Pentingnya Karya Mendel dalam Evolusi
Temuan Mendel mempunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya
teori percampuran dalam keturunan (The
Blending Theory of Inheritance) yaitu, pemikiran bahwa ciri-ciri orang tua
diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke generasi
berikut dalam bentuk campuran. Di kalangan manusia, ungkapan yang menyatakan
seseorang berdarah campuran, sebenarnya berawal pada teori ini.
Eksperimen
Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; yakni faktor genetik ciri
atau sifat yang diwarisi dari orang tua hanya bergabung untuk sementara waktu
dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya faktor genetik tersebut akan
pecah atau memisah lagi menjadi satuan-satuan yang ada pada induk aslinya.
Perbandingan antara teori atau hukum Mendel dengan teori percampuran sifat. Diagram tersebut menunjukkan bahwa
teori percampuran ternyata menghasilkan keseragaman, sedangkan
eksperimen Mendel menunjukkan hasil keturunan yang beragam.
Berdasarkan kedua teori tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teori
pewarisan menurut Mendel memberi peluang kejadian evolusi biologi makluk hidup.
Perbedaan Pendapat dan
Tantangan yang Berkembang
Teori Darwin
menimbulkan efek sosial yang menghebohkan karena dianggap bertentangan dengan
pedoman hidup yang berlaku saat itu, baik yang menyangkut segi agama maupun
yang menyangkut etika sosial.
Sebagaimana diketahui “Origin of Species”
dianggap sebagai gagasan yang berisikan ungkapan yang menentang adanya ciptaan
khusus, berarti melawan kaidah agama. Dari segi agama, pemahaman kitab suci
masih terbatas melalui apa yang tersurat, belum melalui apa yang tersirat.
Itulah sebabnya teori evolusi tidak dapat diterima dan tidak dapat dicerna
karena menghadapi harga mati seperti yang tercetus dalam kitab suci.
Tantangan terhadap Darwin juga berasal dari
ahli-ahli kemasyarakatan, disebabkan “seleksi alam” dan kemampuanbertahan hidup
pada ras yang cocok dengan alam merupakan perjuangan untuk hidup Pengertian
dari konsekuensi ungkapan tersebut yaitu “kemampuan bertahan bagi yang paling
perkasa”, dan menurut para ahli kemasysrakatan hal ini adalah suatu perbuatan
yang kejam. Jika teori ini dibiarkan berkembang maka dikhawatirkan masyarakat
akan menggunakannya sebagai pedoman hidup.
Disamping sorotan dari aspek agama dan
kemasyarakatan Darwin
juga menemui kesulitan dengan para ahli biologi yang mempertanyakan tentang
pengertian spesies dalam Origin of Species. Perbedaan spesies lebih
ditekankan pada perbedaan morfologik dan ekogeografik. Disamping itu para ahli
juga mempertanyakan sumber asal mula spesies yang pertama. Ini tidak dapat oleh Darwin . Selain itu, tentang “seleksi alam” Darwin pun tidak dapat
menjelaskan tentang sumber kekuatan yang menyeleksi dan sumber yang dikenai
seleksi sampai terjadi perubahan, serta mekanisme terjadinya seleksi. Hal ini
merupakan kelemahan Darwin
karena tidak mempunyai bukti yang kuat untuk menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan gagasannya secara ilmiah.
Kelebihan Darwin dalam menyusun teorinya antara lain
karena kemampuannya untuk menggunakan gejala yang dilihatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Variasi yang dijumpai Darwin
dalam domestikasi kemudian diangkatdalam teorinya dengan ungkapan “seleksi
alam” setelah dipadu dengan variasi yang ada di alam. Selanjutnya yang dianggap
penting oleh Darwin
adalah apa yang disebutnya sebagai perjuangan untuk hidup artinya perjuangan di
alam, perjuangan untuk tidak terseleksi atau tersisih bahkan punah. Dengan
demikian, Darwin
mencoba membandingkan seleksi yang dilakukan oleh manusia dengan yang terjadi
di alam dan apa akibatnya pada ciri-ciri tertentu. Disamping itu diuraikan pula
seleksi bagi usia yang berbeda serta jenis kelamin yang berbeda pula, yang
kemudian diperkenalkan dengan istilah “Seleksi Seksual”.
Mengenai seleksi alam Darwin membedakan adanya tempat-tempat yang
memungkinkan terjadinya seleksi alam dengan baik tetapi adapula tempat-tempat
yang tidak. Sebagai contoh di daratan Amerika yang diduga sebagai tempat asal
burung Finch yang berevolusi menjadi 14 spesies, tidak memiliki spesies
sebanyak itu.
Charles Darwin menyinggung pula tentang hukum-hukum
yang menyangkut variasi/menyebabkan terjadinya variasi, seperti akibat kondisi
eksternal, hukum use and disuse organ tubuh dalam kaitannya dengan
seleksi alam, terutama alat untuk terbang dan indra penglihat. Selain itu,
dalam bukunya Darwin
juga menuangkan hal-hal yang menyangkut naluri/insting dalam kaitannya dengan
seleksi alam. Masalah hibrid pun sudah disinggung, meskipun pada waktu itu
pengertian hibrid masih terbatas pada apa yang terlihat saja. Darwin belum mengenal apa yang disebut
genetika, masalah pewarisan ciri-ciri dari induk kepada keturunannya namun ia
telah menduga masalah ini ada kaitannya dengan proses evolusi. Sudah barang
tentu hal ini berkaitan dengan hobinya dalam domestikasi; hibrid hasil domestikasi,
sterilitas hibrid menjadi titik tolak untuk mempelajari hibrid yang terjadi
secara alami.
Pengaruh Charles Lyell terlihat dari apa yang
dipaparkan Darwin
tentang pentingnya catatan geologik, lebih-lebih berkaitan dengan sedikitnya
penemuan fosil yang berhasil ditemukan. Dalam gagasannya pula Darwintelah
menyinggung makna distribusi geografis, bukti evolusi mengenai embriologi
perbandingan, masalah morfologi, dan organ-organ rudimenter.
Semua yang telah disebutkan di atas adalah
komponen-komponen penting yang dikemudian hari merupakan kunci untuk memberi
interpretasi tentang terjadinya evolusi makhluk hidup.
Sekarang ini konflik antara agama dan paham evolusi
tidak lagi setajam sebagaimana pada abad 19. Paling tidak selama tidak
membicarakan evolusi manusia, orang awam pun dapat memahami. Kalaupun
menyinggung masalah evolusi manusia, tidak lagi terdengar konflik yang terbuka.
Jika Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya
hanya terbatas pada evolusi makhluk hidup, maka Teilhard de Chardin (1881-1955),
seorang ulama gereja yang mengadakan penjelajahan sampai ke China dan Afrika,
dan bersama Von Koenigswald mempelajari manusia Jawa, mempunyai pandangan
tentang evolusi yang berbeda. Ia membagi proses evolusi menjadi beberapa tahap,
tahap atau fase Geosfera yang menyangkut evolusi bumi dan alam semesta, fase
Biosfera yang membicarakan perkembangan makhluk hidup secara evolutif, fase
Noosfera menyangkut perkembanganevolusi manusia, tidak lagi secara fisik
semata-mata namun perkembangan pikiran, yang terakhir ini ia menyebutnya
sebagai evolusi perkembangan kesadaran batin.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat kini
memungkinkan pemahaman gejala biologik secara kimia atau fisika, sedangkan
kuantifikasi gejala digunakan ilmu bantu lain anatranya matematika. Dengan
demikian dicapai kecermatan dan kedalaman yang lebih dibanding masa lalu.
No comments