MORFOLOGI DAN ANATOMI KEPITING
Kepiting adalah binatang
crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat
pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya sama
sekali tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam Phylum
Athropoda, Sub Phylum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder
Pleocyemata dan Infraorder Brachyura. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan
exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan
sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran
yang beraneka ragam, dari pea crab,
yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang,
dengan rentangan kaki hingga 4 m (Anonim, 2008).
Menurut Prianto (2007), walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan (Gambar
1 dan 2). Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama
dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds
yang berbeda-beda. Chelipeds dapat
digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang
dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting
juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk
melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima
pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan
tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali
beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari
carapace tidak membentuk sebuah
rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih
(phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang
berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen
biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak
terletak di bagian bawah carapace.
Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi
tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah
tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang
makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka
luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan
kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan. Makanan yang
diperoleh dihancurkan dengan menggunakan sapit, kemudian baru dimakan (Shimek, 2008).
Kepiting bakau ukurannya
bisa mencapai lebih dari 20 cm. Sapit
pada jantan dewasa lebih panjang dari pada sapit betina. Kepiting yang bisa
berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan pantai Indonesia, terutama di
daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai, tetapi jarang
ditemukan di pulau-pulau karang (Nontji, 2002). Disamping morfologi sapit, kepiting jantan dan betina dapat dibedakan
juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan lebih sempit dari pada
abdomen betina
Irmawati (2005) melaporkan
bahwa, kepiting bakau dapat diidentifikasi dengan mengamati ciri-ciri meristik
dan morfometril serta pola warna dengan mengacu pada kunci identifikasi Keenan,
Carpenter dan Niem (l998). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan
warna, bentuk duri pada frontal dan jumlah duri pada karpus, teridentifkasi 3
spesies kepiting bakau di kawasan Mangrove Sungai Keera Kabupaten Wajo Sulawesi
Selatan, yaitu Scylla olivacea, Scylla serrata dan Scylla paramamosain dimana Scylla
olivacea adalah jenis yang dominan, yaitu 92% dari total sampel. Terdapat
perbedaan karakter meristik yang dimiliki oleh ketiga spesies kepiting bakau
yang ditemukan di kawasan mangrove tersebut.
Sebagian besar kepiting yang hidup
di mangrove memperlihatkan adaptasi morfologis saat bernafas ketika berada di
darat. Ukuran insang kepiting berkorelasi dengan habitat dan aktivitas
metabolik. Spesies intertidal di daerah temperate
umumnya telah mereduksi luas insang dibanding dengan spesies akuatik. Gejala
ini terjadi pada spesies kepiting mangrove Ocypode
dan Uca yang mempunyai beberapa
filamen insang dibanding kerabat dekatnya di spesies akuatik. Filamen insang
mengeras sebagai pemelihara bentuk, orientasi
dan fungsi tubuh bila kepiting keluar dari air. Celah insang menjadi
vaskular dan dapat berfungsi sebagai paru-paru. Kepiting ini memompa udara
melalui udara yang tertahan di dalam celah insang yang harus diperbaharui
secara teratur dengan sering masuk ke dalam air (Hutching, dan Saenger, 2001 dalam Prianto, 2007).
Menurut Prianto (2007) bahwa, bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu
dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh
tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan
rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu
merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki
melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds
dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima
sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia. Kepiting
mengandalkan kombinasi organ perasa untuk menemukan makanan, pasangan dan
menyelamatkan diri dari predator.
Kepiting memiliki sepasang
mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai,
dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat
mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai
spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan
menggunaklan chelipeds-nya atau
menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina. Setiap spesies
memiliki suara yang khas, hal ini digunakan untuk menarik sang betina atau
untuk menakut-nakuti pejantan lainnya
terima kasih kak Andre
ReplyDelete