Breaking News

PRAKTIKUM VIII

Topik                  : Lumut
Tujuan                : Untuk mengamati morfologi gametofit dan sporofit lumut divisi Bryophyta.
 

I. ALAT DAN BAHAN

      Alat:
-        Mikroskop monokuler
-        Lup
-        Baki
-        Kaca benda

      Bahan:
-        Lumut daun (Pogonatum sp)
-        Lumut hati (Marchantia sp)
-        Awetan Marchantia polymorpha
-        Awetan Frullania sp

II. CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Menggambar dan mengamati bentuk morfologi lumut daun dan lumut hati dengan menggunakan lup, untuk bagian sporofit pada lumut daun dapat diamati dengan mikroskop.
3.      Menggambar hasil pengamatan, memberikan keterangan pada gambar dengan jelas, membahas hasil pengamatan serta menyimpulkannya.


III. TEORI DASAR

Ciri-ciri lumut (Bryophyta) yaitu berklorofil, belum memiliki akar, daun dan batang sejati, berspora, sudah membentuk embrio, memiliki gametofit yang dominan dan memiliki alat pembiakan yang multi sel. Sel-sel alat pembiakan tersebut membentuk selubung luar yang steril dan di dalamnya terdapat gamet. Struktur yang demikian penting agar gamet terlindung dan tidak kekeringan. Alat kelamin betina (arkegonium) bentuknya seperti botol dan berisi satu ovum, alat kelamin jantan (anteredium) bentuknya lonjong bertangkai pendek dan menghasilkan banyak spermatozoid.
Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua lumut berumah satu (jika pada satu individu terdapat anteredium dan arkegonium) dan lumut beruma dua (jika satu individu hanya terdapat anteredium saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut betina).
Berdasar habitus (perawakan) lumut ada dua yaitu:
1.      Lumut daun (musci); bentuk thallusnya seperti tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut. Pada bagian dasar batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat pembiakan seksual berupa anteredium dan arkegonium. Contohnya :  Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan komponen pembentuk tanah gambut.
Lumut hati (Hepaticae); bentuk thallusnya pipih seperti lembaran daun. Pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat kuncup. Anteredium memiliki tangkai yang disebut anteridiofor dan tangkai arkegonium disebut arkegoniofor. Lumut hati dapat dipakai sebagai indikator daerah lembab dan basah.

IV. HASIL PENGAMATAN
1.      Pogonatum sp
a.       Gambar menurut pengamatan.
Keterangan:
1.      Sporofit
2.      Gametofit
3.      Kapsul spora
4.      Rhizoid
5.      Seta
b.      Gambar kapsul spora dengan pengamatan perbesaran 10x10.
Keterangan:
1.      Operculum
c.       Gambar menurut literature (Gembong Tjitrosoepomo, 1989; 217).
Keterangan:
1.      Sporofit
2.      Gametofit
3.      Kapsul spora
4.      Rhizoid
5.      Seta
d.      Gambar kapsul spora menurut literature (Suroso A.Y, 1992; 127).
Keterangan:
1.      Sporogonium
2.      Operculum
3.      Spora
2.      Marchantia polymorpha.
a.      
Gambar menurut pengamatan.
Gametofit betina
Gametofit jantan
Bagian ventral
Keterangan:
1.      Arkegoniofor
2.      Anterediofor
3.      Rhizoid
b.     Gambar menurut literature (Suroso A.Y, 1992; 128).
Gametofit betina
Gametofit jantan
Keterangan:
1.      Arkegoniofor
2.      Arkegonium
3.      Anterediofor

3.      Marchantia sp

Gambar menurut pengamatan.
Bagian dorsal
Bagian ventral

Keterangan:
1.      Lekukan
2.      Rhizoid
4.      Frullania sp
Keterangan:
1.      Rhizoid
2.      Gametofit
3.      Sporofit

V. ANALISA DATA
1. Lumut daun (Pogonatum sp)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Bryophyta
Classis             : Musci
Ordo                : Bryales
Familia            : Politrichaceae
Genus              : Pogonatum
Species            : Pogonatum sp
            Tumbuhan ini mempunyai thalus seperti daun yang kecil-kecil sehingga sering disebut lumut daun. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel yang pada lapisan atasnya mengandung banyak klorofil dan tersusun menurut panjang daun serta merupakan jaringan asimilasi. Pogonatum sp  ini termasuk dalam bangsa Bryales dan termasuk dalam Subordo Nematodanteae berdasarkan sifat gigi-gigi peristomnya, dan termasuk ke dalam Politrichaceae karena memiliki banyak rambut, mungkin maksudnya kaliptranya banyak ditutupi oleh rambut.
Untuk kebanyakannya lumut daun yang umur daunnya lebih dari setahun  biasanya mempunyai daun-daun yang sempit pada sisi perut tulang daun seringkali terdapat lamella yang membujur. Kapsu spora tegak atau ada juga yang membujur. Lumut ini tidak berakar tetapi pada setiap pangkal batang terdapat rhizoid yang berupa filamen yang bersel banyak dan bercabang yang berfungsi sebagai akar sehingga lumut daun dikatakan belum memiliki akar sejati. Oleh karena itu, pengangkutan air ke atas berlangsung dengan sistem kapiler yang terdiri atas batang dan daun-daun yang terkulai. Pangkal tiap batang tertancap di tanah oleh filamen bersel banyak. Pristom dari lumut daun ini biasanya terdiri atas  32-64 gigi. Kapsul sporanya telah mencapai differensiasi yang paling mendalam. Sporangiumnya mempunyai tangkai yang elastis atau disebut juga seta. Tangkai dan kaki sporangium tertanam dalam tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul yang di bagian atasnya diselubungi oleh operculum yang bisa membuka atau menutup pada saat pengeluaran spora. Gametofit yang haploid dan menghasilkan anteridum dan arkegonium mempunyai inang sporofit yang diploid. Sporofit disebut juga sporogonium, hidup sebagai parasit pada gametofitnya. Perkembangan sporofit diakhiri dengan pembelahan reduksi yaitu pembentukan spora. Dari sudut letak sporogoniumnya termasuk yang bersifat absokarp.

2.      Lumut hati (Marchantia sp)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Bryophyta
Classis             : Hepaticae
Ordo                : Marchantiales
Familia            : Marchantiae
Genus              : Marchantia
Species            : Marchantia sp
Bagian lumut hati yang tergolong dalam bangsa Marchantiales ini mempunyai susunan talus yang agak rumit. Sebagai contoh Marchantia polymorpha memiliki talus seperti pipa yang lebarnya kurang lebih 2 cm, agak tebal, bercabang-cabang menggarpu dan mempunyai suatu lekuk di tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik ventral. Selain itu pada bagian talus terdapat rizoid-rizoid yang bersifat fototrop aktif dan dinding selnya mempunyai penebalan ke dalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.
Gametangium Marchantiales didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah cabang talus ini tergulung merupakan suatu tangkai, di dalam gulungan itu terdapat suatu saluran dengan benang-benang rizoid. Bagian atas cabang tadi berulang-ulang mengadakan percabangan menggarpu hingga akhirnya membentuk suatu badan seperti bintang. Tempat arkegonium dan anteredium terpisah, jadi Marchantiales berumah dua. Pendukung anteredium disebut anterediofor dan pendukung arkegonium disebut arkegoniofor.
Pendukung gametangium jantan menyerupai suatu tangkai dengan suatu cakram bertoreh delapan pada ujungnya. Pada sisi atas cakram itu terdapat ruang-ruang berbentuk botol yang berada pada permukaan atas dengan sebuah liang yang kecil. Ruang-ruang itu berisi anteredium dan satu sama lain terpisah oleh ruangan yang mengandung ruang-ruang udara. Pendukung gametangium betina berakhir dengan suatu badan berbentuk bintang. Kaki-kaki bintang itu biasanya berjumlah 9, tepinya melipat ke bawah, sehingga sisi atas bagian yang mendukung arkegonium itu menghadap ke bawah pula. Akibatnya arkegonium seakan-akan terdapat pada sisi bawah badan yang berbentuk bintang tadi. Letak arkegonium pada pendukungnya berderetan menurut arah jari-jari.

3.      Frullania sp.
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Bryophyta
Classis             : Hepaticae
Ordo                : Jungermaniales
Familia            : Acrogynaceae
Genus              : Frullania
Species            : Frullania sp
Untuk bangsa Jungermaniales, lumut hati ini biasanya berbentuk kecil namun untuk jenis ini ukurannya lumayan besar untuk sebuah lumut hati, biasanya bangsa Jungermaniales hidup di atas tanah atau batang-batang pohon, di daerah tropika juga sebagai epifit pada daun pohon-pohonan dalam hutan. Bentuk-bentuk tubuh masih sangat sederhana dengan talus yang berbentuk pita, sempit dan bercabang-cabang menggarpu. Sebaliknya ada pula yang rusuk tengah talusnya telah memberi kesan seperti batang dengan bagian-bagian talus kesamping yang menyerupai daun-daun yang biasanya ditunjukkan oleh spesies Frullania.
Kebanyakan bangsa ini telah mempunyai semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsiventral. Pada bagian seperti batang itu terdapat dua baris semacam daun-daun kecil yang letaknya agak miring. Bagian-bagian serupa daun kecil itu telah mempunyai ibu tulang, tetapi bagian yang serupa batang belum mempunyai berkas pembuluh pengangkutan. Pada bangsa ini kapsul sporanya sudah memiliki tangkai, sporogonium telah selesai terbentuk sebelum tangkai memanjang dan menembus dinding arkegonium. Sisa dinding akhirnya tinggal pada pangkal sporogonium sebagai suatu selubung. Kapsul spora yang terdapat pada ujung tangkai berbentuk bulat, jika sudah masak membuka dengan empat kantup. Karena Frullania sp termasuk dalam famili Acrogynaceae maka arkegonium juga menjadi sporogonium yang terdapat pada ujung bagian yang seperti batang atau cabangnya.

VI. KESIMPULAN
1.      Tumbuhan lumut daun mempunyai ciri-ciri seperti tumbuhan tingkat tinggi yaitu mempunyai daun, batang dan akar tetapi belum sejati serta sporangiumnya mempunyai seta dan kapsul.
2.      Tumbuhan lumut hati mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan lumut daun akan tetapi lumut hati tidak mempunyai batang karena akar tumbuh langsung dari daun. Lumut ini berumah dua dikarenakan arkegonium dan anteridiumnya terdapat pada dua tumbuhan yang berbeda.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Yulianto, Suroso Adi. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.

No comments