OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pembentukan
sel kelamin (gamet) betina atau oosit. Proses ini bersamaan dengan proses
pembentukan folikel yang dikenal dengan folikulogenesis. Oogenesis terjadi
dalam gonad betina (ovarium) pada bagian korteks. Proses ini terjadi dalam dua
tahap:
1. Pranatal
Setelah migrasi sel benih primordial
menuju kelenjar kelamin, pada individu betina sel benih primordial akan segera
berdiferensiasi menjadi oogonia. Setelah mengalami sejumlah pembelahan mitosis,
sel tersebut akan tersusun dalam kelompok-kelompok yang dikelilingi oleh sel
epitel pipih yang berasal dari epitel pada lapisan permukaan kelenjar kelamin.
Sebagian besar oogonia membelah terus secara mitosis, sementara beberapa
diantaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer. Segera setelah terbentuk,
oosit primer akan menggandakan DNA-nya dan memasuki tahap profase dari
pembelahan meiosis pertama. Sebuah oosit primer bersama dengan sel epitel pipih
yang mengelilinginya dikenal sebagai folikel primordial (Djuwita, 2000).
2.
Postnatal
Menjelang kelahiran, semua oosit primer telah menyelasaikan tahap
profase pembelahan meiosis pertama, tetapi tidak memasuki tahap metafase melainkan akan mengalami masa istirahat pada tahap diploten (diktioten), suatu tahap
istirahat selama tahap profase (meiosis I) yang ditandai oleh adanya jalinan
halus kromatin. Pada tahap diploten, membran inti masih utuh dan nucleolus
tampak jelas yang dikenal dengan tahap germinal vesicle (GV). Oosit primer
tetap dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya
sebelum mencapai masa pubertas (Djuwita, 2000).
Memasuki
masa pubertas oosit primer pada tahap diploten mulai membesar, sedangkan sel
epitel yang mengelilinginya berubah dari pipih menjadi kuboid. Folikel ini
kemudian disebut folikel primer. Pada mulanya sel folikel berhubungan erat
dengan oosit, tetapi segera suatu lapisan zat aseluler dan terdiri dari
mukopolisakarida diendapkan pada permukaan oosit. Zat yang dihasilkan oleh sel
folikel ini berangsur-angsur menjadi tebal membentuk zona pelusida (zona
pellucida) (Djuwita, 2000).
Dengan
berangsurnya perkembangan,sel sel folikuler mulai berproliferasi sambil
membentuk suatu lapisan seluler yang
tebal disekelilingi oosit dekenal dengan folikel primer kemudian berkembang
menjadi folikel sekunder dan membentuk antrum folikuli.Sel folikuler disekitar
oosit tetap utuh dan membentuk kumulus ooforus.Oosit memasuki tahp diakinesis,dilanjutkan
dengan metafase I,anaphase I dan
telofase.Iinti bergerak ke tepi,membrane inti dan nucleolus menghilang,dikenal
dengan tahap germinal vesicle break down ( GVBD ).Folikel yang matang
disebut folikel tersier.Antrum folikuler terus bertambah besar seiring dengan
perkembangan folikel tersier sampai menjelang ovulasi.Pada saat ini folikel
tersier disebut folikel de Graaf.
Oosit primer
melanjutkan pembelahan meiosis pertamanya dan membentuk dua sel anak ynag
tidaksama besar masing – masing dengan 30 pasang kromosom ( pada sapi ) dan DNA
ganda ( 2n ),yaitu :
a)
Oosit sekunder,memerima seluruh
sitoplasma
b)
Badan kutub pertama yang
praktis tidak memperoleh sitoplasma
Pembelahan
meiosi pertama ini berlangsung singkat sebelum ovulasi.Setelah pembelahan
meiosis pertama selesai dan sebelum inti oosit sekunder kembali dalam stadium
istirahat,oosit sekunder memasuki pematangan pembelahan meiosis kedua tanpa
menggandakan DNA.Pada mamalia ,ovulasi terjadi pada saat oosit mencapai tahap
metafase dari pembelahan miosis pertama.Selanjutnya pembelahan meiosis kedua
hanya akan diselesaikan bila oosit
diaktivasi oleh spermatozoa atau factor lain.Apabila tidak terjadi pembuahan
maka oosit akan berdegenerasi kurang lebih 24 jam setelah ovulasi.
Proses
fertilisasi melibatkan dua jenis sel gamet,yaitu sel telur dan
spermatozoa.Tanpa melalui proses pembentukan yang normal,kedua sel ini tidak
akan mampu melakukan fertilisasi.Proses fertilisasi merupakan kelanjutan proses
oogenesis,karena oogenesis berhenti saat ovulasi terjadi dan akan dilanjutkan
jika terjadi fertilisasi.
Pada saat hewan
lahir,ovarium memiliki sejumlah folikel primordial yang akan berkembang pada
saat pubertas.olikel ini mengandung sel telur denganinti berada pada tahap
profase dari pembelahan meiosis pertama
(oosit primer). Setelah pebertas,folikel primordial berkembang menjadi
folikel primer,sekunder,tersier dan akhirnya mencapai bentuk folikel de
Graaaf.Selama proses tersebut,sel telur mengalami penambahan sitoplasma tanpa
melakukan meiosis.Menjelang ovulasi,sel telur didalam folikel de Graaf menyelesaikan proses pembelahan meiosis
pertamanya,dimana akan terbentuk oosit sekunder dan satu badan kutub
pertama.Setelah melakukan pembelahan meiosis
pertama,sel telur masuk ke pembelahan meiosis kedua dan berhenti pada tahp metafase II. baru
kemudian ovulasi terjadi,diman folikel de Graaf pecah dan melontarkan sel telur
tadi.Jadi sel telur yang akan berperan didalam fertilisasi adalah oosit
sekunder yang berada pada tahap metafase II dari pembelahan meiosis kedua.Proses
meiosis dari sel telir hanya akan dilanjutkan jika terjadi aktivasi pada sel
telur yang dapat berupa fertilisasi maupun oleh pengaruh lain.
Petelah terjadi
ovulasi,sisa folikel de Graafakan berkembang menjadi folikel hemoragikum (
korpus rubrum ).Selanjutnya korpus hemoragikum yang berupa bekuan darah akan
berkembang menjadi korpus luteum dengan banyak mengandungsel lutein (
menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi menjaga kebuntingan
).Perkembangan selanjutnya akan tergantung dari nasib telur yang
diovulasi.Apabila sel telur yang diovulasi mengalami fertilisasi dan berkembang
menjadi embrio dan hewan menjadi bunting,korpus luteum akan berkembang menjadi
korpur luteum gravidiatum.Jika sel telur gagal dibuahi dan tidak berkembang
menjadi embrio,maka yang dibentuk adalah korpus spurium atau korpus ovulasionum
yang pada akhirnya akan diserap oleh tubuh.Korpus luteum akan regresi (
ditandai dengan berkurangnya sel lutein ) bila fungsinya telah berakhir dan
berubah menjadi korpus albican ( mengandung serabut jaringan ikat ) (Djuwita,
2000).
Seperti halnya pada jantan,
oogenesis pun memiliki tahap:
1.proliferasi
2.meiosis
3.transformasi atau pematangan
Yang
sangat menyolok beda antara kedua jenis kelamin ialah, spermatogenesis
berlangsung setelah akil baliq; sedangkan oogenesis sudah mulai semasa embryo
awal, terhenti sebagian waktu lahir dan dilanjutkan setelah akil baliq. Bedanya
lagi, ini terutama pada orang dan Mammalia piara, jantan tak memiliki daur
pembiakan yang jelas, sedang betina ada memiliki daur itu. Daur itu berlangsung
28 hari rata-rata pada orang dan ditandai denagn terjadinya secara berkala
menstruasi (haid).
No comments