SEL KELAMIN BAB 2
2.1 Pengertian Spermatozoa
Gamet jantan spermatozoon (jamak : spermatozoa) dihasilkan dalam gonad jantan, disebut testis. Sel-sel sperma sebenarnya hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang disebut spermatogonia. Spermatogonia bersifat diploid, ini dapat membelah dan secara mitosis dapat membentuk spermatogonia atau berubah menjadi spermatosit. Meiosis dari setiap spermatosit menghasilkan empat sel haploid yaitu spermatid. Spermatid dalam proses tersebut kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sel sperma (Yatim, 1990).
Bila sperma masuk ke dalam vagina, sperma meneruskan perjalanan ke dalam dan melalui uterus, ke atas ke dalam oviduk. Disinilah fertilisasi dapat terjadi bila telur ada yang matang (Eddy, 1998).
Meskipun sperma dapat berenang beberapa milimeter dalam setiap detik, perjalanannya ke tuba falopii mungkin dibantu oleh pengerutan otot dinding uterus dan tuba tersebut. Sperma dapat mencapai telur dalam 15 menit dari saat ejakulasi. Perjalanan ini penuh dengan mortalitas yang tinggi. Ejakulasi rata-rata berisi beberapa ratus juta sperma tetapi hanya beberapa saja yang dapat menyelesaikan perjalanannya dan dari ini hanya ada satu yang dapat memasuki telur dan membuahinya (Basoeki, 1988).
Produksi sperma dapat terjadi di dalam testis dan setiap testis penuh dengan ribuan saluran tubulus seminifer, dinding tubulus ini terdiri dari spermatogonia diploid. Proses perubahan sebuah spermatogonium ke dalam sperma meliputi dua pembelahan sel yang beruntun, secara meiosis setiap spermatogonium menghasilkan empat sel sperma (Noviar, 1994).
2.2 Bagian-Bagian Spermatozoa
Menurut Eddy (1998) secara morfologis spermatozoa pda berbagai jenis hewan pada umumnya sama, namun hanya terdapat perbedaan kecil antara lain variasi bentuk kepala.
Bagian tengah digambarkan sebagai pusat tenaga sperma karena mitokondria terpusat di daerah ini. Mitokondria mengandung system enzim yang menggerakkan siklus asam trikarboksilat dan transport electron serta fosforilasi oksidatif yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP untuk gerakan spermatozoa (Lindsay, 1982).
Spermatozoa tersusun dari kepala, badan dan ekor. Dalam kepala ada bahan inti dan suatu granula yang gelap disebut dengan akrosom dan berisi enzim yang memudahkan penembusan sperma ke dalam ovum. Sejumlah mitokondria dalam badan melakukan metabolisme yang memberi energi untuk lokomosi dan ekor menggerakkan sperma spanjang perjalanan (Basoeki, 1988).
Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya, pada sebagian besar spesies, kepala mengandung nukleus haploid yang ditudungi oleh badan khusus yaitu akrosom, di belakang kepala sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang menyediakan energi atau ATP untuk pergerakan ekor yang berupa sebuah flagel (Salisbury, 1985).
2.3 Proses Spermatogenesis
Pembentukan spermatozoa dari spermatogonia disebut spermatogenesis. Berlangsung pada epitel germinal. Pembikinan spermatozoa ini dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu : 1) spermatositogenesis, 2) meiosis dan 3) spermiogenesis (Yatim, 1996).
Spermasitogenesis disebut juga tahap proliferasi. Dalam tahap ini spermatogonia A membelah membentuk spermatogonia In, dan ini membelah pula membentuk spermatogonia B. Spermatogonia B bermitosis menjadi spermatosit I (Yatim, 1996).
Meiosis terdiri dari dua fase utama yaitu : meiosis I dan meiosis II. Meiosis I menempuh fase-fase : a) profase, b) metafase, c) anafase dan d) telofase. Profase meiosis I dibagi lagi atas lima subfase yaitu : 1) leptoten, 2) zigoten, 3) pakhiten, 4) diploten dan 5) diakinesis. Meiosis II menempuh fase yang sama seperti meiosis I tetapi profase tidak lagi terbagi atas subfase. Selesai meiosis I terbentuk spermatosit II dan selesai meiosis II terbentuk spermatid (Yatim, 1996).
Menurut Rustidja (2005) proses perkembangan sperma tidak sekompleks perkembangan telur. Spermatogonia primitive memperbanyak diri secara mitosis pada dinding tubuli dari testis. Menurut Toelihere (1981), spermatozoa dibentuk di dalam testis melalui proses yang disebut spermatogenesis tetapi mengalami pematangan lebih lanjut di dalam epididimis di mana sperma disimpan sampai ejakulasi.
Spermiogenesis disebut juga tahap transformasi yaitu tahap perubahan bentuk dan komposisi spermatid yang bundar menjadi bentuk cebong yang memiliki kepala, leher dan ekor serta berkemampuan untuk bergerak (motil) (Yatim, 1996).
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus dalam testis. Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut (Kholil, 2009) :
1. Spermatogonium : ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet didekat atau melekat membrana basalis.
2. Spermatosit I : ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dengan membrana basalis.
3. Spermatosit II : ukuran agak kecil (1/2 x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
5. Spermatozoid : spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.
2.4 Spermatozoa Normal Dan Abnormal
Spermatozoa normal memiliki kepala, leher, dan ekor. Bagian depan kepala tampak sekitar 2/3 bagian tertutupi oleh akrosom. Tutup sambungan dasar akrosom dan kepala disebut cincin nucleus. Antara badan dan kepala terdapat sambungan pendek yaitu leher yang berisi sentriol proksimal, kadang dinyatakan sebagai pusat kinetic aktivitas spermatozoa. Bagian badan dimulai dari leher dan berlanjut ke cincin sentriol. Bagian badan dan ekor mampu bergerak bebas meskipun tanpa kepala, ekor membantu mendorong spermatozoa untuk bergerak maju (Salisbury, 1985).
Spermatozoa yang normal tersusun dari kepala, bagian tengah dan ekor. Bagian kepala ditutup oleh tudung protoplasmic. Bentuk kepala bervariasi tergantung spesies, pada sapi, kambing dan kelinci berbentuk bulat telur pipih (Sudarwati, 1993).
Menurut Jasin (1994) dalam spermatozoa ada berbagai macam zat yang terkandung di dalamnya dan masing-masing memiliki fungsi khusus antara lain :
a. Fruktosa, dihasilkan oleh vesikula seminalis
b. Asam sitrat
c. Spermin
d. Enzim fosfatase asam, glukorunidase, lisozim dan amylase
e. Prostaglandin
f. Elektrolit
Abnormalitas sperma dibagi dalam 2 kelompok yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer terjadi di tubuli seminiferi dalam proses spermatogenesis. Abnormalitas sekunder terjadi sesudah spermatozoa, meninggikan tubuli seminiferus (Toelihere, 1979).
Bentuk-bentuk abnormalitas primer terjadi karena kelainan pada tubuli seminiferi dengan gangguan testikuler. Abnormalitas primer di tandai oleh kepala yang terlalu kecil atau terlalu besar, memanjang, berganda, dan berbentuk seperti buah per, badan atau ekor berganda, pembesaran bagian tengah, ekor atau bagian tengah melingkar atau pertautan abaksial (Toelihere, 1993).
Abnormalitas sekunder terjadi karena sel atau bakal sel kelamin jantan meninggalkan epitel kecambah pada tubuli seminiferi, selama perjalanan melalui saluran epididimis dan vas deferens, selama ejakulasi dan perjalanannya melalui urethra atau manipulasi terhadap ejakulat termasuk agitasi (Iksan, 1992).
2.5 Sifat-Sifat Makroskopis Dan Mikroskopis Pada Spermatozoa
Pemberian aliran udara dan larutan isotonis NaCl fisiologik atau plasma air mani tidak menaikkan derajat motilitas. Perlakuan dengan unsur-unsur ion yang dapat mempertinggi kemampuan pengikatan air oleh spermatozoa. Dengan teknik pewarnaan spermatozoa ditemukan bahwa bagian terbesar spermatozoa diseluruh pembuluh epididimis dalam keadaan hidup, tetapi hanya yang terdapat di bagian ekor menunjukkan gerakan yang kuat (Hafez, 1993).
Motilitas atau gerakan spermatozoa dapat dilihat berdasarkan gerakan massa atau gerakan individunya serta lamanya gerak (Iksan, 1992) :
1. Pergerakan massa spermatozoa
2. Pergerakan individu spermatozoa
3. Konsentrasi spermatozoa
4. Viabilitas spermatozoa
Gerakan massa hanya dapat dilakukan pada semen segar dengan perbesaran mikroskop yang kecil (10 x 10). Penilaian gerak massa adalah sebagai berikut (Iksan, 1992) :
1. + + + adalah sangat baik, gerakan bergelombang cepat dan padat, membentuk pusaran 2 gelombang.
2. + + adalah baik, bila terlihat gelombang 2 melainkan hanya gerakan individual.
3. + adalah lumayan, jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan individual aktif progesif.
4. N adalah buruk, bila ada sedikit atau tidak ada gerakan individual
Pergerakan gerak individu ini sangat dipengaruhi oleh peneliti terutama keterampilan dan pengalaman dari pemeriksaan secara mikroskopis. Oleh karena itu penelitian dari seseorang dengan orang lain berbeda (Susilowati, 1989).
Bukti-bukti nyata menunjukkan bahwa spermatozoa tidak hanya menyempurnakan spermiogenesis dengan membebaskan diri dari sisa-sisa Golgi, membangun kemampuan untuk bergerak dengan kekuatan sendiri dalam perjalanannya melewati epididimis tetapi juga membangun kemampuan kesuburannya yang tertinggi untuk membuahi ovum. Bukti-bukti lain mengatakan bahwa spermatozoa di dalam testis dari beberapa jenis hewan, ayam jantan dan manusia memiliki daya kesuburan, meskipun belum diketahui derajat kesuburannya (Susilowati, 1992).
Hubungan antara waktu spermatozoa selama di dalam epididimis terdapat motilitas dan fertilitas relatif di beberapa bagian dalam saluran epididimis. Ternyata bahwa sel spermatozoa yang lebih tua yang berasal dari bagian ekor epididimis hewan jantan normal lebih fertil menunjukkan bahwa daya kemampuan membuahi ovum tertinggi terdapat pada spermatozoa yang telah melewati epididimis. Umur spermatozoa merupakan faktor yang mempengaruhi kesuburan setelah spermatozoa melewati pembuluh keluar ke bagian ekor epididimis dan spermatozoa ini akan kehilangan kemampuan membuahi ovum sesudah beberapa waktu berada di epididimis. Meski demikian hasil ini tidak membuktikan bahwa umur sperma sendiri tidak tergantung kepada faktor epididimis, merupakan satu-satunya faktor yang diperlukan oleh spermatozoa normal untuk mempertahankan kapasitas pembuahan (Partodihardjo, 1992).
Komponen yang terpenting dalam air mani tentu saja spermatozoa. Air mani tanpa spermatozoa adalah plasma air mani yang tidak memiliki sifat-sifat sangat penting dalam proses reproduksi hewan jantan dengan fungsi utama membuahi ovum. Air mani segar yang di ejakulasikan oleh kambing jantan dikatakan normal bila air mani tersebut mengandung spermatozoa yang memperlihatkan daya gerak dan aktif, memiliki gerakan massa yang bergelombang. Banyaknya sel mani yang terdapat di dalam sejumlah air mani tertentu akan mempengaruhi sifat penampakannya. Air mani yang encer dan jernih mengandung spermatozoa yang sedikit jumlahnya, sedangkan air mani yang keruh dan kental, dalam keadaan yang wajar, memiliki konsentrasi spermatozoa yang tinggi (Junquiera, 1980).
Kekentalan air mani akan menaik selaras dengan konsentrasi spermatozoa. Kekentalan air mani berkorelasi tinggi dengan konsentrasi spermatozoa, tetapi tidak dengan plasma seminalis sesudah sel mani dipisahkan atau air mani dalam penyimpanan. Kekentalan dan sifat-sifat air mani tergantung pada konsentrasi spermatozoa. Supaya analisa dapat dipertanggungjawabkan, setiap kali pipet yang digunakan untuk mengambil air mani harus dicuci dahulu dengan bahan pengencer atau bahan reagent analitik sebelum pipet itu dipakai lagi untuk mengambil air mani yang lain dengan konsentrasi yang berbeda untuk diteliti (Sadler, 1988).
Tekanan osmosis adalah tekanan yang perlu dimiliki oleh larutan supaya terjadi keseimbangan dengan air murni bila larutan tadi dan air dipisahkan oleh suatu membran yang dapat ditembus oleh air, tetapi tidak dapat ditembus oleh larutan (suatu membran yang semipermeabel). Tekanan osmosis dinyatakan dengan atmosfir, tekanan osmosis di dalam air mani yang bekerja terhadap spermatozoa dan terhadap sel-sel dinding saluran reproduksi itu yaitu tempat spermatozoa di dapatkan (Mukayat, 1984).
Tekanan osmosis yang di akibatkan oleh cairan tergantung pada konsentrasi bagian-bagian yang terkandung di dalamnya, termasuk ion-ion molekul kecil dan elektrolit, dan molekul koloid. Selama pengukuran tekanan osmosis yang teliti sulit untuk dilaksanakan, orang menggunakan cara yang lebih mudah dan banyak di ulang menentukan terhadap depresi larutan atau campuran yaitu suatu larutan yang tergantung pada konsentrasi materi yang di kandungnya (Salisbury, 1985).
Kepekatan semen dapat di nilai atau ditaksir dengan perhitungan jumlah spermatozoa dengan haemocytometer dan spectrophotometer (Mattheij, 1989).
Viabilitas spermatozoa merupakan spermatozoa yang hidup dan yang mati, selama spermatozoa hidup lapisan pembungkusnya tidak dapat ditembus oleh sejumlah zat warna tetapi spermatozoa mati zat warna tersebut akan masuk sampai ke bagian tengah kepala spermatozoa (Lindsay, 1989).
2.2 Kajian Keislaman
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di spintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Ayat pada Al-Qur’an yang menjelaskan tentang sperma terdapat pada surat As-sajadah ayat 8 yang berbunyi:
¢OèO @yèy_ ¼ã&s#ó¡nS `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ä!$¨B &ûüÎg¨B ÇÑÈ
Artinya:
kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
Makna dari surat as-sajadah ayat 8:
Dalam Al-Qur’an surat As-Sajadah : 8, dinyatakan bahwa manusia dibuat dari saripati air yang hina, yaitu mani. Sebagaimana ayat tersebut bukan cairan yang membawa spermatozoaitu yang membuahi telur, melainkan “saripatinya” saja. Saripati itu adalah sperma yang didalamnya menjadi agen pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromosom didalam sperma itu merupakan saripati sperma. Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang terbentuk disekeliling sel telur yang bermuatan negative (-). Ketika sperma menembus sel telur, muatan ini berubah menjadi muatan positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut yang kini bermuatan sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Air mani merupakan suatu bahan yang di kelurkan dari bahan lain dan merupakan bagian yang terbaik dari bahan itu sendiri. Satu dari beberapa sel yang di keluarkan oleh manusia dalam keadaan normal yang dapat masuk kedalam ovum dan kemudian menjadi segumpal darah , lalu segumpal darah itu di jadikan segumpal daging , dan segumpal daging itu di jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu di bungkus dengan daging , kemudian terjadilah mahluk yang berbentuk lain.
No comments