jamur toge (Flammulina velutipes) bab 1
1.1. Latar Belakang
Daging
dan ikan merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari masyarakat.
Berbagai produk olahan daging dan ikan telah dikembangkan dan dikonsumsi secara
luas. Daging dan ikan termasuk produk pangan yang sangat mudah rusak karena
kandungan gizi dan kadar air yang cukup tinggi (Muchtadi, 1992). Oleh karena
itu pada umumnya untuk mempertahankan dan memperpanjang umur simpan daging dan
ikan, digunakan pengawet baik itu pengawet sintetik maupun pengawet alami. Pengawet
alami yang digunakan saat ini belumlah sebaik pengawet sintetik dalm hal
panjangnya umur simpan dan upaya mempertahankan kualitas warna daging dan ikan yang
diinginkan. Pengawet sintetik digunakan untuk produk daging adalah dari
golongan nitrit. Sedangkan pengawet sintetik untuk ikan biasa digunakan natrium
benzoat.
Penggunaan
nitrit mampu mempertahankan warna merah pada daging sehingga terlihat segar dan
mampu menekan jumlah pertumbuhan bakteri. Penggunaan di beberapa negara
sebenarnya saat ini telah dilarang seperti di Eropa dan Jepang. Hal ini karena
nitrit berpotensi sebagai penyebab kanker (karsinogen). Nitrit dapat berubah
menjadi nitrosamine akibat adanya reaksi dengan asam-asam amino. Reaksi ini
terjadi pada kondisi asam. Kondisi ini tentunya memacu terjadinya reaksi
pembentukan nitrosamine. Inilah kemudian yang menyebabkan nitrit dikenal
sebagai karsinogen dalam bahan pangan. sedangkan natrium benzoate berpotensi
untuk meningkatkan kadar natrium dalam darah yang berbahaya bagi penderita
darah tinggi.
Melihat
potensi nitrit dan natrium benzoat yang cukup berbahaya ini, maka perlu adanya
alternatif bahan pengawet yang lebih aman dan alami untuk produk daging.
Penggunaan bahan alami seperti rempah-rempah dan antioksidan seperti vitamin C
(asam askorbat) dan vitamin E (tokoferol) dirasa kurang efektif sehingga tidak
mampu menggantikan fungsi bahan pengawet sintetik. Saat ini tengah dilakukan
penelitian yang intensif terhadap salah satu bahan alami yang telah lama
dikonsumsi oleh masyarakat terutama masyarakat di kawasan Asia. Bahan alami ini
adalah jamur toge atau dalam bahasa latin disebut Flammulina velutipes. Jamur jenis ini memiliki karakteristik
penampakan panjang, tipis, berbentuk seperti toge, dan berwarna putih. Selain
itu jamur toge sangat mudah dikembangkan (Stamets dan Chilton, 1983). Menurut
Bao (2008), jamur toge memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan yang
tinggi ini terutama berasal dari komponen senyawa fenolik. Tingginya kandungan
antioksidan yang dimiliki jamur toge sangat berpotensi digunakan sebagai
pengawet alami. Bahkan Daniells (2008)
mengatakan jamur toge pengawet alami masa depan. Oleh karena itu perlu
dilakukan kajian terhadap pengembangan jamur toge (Flammulina velutipes) sebagai pengawet alami pada produk pangan
khususnya produk daging dan ikan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi fokus tulisan ini
adalah dikarenakan pengawet daging dan ikan yang
banyak digunakan sekarang berisiko terhadap kesehatan maka dilakukan
pengembangan alternatif pengawet daging alami menggunakan bahan baku jamur (Flammulina velutipes) pada produk daging
dan ikan.
1.3.
Tujuan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
memberikan
perspektif mengenai penggunaan dan pengembangan bahan pangan alami
sebagai pengawet alami pada produk daging dan ikan.
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini ditujukan kepada pemerintah, industri,
dan masyarakat. Bagi pemerintah tulisan ini dapat menjadi
masukan dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penggunaan bahan tambahan
pangan (pengawet) yang aman. Bagi industri tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pengembangan
bahan pengawet alternatif yang
lebih aman dan menyehatkan. Bagi
masyarakat tulisan ini dapat menjadi informasi yang edukatif mengenai prospek jamur toge sebagai bahan pengawet alami.
No comments