Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
1)
Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan
merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif.
Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan
memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu
tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel
yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian
besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama
setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan
sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan
terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada
bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon
estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita
dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
f.
Tidak
mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak
mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di
bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode
yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan
kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru
menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada
keluhan
i.
Dapat dicabut
setiap saat
j.
Mengurangi
jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam
jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi
peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid
pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena
terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
2)
Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :
Pada kebanyakan klien
dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah
darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola
haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna.
Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi
dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore
dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun
pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada
tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah
perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
Timbulnya
keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek
samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira 20% wanita
menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan
implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan
berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan
nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar
rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas,
pemantauan lanjutan lima
tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak
adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara
perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau
tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di
antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik
levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan
penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding
globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel
maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu
peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan.
Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene
kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian
antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin
topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk
terus menggunakan implan.
d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
(nervousness)
Pemasangan dan
pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar wanita.
Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan
berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa
nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita,
nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada
kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses
pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi
yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan
jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk
insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang
(diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh
personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut
tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah
kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara
pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan
implan.
f.
Tidak
memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui
memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human
papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko
menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan
metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi
terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
h. Efektivitas menurun bila menggunakan
obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan
barbiturat).
Obat-obat ini sifanya
menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan implan tidak
dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar
levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i.
Insiden
kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik
selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun
penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan
implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai
karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan kehamilan
ektopik.
No comments