Breaking News

Sel telur (ovum)

        Seperti halnya dengan spermatozoa, sel telur berasal dari sel primordial diploid, disebut oosit primer, yang mengandung 46 kromosom, yaitu 44 autosom + 2 kromosom kelamin (pada wanita kedua-duanya berupa kromosom –X). pada bayi, apabila sel primordial ini terbentuk dan ternyata mengandung 2 buah kromosom –X, maka bayi berkembang menjadi anak perempuan dan dua buah indung telur (ovarium) terbentuk (Suryo, 1997).
Pada wanita, meiosis pada sel telur yang berkembang berhenti selama profase. Sel telur akan tetap tinggal dalam keadaan ini sebagai oosit primer sampai gadis itu mencapai akil balig (pubertas) kira-kira 12-16 tahun kemudian. Sesudah itu hanya sebuah oosit saja (biasanya satui tiap 28 hari) mengalami pembelahan pertama dan terbentuklah 2 inti yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Sebuah inti tinggal di dalam oosit, sedangkan inti lainnya terdapat di dalam badan kutub. Inti yang memiliki 23 kromosom itumengalami pembelahan fase ke dua dan berhenti. Pembelahan meiosis II menanti sampai sel telur dibuahi oleh sperma. Ini berarti bahwa pada seorang wanita yang berusia 45 tahun ada sebuah oosit primer yang telah berusia 45 tahun memasuki fase ke dua dari meiosis I. dengan bertambahnya umur oosit primer itu ada kemungkinan besar bahwa kromosom-kromosom akan berkumpul satu sama lain. Peristiwa berkumpulnya dua kromosom homolog sehingga kedua kromosom itu akan menuju nucleus yang sama selama meiosis dinamakan gagal memisah atau “ondisjunction”. Nondisjunction ini adalah penyebab terjadinya kelainan kromosom pada anak dan mengakibatkan cacat (Suryo, 1997).

No comments