Fisiologi Apel
Apel merupakan tanaman C3, yaitu tanaman yang fiksasi karbon
awal melalui rubisko, enzim siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa
bisfosfat dan produk fiksasi karbon organik pertama ialah senyawa
berkarbon-tiga, 3-fosfogliserat. Tanaman ini memproduksi sedikit makanan
apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO2 yang
menurun dalam daun akan mengurangi bahan ke siklus Calvin. Yang membuat keadaan
ini memburuk, rubisko dapat menerima O2 sebagai pengganti CO2. Karena
konsentrasi O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara di dalam daun,
rubisko menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2. Produknya terurai,
dan satu potong, senyawa berkarbon-dua, dikirim keluar dari kloroplas.
Mitokondria dan peroksisom kemudian memecah molekul berkarbon-dua menjadi CO2.
Proses ini disebut fotorespirasi karena proses ini terjadi dalam cahaya (foto)
dan mengkonsumsi O2 (respirasi). Akan tetapi, tidak seperti respirasi seluler,
fotorespirasi tidak menghasilkan ATP. Dan tidak seperti fotosintesis,
fotorespirasi tidak menghasilkan makanan. Sebenarnya, fotorespirasi menurunkan
keluaran fotosintesis dengan menyedot bahan organic dari siklus Calvin.
Daun apel digunakan sebagai penangkap
energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis karena apel termasuk autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun apel juga berfungsi sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi.
Kandungan kimia
ü
Senyawa pektin, kulit buah mempunyai rendemen
pektin yang lebih besar dibanding daging buah
ü
Kalium
ü
Karotenoid
ü
Kalori 58 kalori
ü
Protein 0,3 gram
ü
Lemak 0,4 gram
ü
Karbohidrat 14,9 gram
ü
Kalsium 6 mg
ü
Fosfor 10 mg
ü
Besi 0,3 mg
ü
Vitamin C 5 mg
ü
Vitamin B1 0,04 mg
ü
Vitamin A 90 SI
ü
Air 84,1 gram
ü
Quercetin
Khasiat
·
Kulit : untuk menguatkan tubuh
·
Buah :
Adanya kalium / potassium serta pektin yang
tinggi dalam apel, menjadikan buah ini sangat bermanfaat untuk mencegah stroke,
serta mengurangi kadar gula dan kolesterol darah (yang bermanfaat bagi
penderita kencing manis dan jantung koroner). Makin merah warna apel makin
tinggi zat kalium yang dikandungnya.
Kalium ini adalah jenis mineral yang mampu
mengatur detak jantung. Dengan kondisi itu maka tekanan darah ikut teratur
pula.
Selain itu buah apel
juga bisa diolah menjadi cuka sari apel yang bersifat anti septik yang mampu
membunuh bakteri-bakteri dalam saluran pencernaan, memperbaiki metabolisme
tubuh, memperlancar aliran darah untuk mengatasi toxeemia alias keracunan dalam
peredaran darah dan mencegah obesitas.
Cuka apel ini
merupakan sumber serat terlarut paling baik, yang tak mengandung kolesterol,
lemak, dan natrium. Kandungan pektin efektif menekan kolesterol jahat penyumbat
pembuluh darah (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) tinggi,
sehingga mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Cuka apel tak berefek
samping bila dikonsumsi berlebihan. Sebab, darah resisten terhadap asam.
Kelebihan asam akan dibuang. Sebaliknya, darah reaktif terhadap basa. Artinya
pH darah akan naik bila terdapat gizi yang bersifat basa. Kondisi darah
cenderung basa memudahkan tubuh terserang penyakit.
Selain itu juga
terdapat kandungan karotenoid yang merupakan sumber vitamin A, berfungsi
meningkatkan daya tahan tubuh.
Apel mengandung Quercetin, zat antioksidan yang
mengandung anti-inflammatory, yang bermanfaat mengeluarkan radikal bebas
dari tubuh kita.
Kandungan asam yang sangat tinggi baik bagi
kesehatan tubuh secara keseluruhan dan kulit khususnya
Jus apel dapat mencegah gangguan jantung dan
mencegah pengubahan lemak menjadi kolesterol di dalam darah
Taksonomi
Kingdom :
Plantae
Division :
Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida
Order :
Rosales
Family :
Rosaceae
Subfamily: Maloideae
Genus :
Malus
Species :
M. domestica
Nama binomial: Malus domestica
Nama indigo :
pohon apel
Pohon familia Rosaceae, menunjukkan hubungan di antara hasil
panen buah-buahan yang penting
No comments