Entamuba
Klasifikasi:
Class : Rhizopoda
Ordo:
Amoebida
Genus:
Entamoeba
Spesies:
Entamoeba histolytica
E. coli
E. ginggivalis
Diantara
3 spesies entamoeba, E. histolytica
adalah paling patogen pada manusia. Organisme ini adalah salah satu agen
penyakit penyebab dysentri. Selama beberapa tahun belakangan diketahui bahwa
ada dua jenis entamoeba yang dibedakan menurut ukuran trophozoit dan cystenya.
yaitu:
Ukuran
besar : Trophozoit: 20-30 mm
Cyste: 10-20 mm
Ukuran
kecil: Trophozoit : 12-15 mm
Cyste: 5-9 mm
E. histolytica ukuran besar ada dua strain yaitu
patogenik dan non-patogenik. Ukuran kecil biasanya non-patogenik. Strain E. histolytica yang patogen adalah
merupakan parasit protozoa yang paling penting pada orang dan banyak diteliti.
Daur hidup
Parasit ini
mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
Trophozoit---precyste---Cyste---metacyste-----metacyste
trophozoit.
Trophozoit
yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang tinggal
dibagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum dari
orang atau monyet serta melekat pada mukosa.
Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi.
Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um bersifat monopodial (satu pseudopodia
besar). Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola
makanan termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria.
Didalam usus trophozoit membelah diri secara asexual.
Trophozoit menyusup masuk kedalam
mukosa usus besar diantara sel epithel sambil mensekresi enzim proteolytik.
Didalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati,
paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain
usus. Di dalam hati trophozoit memakan sel parenchym hati sehingga menyebabkan
kerusakan hati. Invasi amoeba selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis
sekunder atau ekstra intestinal.
Trophozoit dalam intestinal akan
berubah bentuk menjadi precystic.
Bentuknya akan mengecil dan bebentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk
cyste yang matang mengandung chromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen
yang digunakan sebagai sumber energi. Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan
keluar melalui feses.
Cyste sangat tahan terhadap bahan
kimia tertentu. Cyste dalam air akan bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam
feses yang mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum atau makanan
terkontaminasi oleh cyste E. histolytica,
cyste akan masuk melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi,
dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus
metacystic” yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit
muda disebut “amoebulae”. Amoebulae
bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri asexual.
Multiplikasi (perbanyakan diri) dari
spesies ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya yaitu: membelah diri dengan
“binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan pembelahan nukleus yang
diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase metacystic.
Patologi
E. histolytica adalah spesies amoeba yang paling
unik dan berbahaya diantara spesies amoeba lainnya yang menginfeksi orang. Hal
tersebut karena protozoa ini mempunyai kemampuan untuk menghydrolysis jaringan
hospes (histo=jaringan, lytic=lysis). Sekali amoeba ini berkontak dengan
mukosa, parasit ini mensekresi enzim proteolytic, sehingga organisme ini dapat
berpenetrasi kedalam epithelium kemudian kejaringan yang lebih dalam.
Lesi intestinal
Terjadi pertama didaerah caecum,
appendix, colon ascenden dan berkembang ke colon lainnya. Bila sejumlah parasit
ini menyerang mukosa akan menimbulkan ulcus(borok), yang mempercepat kerusakan
mukosa. Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan
terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi
erosi lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat
sembuh bila parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak
terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti
infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi
ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan muskularis dan serosa.
Terjadinya kasus trophozoit terbawa
aliran darah dan limfe ke lokasi lain dari tubuh, menyebabkan terjadinya lesi
pada organ lain. Tingginya angka kematian karena penyakit ini disebabkan oleh
robeknya colon bersamaan dengan terjadinya peritonitis. Lesi sekunder pada
organ lain dapat pula ditemukan tetapi lebih sering dijumpai lesi pada hati
(sekitar 5% dari kasus amebiasis).
Lesi pada hati
Hal ini
terjadi bila trophozoit masuk kedalam venula mesenterika dan bergerak ke hati
melalui sistem vena porta hepatis, kemudian masuk melalui kapiler darah portal
menuju sinusoid hati dan akhirnya membentuk absces. Besarnya absces cukup
bervariasi dari bentuk titik yang kemudian membesar sampai seperti buah anggur.
Ditengah absces akan terlihat adanya cairan nekrosis, ditengahnya ada sel stroma
hati dan bagian luarnya terlihat jaringan hati yang ditempeli oleh ameba.
Bilamana absces pecah serpihan absces akan tersebar dan menginfeksi jaringan
lainnya.
Lesi jaringan lainnya
Lesi pada
jaringan lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak, kulit dan penis, terjadi
karena metastasis dari jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi berasal dari
absces jaringan hati.
Diagnosis
Diagnosis
terutama dilihat dari gejala klinis dan reaksi tes imunologi. Pemeriksaan
dengan sinar x dapat mendiagnosis adanya absces dalam hati. Pemeriksaan sampel
feses cukup baik dilakukan untuk mendiagnosis infeksi dalam usus. Pemeriksaan
beberapa kali terhadap feses pasien untuk menemukan trophozoit cukup baik
dilakukan. Diagnosis secara imunologik cukup baik hasilnya. Penggunaan teknik
fluoerscens antibodi cukup baik tetapi tidak dpat membedakan antara E. histolytica dengan E. hartmanni.
Pengobatan
Beberapa
obat cukup baik untuk membunuh koloni
amebiasis yaitu:
-
Asam arsanilik dan derivatnya
-
iodichlor hydroxyquinolines
Bererapa
antibiotik terutama:
-
Tetracycline, cukup baik, tetapi kurang baik untuk
infeksi ectopic.
-
Chloroquine phosphat dan niridazole, cukup efisien
-
Metronidazole, merupakan pilihan tepat karena efektif
terhadap amebiasis extra intestinal dan infeksi koloni (dosis 2g/hari, selama 3
hari).
No comments