Breaking News

Mekanisme Spesiasi

Pada prinsipnya ada tiga macam mekanisme spesiasi sebagaimana dikemukakan Tamarin (1991) yaitu Allopatric, Parapatric, dan Sympatric Speciation.
   Meskipun ada perbedaan morfologik, fisiologi maupun perilaku, namun bila pertukaran gena tetap dimungkinkan maka kedua organisme yang bertukar gena itu termasuk dalam satu spesies. Dengan demikian variasi yang ada merupakan variasi intra spesifik.
Dalam cakupan yang luas tidak dimungkinkannya pertukaran gena disebabkan adanya hambatan (barier), misalnya barier Geografik. Dua populasi yang dipisahkan oleh barier Geografik disebut Allopatrik, bila berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menjurus pada terjadinya isolasi reproduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya penimbunan pengaruh faktor-faktor intrinsik. Bila kejadian tersebut berlanjut dapat terjadi dua populasi tersebut meskipun sudah berada dalam satu lingkungan lagi (simpatrik), tetap tidak mampu mengadakan pembuahan.
Mekanisme isolasi intrinsik, dapat dibedakan (1) mekanisme yang menyebabkan terhalangnya perkawinan, (2) mekanisme yang menyebabkan terjadinya hibrida, (3) mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida. Ihtisar berikut ini menggambarkan kemungkinan-kemungkinan mekanisme isolasi intrinsik.

Mekanisme yang mencegah terjadinya perkawinan





Mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida


Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida
1.      Isolasi Ecogeographic
2.      Isolasi Habitat
3.      Isolasi Iklim/musim
4.      Isolasi Kelakuan
5.      Isolasi Mekanis

6.      Isolasi Genetis




7.      Isolasi Perkembangan
8.      Ketidak mampuan hibrida untuk hidup
9.      Sterilitas hibrida
10.  Eliminasi hibrida yang bersifat selektif
Mekanisme yang beroperasi pada orang tua/induk (mencegah fertilisasi)








Mekanisme yang beroperasi pada hibrida, mencegah keberhasilannya.

a.      Isolasi Ecogeografik
Dua populasi yang terpisah oleh barier geografik yang lama, pada suatu waktu telah menjadi sangat berbeda secara morfologik atupun secara anatoik sehingga pada saat terdapat dalam keadaan tidak terpisah keduanya tidak simpatrik lagi.
Sebagai contoh dapat dikemukakan disimi Platanus occidentalis dan Platanus orientalis yang secara artificial dapat saling diserbukan tetapi penyerbukan secara alami tidak terjadi. Dapat dikatakan disini bahwa keduanya tidak hanya terpisah secara geografik tetapi juga terpisah secara genetik.
Gambar 5.1 memperlihatkan model isolasi geografik/spesiasi geografik.

b.      Isolasi Habitat
Dua populasi simpatrik yang menghuni habitat yang berbeda, dalam kenyatanya akan kawin dengan populasi yang sama, dibanding dengan populasi yang berbeda.
 Sebagai contoh dapat dikemukakan disini Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Namun kecenderungannya, Bufo fowleri akan kawin dengan Bufo fowleri dan Bufo americanus akan kawin dengan Bufo americanus. Pilihan ini ada hubungannya dengan pilihan tempat tinggalnya. Bufo fowleri memilih tempat tinggal dan kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus memilih tempat yang berujud kubangan-kubangan air hujan.
Contoh lain dapat dikemukakan disini, menyangkut capung yang dikenal dengan nama Progompus abscurus yang menghuni bagian selatan florida, dan  Progompus alachuensis yang menghuni bagian selatan florida. Dibagian sentral florida keduanya dapat dijumpai, namun ternyata masing-masing habitat yang berbeda. Progompus abscurus memilih hidup di dekat sungai, sedang Progompus alachuensis menghuni daerah dekat danau.

a.      Isolasi Iklim/Musim
Kalau dimuka disebut-sebut contoh tanaman yang dapat diserbukan secara artifisial dan menghasilkan keturunan yang fertil, namun tidak dapat pernah terjadi pembuahan secara alami, karena terpisah secara ecogeografik, maka pada Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya juga dapat diserbukan secara artifisial. Namun secara alami pembuahan tidak mungkin terjadi. Peristiwa ini disebabkan karena masa berbunga Pinus radiata terjadi pada bulan Februari, sedangkan Pinus muricata terjadi pada bulan April.
Hal ini juga terjadi pada hewan, seperti Rana, yang disebabkan masa aktif perkawinannya berbeda
a.      Isolasi Kelakuan
Kelakuan atau sebagaimana diketahui merupakan kejawantahan merupakan kegiatan biologi yang kompleks dan merupakan seuatu totalitas, dan merupakan penampilan yang “Spesies-spesies”, khas untuk spesies tertentu, suatu hal yang stereotipik.
Dalam kegiatan reproduksi, tersebut di atas memberi ciri yang menyebabkan tidak akan terjadi kekeliruan perkawinan antara spesies yang berbeda-beda. Di alam dapat dijumpai beranekaragam itik, namun karena ciri perilaku kawin berbeda-beda terjadilah isolasi reproduksi. Gambar 5.3  adalah contoh perilaku kawin, dalam hal ini saat itik jantan meminang itik betina, dari jenis jantan Mallard.
Yoselyn Crane, dari Beebe Tropical Research Station di Trinidad berhasil membeberkan perilaku kawin pada kepiting jantan dari Genus Uca, yang mengangkat tinggi-tinggi sapitnya yang besar, mengangkat badannya di bagian itu, dan berjalan mengelilingi lubang tempat kepiting betina berada. Ia memperoleh kenyataan bahwa perbedaan antara kepiting jantan yang berbeda spesiesnya pula perilakunya. Dan ini cukup menyolok.
Perilaku kawin pada jangkrik atau burung dimanifestasikan dalam bentuk suara, pada burung ini merupakan penunjang manifestasi yang berupa perilaku visual.

No comments