Mikroorganisme, Bakteri dan Virus
Perkembangan Mikrobiologi
Sejarah
perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga
periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia
mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun 1675.
Hal
ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asalmula
kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun 1860an, ketika teori
generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis diterima,
pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata.
Perkembangan
Teknik dan Cara Kerja di Laboratorium Mikrobiologi
Selama
periode berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan
dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini
secara tiba-tiba menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk
mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak
mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah dan
mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit
tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa
perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik kedokteran.
Penelaah
mikroorganisme di laboratorium dilakukan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk
mengetahui identitas masing-masing mikroorganisme yang berbeda, atau proses
biologi dasar yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada umumnya metode-metode
yang tersedia bagi para mikrobiologiawan memungkinkan untuk pencirian
mikroorganisme.
Aplikasi Mikrobiologi dalam Kehidupan Manusia
Mikroba
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba memberikan
keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba yang menguntungkan
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya sekaligus. Sementara
itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan
ternak, bahkan manusia itu sendiri.
Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroba,
maka manusia menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi mikroba
itu. Pengendalian dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis dan sebagainya.
Protista
Prokariotik
Keragaman bakteri sangat luas. Tidak seperti organisme lain
yang mempunyai kisaran cirri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas
dan menyamai bakteri. Sebagai contoh, riketsia adalah parasit intraselular,
yang sepenuhnya bergantung pada sel inang untuk melakukan beberapa proses vital
ataupun untuk memperoleh produk tertentu. Sebaliknya, bakteri genus Thiobacillus
memperoleh energi dari oksidasi sulfur dan memperoleh karbon dari
karbondioksida. Mikoplasma bentuk tubuhnya sederhana, dan bentuk terkecil tidak
dapat dilihat jelas dengan mikroskop cahaya. Sebaliknya, Streptomicetes tumbuh
menjadi filamen dengan panjang lebih dari 100 m
Protista
Eukariotik
Algae adalah organisme eukariotik fotosintetik aerobik, yang
mengandung klorofil a, klorofil lain, dan pigmen-pigmen fotosintetik lain.
Pigmen-pigmen tersebut terletak di dalam kloroplas. Habitat algae di mana-mana,
selama tersedia cahaya matahari, kelembagaan dan nutrien sederhana. Algae dapat
uniselular atau multiselular dan dapat tertata dalam koloni filamen, atau
bentuk-bentuk multiselular lainnya. Ada yang mikroskopik dan ada pula yang
makrokospik.
Algae bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Pada
setiap tipe reproduksi mereka menggunakan banyak cara. Beberapa algae mempunyai
daur hidup yang rumit yang mencakup cara-cara aseksual maupun seksual.
Protozoa mempunyai keragaman yang luas dalam ukuran dan
bentuk. Beberapa spesies bersifat polimorfik. Banyak di antara mereka dapat
membentuk sista, dan sista itu penting di dalama penularan penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh protozoa. Secara struktural protozoa lebih rumit dan
biasanya lebih besar daripada protista prokariotik.
Reproduksi pada protozoa ialah melalui proses aseksual dan
seksual, tergantung kepada spesies dan kondisi lingkungannya. Beberapa protozoa
mempunyai daur hidup yang sangat rumit.
Protozoa memperoleh makanannya melalui banyak cara. Beberapa
adalah fotosintetik, yang lain menyerap nutrient terlarut dan yang lain lagi
menelan partikel-partikel makanan padat.
Berdasarkan cara pengerakannya terdapat empat kelompok utama
protozoa. Kelompok-kelompok ini adalah amoeba, siliata, flagelata, dan
sporozoa. Protozoa yang penting secara medis dijumpai di dalam ke empat
kelompok tersebut.
Klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri morfologis,
terutama struktur-struktur yang berkaitan dengan reproduksi, yaitu spora
aseksual dan seksual serta tubuh buahnya. Namun demikian identifikasi khamir
uniselular, seperti halnya bakteri, membutuhkan evaluasi terhadap banyak ciri
fisiologis dan reaksi-reaksi biokimia terutama pada gula.
Ada empat kelas fungi :
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Kebanyakan fungi
yang merupakan patogen bagi manusia dijumpai dalam kelas Deuteromycetes.
Meskipun bukan merupakan kelompok taksonomi tunggal, kapang lendir
(Mycomycetes) merupakan sekumpulan mikroorganisme renik yang mempunyai ciri-ciri
serta daur hidup morfogenetik (berubah bentuk) seperti amoeba.
Isolasi
Mikroba
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada
umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu
jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua
prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang.
Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium
itu menye-diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan
untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis
tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermaafaat untuk memisahkan beberapa
jenis.
Identifikasi jenis menggunakan semua sifat yang berkaitan
dengan jenis. Hal ini mencakup morfologi, daya gerak, sifat biokimianya,
kebutuhan akan oksigen, reaksi pewarnaan Gram, dan beberapa diantaranya sifat
kekebalan.
Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi
dapat juga memperta-hankan sifat-sifat genotip dan fenotipnya.
Terdapat 3 metode dalam pemeliharaan kultur, antara lain
penyimpanan kultur dengan cara pengeringan; metabolisme terbatas; dan
penyimpanan kultur dengan cara liofilisasi. Metode yang sering digunakan adalah
pengeringan beku.
Pertumbuhan dan Multiplikasi
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas
konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran,
diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau
massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel
atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase
yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial,
fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati
pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat
dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah
dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada
pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat
dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam
menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel
secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat
tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel
dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau
hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode
turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau
koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit
ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl.
Virus
Bakterial
Bakteriofage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri
dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif dalam penanganannya
dan kesederhanaan infeksi fage bakteri membuatnya menjadi suatu sistem model
bagi penelaahan patogenesitas virus maupun banyak masalah dasar di dalam
biologi, termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi.
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat
yang terkemas di dalam selubung protein pelindung. Reproduksi virus bakterial
yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut: adsorbsi partikel fage,
penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel
fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan
bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang. Fage-fage virulen telah digunakan
untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.
Virus
Hewan dan Tumbuhan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler
obligat yang sangat kecil. Setiap virion mempunyai sebuah inti pusat asam
nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan virus
tumbuhan dapat ikosashedral, helikal, bersampul atau kompleks.
Proses replikasi virus dimulai
dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa ini disusul dengan penetrasi
dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-komponen virus dan perakitan serta
pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.
Dasar-dasar
Klasifikasi
Penelaahan mengenai organisme untuk menetapkan suatu sistem
klasifikasi yang mencerminkan dengan sebaik-baiknya semua persamaan dan
perbedaannya dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam penyusunan taksonomi mikroorganisme
adalah pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasi yang kesemuanya disebut
dengan sistematika mikroba.
Sistem klasifikasi biologi didasarkan pada hierarki
taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada
satu ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies – genus –
famili ordo – kelas – filum atau divisi – dunia. Mikroorganisme, sebagaimana
bentuk-bentuk kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem
biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology pada umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi
secara berkala untuk memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan
mikroorganisme dan melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang
diperoleh. Bergey’s Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi semua
bakteri menjadi 19 bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh
sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada
pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak
ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema
suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya.
Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai
mikroorganisme belum lengkap.
Bakteri, sebagaimana tampak melalui uraian singkat mengenai
19 kelompok, memperlihatkan keragaman yang luas. Tidak ada organisme lain yang
mempunyai kisaran ciri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan
menyamai bakteri.
Enzim
dan Metabolisme Bakteri
Klasifikasi enzim berlaku hanya untuk enzim-enzim tunggal,
penamaan berdasarkan reaksi yang dikerjakan oleh enzim tersebut dan ditambah
akhiran – ase.
Menurut Comission on Enzymes of the
International Union of Biochemistry terdapat enam kelas utama Enzim yaitu:
1.
|
Oksidoreduktase
|
—>
|
Reaksi
transfer elektron (atau pemindahan atom hidrogen)
|
2.
|
Transferase
|
—>
|
Transfer
gugusan fungsional (mencakup fosfat, amino,metil, dsb)
|
3.
|
Hidrolase
|
—>
|
Reaksi
hidrolisis (penambahan molekul air untuk memecahkan ikatan kimiawi)
|
4.
|
Liase
|
—>
|
Penambahan
ikatan ganda pada molekul dan pengusiran non hidrolitik gugusan kimia
|
5.
|
Isomerase
|
—>
|
Reaksi
Isomerasi
|
6.
|
Ligase
|
—>
|
Pembentukan
ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP
|
Setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan temperatur
tertentu. Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim tetapi
tidak menghancurkannya. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara yaitu
Metabolisme
pada bakteri pada dasarnya seperti yang terjadi pada sel-sel organisme lain
secara umum. Reaksi metabolisme terdiri atas dua proses yang berlawanan.
Metabolisme pertama adalah sintesis protoplasma dan penggunaan energi disebut
anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi substrat yang diikuti
perolehan energi disebut katabolisme.
ENZIM
Enzim
atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.Enzim
sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh
enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi
metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.
Reaksi-reaksi
enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/ nutrient dalam
keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi Kimia yang
digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain.
1.
Nomenklatur
Enzim
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase.
Di depan –ase digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja., atau nama
reaksi yang dikatalisis. Misal : selulase, dehidrogenase, urease, dan
lain-lain. Tetapi pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu
digunakann. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman
pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya
pepsin, tripsin, dan lain-lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organik (1978),
akhiran –ase tersebut diganti dengan –asa.
2.
Struktur
Enzim
Pada mulanya enzim dianggap hanya
terdiri dari protein dan memang ada enzim yang ternyata hanya tersusun dari
protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi ada juga enzim-enzim yang
selain protein juga memerlukan komponen selain protein. Komponen selain protein
pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam/ metal, atau
molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim
(apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim.
Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktornya dinamakan metaloenzim.. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat
katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai
stabilisator supaya enzim tetap aktif.
Tabel
1. Beberapa enzim yang mengandung ion
logam sebagai kofaktornya
Ion
logam
|
Enzim
|
Zn
2+
Mg2+
Fe2+
/ Fe3+
Cu2+/
Cu+
K+
Na+
|
Alkohol
dehidrogenase
Karbonat
anhidrasa
Karboksipeptidasa
Fosfohidrolasa
Fosfotransferasa
Sitokrom
Peroksida
Katalasa
Feredoksin
Tirosina
Sitokrom
oksidasa
Piruvat
kinasa (juga memerlukan Mg2+)
Membrane
sel ATPasa ( juga memerlukan K+ dan Mg2+)
|
3.
Aktivitas
Enzim
Seperti halnya katalisator, enzim dapat
mempercepat reaksi Kimia dengan menurunkan energi aktivasinya. Enzim tersebut
akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga mencapai keadaan transisi
dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada energi aktivasi yang
diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan katalisator atau
enzim.
4. Penggolongan
(Klasifikasi) enzim
- Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu
zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan
substratnya yaitu :
A.
Karbohidrase,
yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang
diuraikannya, misal :
a.
Amilase,
yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9
suatu disakarida).
|
2 (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11
|
|
b.
Maltase,
yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
|
C12H22O11
+ H20 2
C6H12O6
|
|
c.
Sukrase,
yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d.
Laktase,
yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e.
Selulase,
emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
f.
Pektinase,
yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B.
Esterase,
yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya
:
a.
Lipase,
yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b.
Fosfatase,
yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
C.
Proteinase
atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a.
Peptidase,
yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b.
Gelatinase,
yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c.
Renin,
yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
- Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong
dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a.
Dehidrogenase
: enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi
hasil-hasil oksidasi.
b.
Katalase
: enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
- Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan
ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a.
Karboksilase
: yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b.
Transaminase
: yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu
asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Enzim juga dapat
dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau
dari sel yang membentuknya.Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel.
Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim
dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim
konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli
apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim
yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan
enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai
substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut
walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau
melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi sintesisnya
akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
5. Koenzim
Dalam peranannya
,enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein. Ditinjau dari
fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen,
pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (“group transferring”) dan
koenzim dari isomerasa dan liasa.
Tabel
2. Contoh-contoh koenzim dan peranannya
No
|
Kode
|
Singkatan dari
|
Yang dipindahkan
|
1.
|
NAD
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
2.
|
NADP
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat
|
Hidrogen
|
3.
|
FMN
|
Flavin mononukleotida
|
Hidrogen
|
4.
|
FAD
|
Flavin-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
5.
|
Ko-Q
|
Koenzim Q atau Quinon
|
Hidrogen
|
6.
|
sit
|
Sitokrom
|
Elektron
|
7.
|
Fd
|
Ferredoksin
|
Elektron
|
8.
|
ATP
|
Adenosina trifosfat
|
Gugus fosfat
|
9.
|
PAPS
|
Fosfoadenil sulfat
|
Gugus sulfat
|
10.
|
UDP
|
Uridina difosfat
|
Gula
|
11.
|
Biotin
|
Biotin
|
Karboksil (CO2)
|
12.
|
Ko-A
|
Koenzim A
|
Asetil
|
13.
|
TPP
|
Tiamin pirofosfat
|
C2-aldehida
|
Enzim
dalam darah dapat digolongkan berdasarkan sumber dan aktivitasnya, yaitu:
1. Enzim Spesifik Plasma
Enzim golongan ini dikeluarkan oleh organ tertentu ke dalam
darah dalam keadaan aktif dan berfungsi di dalam darah.
Contoh :
- Faktor koagulasi : Faktor II
(protrombin), Faktor X
- Cholesterol transferase dan
Cholinesterase yang dibentuk oleh hati namun kerjanya didalam darah.
2. Enzim Selluler
Enzim golongan ini berfungsi dan dijumpai sangat banyak
didalam sel. Enzim ini berada dalam darah karena adanya kerusakan sel
(nekrosis) atau gangguan permeabilitas membrane sel.
Pada orang sehat, enzim golongan ini dipakai dalam darah
dengan kadar yang rendah sebagai akibat pergantian sel yang normal, misalnya :
SGOT dan SGPT.
3. Enzim Sekresi
Enzim golongan ini serupa dengan enzim seluler, tidak
berfungsi di dalam darah dan normal dijumpai dalam darah dengan kadar yang
rendah.
Adanya kadar tinggi enzim golongan ini dalam darah
menunjukkan terjadinya gangguan dalam proses sekresi enzim ini. Contoh: alkali
fosfatase, amilase dan lipase.
No comments