ini diduga
timbul karena infeksi EB pada orang dengan pengaturan sel T yang terganggu,
mungkin yang disebabkan malaria kronis. Bukti tidak langsung untuk etiologi
virus beberapa leukemia adalah kambuhnya leukemia pada sel yang berasal donor
pada kira-kira enam kasus setelah transplantasi sumsum tulang untuk leukemia
akut.
3.
Radiasi. Radiasi, khusunya sumsum tulang, bersifat
leukemogenik. Terdapat insiden leukemia tinggi pada orang yang tetap hidup
setelah bom atom di Jepang, pada pasien “ankylosing spondylitis” yang telah
menerima penyinaran spinal dan pada anak-anak yang ibunya menerima sinar X
abdomen selama hamil.
4.
Genetik dan Perubahan kromosom. Ada laporan beberapa kasus yang terjadi
pada satu keluarga dan pada kembat identik. Lebih dari itu, ada insiden yang
meningkat pada beberapa penyakit herediter, khususnya sindroma Down (dimana
leukemia terjadi dengan peningkatan fekuensi 20-30 kali lipat), anemia Fanconi,
sindroma Bloom dan ataksia-talangiektasia.
5.
Zat kimia. Terkena benzene kronis, yang dapat menyebabkan
displasia sumsum tulang dan perubahan kromosom, merupakan penyebab leukemia
yang tidak biasa. Zat pelarut dan kimia industri lainnya dapat menyebabkan
leukemia lebih jarang tetapi sukar membuktikan ini pada kasus individual. Zat
khemoterapi merupakan penyebab yang ditetapkan mantap, khususnya obat yang
mengalkilasi seperti khlorambusil, mustin dan melfalan, dan prokarbazin.
Leukemia, khususnya AML mielomonositik (M4) dan eritroleukemik (M6),
bisa pada pasien limfoma yang diobat dengan radiasi dan dengan obat-obatan ini.
No comments